Here we go again

5.6K 357 37
                                    

Haiii Apa kabar....

hati-hati typo

**********

Gracia meraba permukaan ranjang disebelahnya, yang kosong tidak berpenghuni. Seketika itu juga kesadaranya terkumpul langsung. Dengan mata yang masih sulit menyesuaikan dengan cahaya, dia mulai mengerjap-ngerjap.

Shani tidak ada di sampingnya, membuatnya merenggut dan langsung berusaha bangkit untuk duduk. Baru saja dia ingin mencari Shani, suara dari dalam kamar mandi membuatnya menajamkan pendengaran.

"Sayang?"

Bukannya mendapat sahutan, Gracia kembali mendengar suara seseorang yang sedang berusaha memuntahkan isi perutnya.

Gracia pun memutuskan bangkit dari ranjang, dan memungut pakaian nya untuk dikenakan kembali, Sambil berjalan pelan menuju pintu kamar mandi yang tertutup rapat dengan langkah hati-hati.

"Shani," panggil Gracia sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Kamu di dalem, sayang?"

Yang terdengar hanya suara air dari keran yang dibuka membentur westafel dengan suara yang terdengar jelas. Tidak ada lagi orang yang sedang memuntahkan isi perutnya. Lalu setelah beberapa menit, suara air dari keran berhenti terdengar dan pintu kamar mandi terbuka.

Penglihatan Gracia langsung mendapati Shani yang bertampang nelangsa, sebagai sosok yang membuka pintu kamar mandi dari dalam.

"Berisik ya? Maaf, kamu jadi kebangun." Ucap Shani, yang dijawab langsung dengan gelengan oleh istrinya.

"Kamu mual-mual lagi ya Shan?" tanyanya. "Sekarang masih mual?" langsung Gracia memeluknya sekali lagi saat bertanya saat Shani mengangguk.

Aku jadi meringis, kasihan dengan Shani yang akhir-akhir ini mengalami mual-mual. Dengan lembut Gracia mengusap rahang suaminya itu dan mendapati senyum hangat dari bibirnya.

"Tidur lagi ya, Sayang?"

Gracia mengangguk. Dengan lembut Shani merangkul pinggang istrinya, menuntunnya kearah ranjang dengan hati-hati. Begitu selanjutnya bahkan sampai merebahkan diri Gracia pelan, dan menarikan selimut hingga sebatas dada. Setelah mengusap kepala istrinya sekali, akhirnya Shani pun ikut masuk ke dalam selimut.

"Tidur." Ucapnya saat melihat Gracia yang malah memerhatikan Shani alih-alih tidur.

Gracia tersenyum, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Suaminya dan menyisir helaiannya dengan lembut.

"Apa seburuk itu rasanya?" Gracia menelusuri alis tebalnya dengan ibu jari, "Maaf ya." Lanjutnya.

"No...kamu nggak perlu minta maaf, ini nggak terlalu buruk." Shani mengulurkan tangannya ke pinggang Gracia, menariknya untuk agak merapat padanya. "Asal kamu tahu, aku bersyukur saat ini karna bukan kamu yang harus ngalamin hal ini lagi." Sambungnya dengan senyum menenangkan.

Tangan Gracia yang sejak tadi berada di wajah Shani pun beralih ke dada milik Shani lalu menyadarkan dahinya disana.

"Malam, Shan."

Yang di dengar Gracia sebelum tenggelam kealam mimpi hanya gumaman rendah Shani, dan kecupan serta elusan bertubi-tubi di kepala dan perutnya.

Sudah lama rasanya Gracia tidak memimpikan apapun dalam tidur, buruk atau indah. Setiap terlelap, Gracia hanya merasakan kenyamanan. Karna...dia selalu terlelap didalam dekapan hangat Shani.

Tapi berbeda dari malam-malam biasanya, Gracia merasa tidurnya lagi-lagi terusik. Tidak begitu nyaman seperti biasanya.

Dia merasakan Shani terus bergerak-gerak di sampingnya, bahkan pelukannya pun sudah terlepas. Ya ampun, padahal setelah terbangun tadi, sepertinya belum lama dia kembali terlelap.

"Kamu kenapa?" Tanya Gracia dengan suara pelan saat Shani masih saja bergerak-gerak tidak nyaman, dan saat dilihat, matanya tidak terpejam sama sekali.

"Aku nggak bisa tidur." Shani menjawab dengan alis yang saling bertaut. "Aku kepikiran sate padang." Lanjutnya.

Gracia mengangkat kedua alisnya, lalu melirik pada jam dinding yang sekarang menunjukan pukul 00.45 malam.

"Jam segini?"

"Iya. Udah, kamu tidur aja lagi Gre." Perintah Shani.

Tapi alih-allih kembali memejamkan mata, Gracia malah bangkit dari posisi berbaringnya dan menguncir rambutnya setelah merapikannya sedikit dengan jemari tangannya.

"Angkringan mungkin masih buka," Gracia menggeleng. "Maksud aku, harusnya masih buka." Ralatnya.

"Ya ampun Gre, udah malam banget ini. Udara malam juga nggak baik buat kamu sayang." Kali ini Shani yang menggeleng.

"Tidur."

Gracia memutar matanya, lantas menarik tangan Shani untuk segera ikut bangkit.

"Buruan Shani. Kalo debat terus, nanti makin malam."

"Gre.."

"Shani, kalo kemauan kamu nggak keturutan nanti adiknya Sham ileran. Udah ah, ayuk buruan!"


*********

yang udah baca part ini makasih ya sebelumnya, 

Karna sekarang-sekarang ini lagi banyak ngabisin waktu dirumah jadi ya ga tau lagi tetiba kecetus part abal abalan kayak gini. 

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang