13

4.5K 373 25
                                    

Hati hati typo

*******

Berhari-hari hidup bersama Gracia adalah godaan yang tidak bisa Shani tahan lebih lama lagi. Jika orang diluar sana hanya bisa membayangkan atau melihat Gracia dari kejauhan, maka Shani adalah satu-satunya orang yang beruntung karena memiliki akses penuh kepada Gracia.

Apa pun, akan rela Shani lakukan untuk malam ini. Gracia telah memberikannya sinyal yang amat terbaca olehnya. Dan Shani hanya perlu menyelesaikan sampai tuntas.

“Siapa yang pernah kamu bawa ke kamar ini?” tanya Gracia ketika memasuki kamar yang interiornya terlampau mewah dan luas nya diatas hotel reguler.

Shani menggeleng. “Aku nggak pernah bawa perempuan ke area pribadi ku, kamu yang pertama.”

Gracia lega, karena dikiranya Shani akan menyebutkan nama Nadse. Kalau sampai dia mendengar nama itu, tidak segan-segan Gracia meninggalkan Shani saat itu juga.

Jadi apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Gracia malah bertanya-tanya.

“Kamu capek kan? Istirahat dulu aja.” Shani sambil mengambil sesuatu dari dalam lemari. “Tadi sekretaris ku telepon ada kerjaan yang harus aku selesaikan malam ini.” Katanya sambil membuka laptop.

Shani melepaskan dasi dan jas nya lalu fokus ke layar laptop. Sementara Gracia melepaskan sepatunya lebih dulu. Beruntungnya si laptop bisa dipandang mesra sama Shani. Oh, Gracia cemburu buta sama laptopnya Shani.

“Kita nginep disini, atau pulang Shan.”

“Kamu maunya? Aku terserah.”

“Pulang aja ya, kalo nginep kan kita nggak bawa baju ganti.”

“Boleh tapi maleman ya.”

“Terus kita mau ke bawah lagi?”

Baru Shani menengok pada Gracia. “kamu mau?”

“Capek.” Jawab Gracia sambil menggeleng.

Shani tertawa melihat wajah memelas Gracia yang tetap saja terlihat cantik. “Nanti aku pijitin.”

Gracia beralih menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. Dia tidak tahan lama-lama full make up, seperti sekarang. Dan Shani juga bilang kan, kalau mereka tidak akan kembali lagi ke bawah, kalaupun mereka pulang pasti sudah sepi.

Pintu kamar mandi yang tidak terkunci tiba-tiba terbuka, Shani ada disana tersenyum dan menatap lembut pada Gracia.

“Kerjaan ku udah selesai.” Kata Shani, yang hanya dibalas 'oh' oleh Gracia.

“Kamu nggak mau mandi dulu?” tanya Shani sambil melangkah mendekati Gracia.

“Pengen sih, tapi nanti di apartemen aja.” Jawab Gracia dan ingin buru-buru meninggalkan kamar mandi sekarang juga. Entah mengapa tatapan Shani berubah. Seperti ingin menerkamnya hidup-hidup dan alarm waspada Gracia tiba-tiba menyala, dia harus segera pergi. Harus.

Shani tidak membiarkan Gracia pergi, dia malah mengangkat tubuh Gracia ke atas meja wastafel yang berbahan marmer. Matanya masih menatap Gracia penuh dengan hasrat. Shani membungkukkan tubuhnya dan mengangkat kaki Gracia, memijitnya bergantian.

“Makasih.” Ucap Gracia gugup. Dan dia tidak pernah segugup ini. Padahal bukan kali ini tubuh mereka berdekatan. Tapi sekarang atmosfer nya sungguh berbeda. Shani seperti bukan Shani yang Gracia kenal. Bukan dalam artian buruk, melainkan Shani terlihat lebih...jantan!

Saat Gracia berusaha untuk turun, Shani malah menggeleng dan lagi-lagi tersenyum pada Gracia. Sambil mendekatkan wajahnya.

Dikecupnya bibir Gracia dengan lembut, dan tangan Shani pun bekerja maksimal menyentuh tiap jengkal tubuh Gracia yang lengkap dilapisi kebaya dan kain. Sampai di titik tertentu, suara desahan Gracia terlepas dan terdengar begitu seksi ditelinga Shani.

Shani menatap Gracia, mata indah milik istrinya itu selalu pandai menyimpan rahasia dari dirinya. Dicium lagi mata, hidung, dan terakhir bibir Gracia dengan cukup lama. Sebanyak apapun Shani menciumnya tidak akan pernah cukup.

“Sharing di dalam?” tanya Shani dengan nafas memburu dan menggoda membuat Gracia seketika melotot.

Wajah Gracia merah padam, bagus kali ini Shani berhasil menjajah dirinya. Biasanya dia yang selalu membuat Shani salah tingkah. Tapi sekarang Shani yang berkuasa atas dirinya.

Shani tidak mendengar bantahan dari Gracia, yang dilakukan selanjutnya adalah melepas pakaian yang melekat pada tubuh Gracia dengan secepat mungkin tanpa mengindahkan protes yang ingin dilemparkan oleh Gracia.

“Kalo mau marah-marah besok aja ya.” Kata Shani sambil mencium sekilas bibir Gracia. “Kamu tunggu sini aku nyalain air nya dulu.”

Gracia bisa mendengar debaran jantungnya yang berlomba tak mau kalah. Setelah air perlahan memenuhi jacuzzi, dihadapannya Shani  dengan menggodanya melepaskan kemeja dan celana panjangnya.

Ini baru akan dimulai dan Gracia sepertinya membutuhkan napas buatan. Shani tidak bercanda dengan kata-katanya, karena setelah itu dengan mudahnya dia menggendong Gracia dan membawanya ke dalam jacuzzi.

*******

Anin : Gre, jangan lupa jam 10 udah harus ada di studio.

Anin : Cuma mau ingetin jangan sampe clbk ketemu Frans

Anin : Shani emang ganteng, tapi Frans itu seksinya menggoda iman.

Anin :  Dahhh

Gracia mendengar chat masuk di ponselnya beberapa kali tapi matanya ingin terus terpejam, menikmati sentuhan hangat dalam dekapan Shani. Tangan Shani yang memeluknya posesif sama sekali tidak memberi nya ruang sama sekali.

“Shani udah jam tujuh.” Panggil Gracia. “Bangun.”

“Hmmm.”

Gracia berusaha melepas pelukan Shani, dia sudah membuka pesan dari Anin. Itu berarti dia juga harus bersiap-siap untuk pergi. “Lepasin Shan, aku mau mandi.”

Gracia mengerang frustasi. Kalau dulu dipeluk Shani menjadi fantasi baginya, kini setiap malam, tanpa meminta, Shani dengan sukarela akan memeluknya dan menjadikannya guling!

“Aku juga mau kerja.”

Mata Shani terbuka sedikit. “Mandi bareng aja biar cepat.”

Gracia melotot. Dalam kasus nya, mandi berdua dengan Shani itu tidak hanya mandi, tapi juga melakukan hal-hal yang lain. Bisa-bisa jam 12 mereka baru keluar dari kamar. Dikecupnya bibir Shani.

“Aku buru-buru, jam sepuluh harus sampai di Studio.”

“Kerjaan apa?” Shani bangun dan duduk.

“Masih pra produksi. Nanti ada reading disana.”

“Aku antar ya?”

Gracia mengangguk senang, salah satu hal positif sejak malam pertama mereka terjadi, kini Shani lebih perhatian padanya. “Aku mandi duluan, biar nanti bisa bikin sarapan.”

Diatas ranjangnya, Shani asyik memandangi Gracia yang mondar-mandir menyiapkan baju untuk dirinya sendiri, lalu menyiapkan pakaian kerja untuknya. Dan, sampailah pada adegan yang paling Shani suka.... Gracia selalu melepaskan seluruh pakaiannya didalam kamar dan masuk ke kamar mandi dengan handuk.

Alasannya waktu ditanya Shani. Gracia suka lupa bawa baju kotor dari kamar mandi.

*******

Sudah hampir jam makan siang, Shani mulai suntuk dengan pekerjaannya yang menumpuk. Tangannya pun iseng meng-klik salah satu portal berita online. Shani memilih artikel-artikel menarik untuk dibacanya. Salah satu judul berita yang baru saja di update, membuat Shani mengernyitkan keningnya.

Fransiskus dan Shania Gracia Kembali di Pertemukan dalam Sebuah Karya Film Terbaru. Mungkinkah Bersemi Kembali?

Shani meng-klik berita tersebut. Dan muncullah deretan foto Gracia sambil tersenyum bersama pemain film lainnya. Di foto terakhir, tampak Frans sedang memberi pengarahan pada Gracia dengan wajah serius.

Gracia : Udah makan belum, Shan?

Shani : Belum. Kamu pulang jam berapa? Nanti aku jemput ya.

Gracia : Kayaknya sih sampai malam. Nanti kalo udah selesai, aku kabarin kamu ya.

Shani : aku tunggu. Jangan pulang sama yang lain.

Gracia : Kalo sama Anin?

Shani : Kalo Anin Nggak apa-apa.

Gracia : Oke, aku balik kerja lagi ya. Kamu jangan lupa makan.

Shani : iya.

*******

🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang