Hati hati typo
*******
Shani segera menghubungi Nadse dan memintanya untuk tidak berbicara apa-apa tentang berita yang tersebar diantara mereka. Sementara kuasa hukum Natio Group sedang menyiapkan berkas-berkas yang dia butuhkan untuk mengesahkan pembatalan kerja sama dengan perusahaan milik mertuanya.
“Semua pengembalian uang akan dilakukan jika pihak Harlan Company menyetujui pembatalan ini. Mereka menyayangkan pembatalan ini dan menanyakan alasannya Pak Shani.”
Bukan hanya pihak Harlan Company, keluarganya pun juga menyudutkan Shani atas keputusan yang diambilnya. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai laki-laki Shani tidak ingin bergantung pada kekayaan mertuanya. Dia tidak ingin direndahkan.
“Harlan Company tanpa kita justru malah lebih baik kan? Dan kita tanpa mereka juga tetap bisa bertahan.” Ucap Shani.
Kuasa hukumnya setuju, tapi tetap saja, semua orang tau tujuan dari pernikahan antara Shani dan Gracia demi keuntungan bersama. Pihak Harlan Company mendapatkan menantu dan Natio Group mendapatkan dana.
“Pak, sekretaris Pak Harlan menelepon. Dia bilang ingin bertemu dengan bapak, besok saat jam makan siang? Gimana Pak?” tanya Rachel.
Satu masalah lagi harus dihadapinya.
“Tanyakan dimana tempatnya? Saya nanti akan datang.”
Kuasa hukumnya dan Shani tanpa berbicara pun mereka mengerti apa yang akan terjadi besok. Harlan pasti meminta penjelasan terkait perkara ini.
*******
“Ada pak Mario, pak diluar,” kata Rachel.
“Suruh dia masuk.”
Mario, teman kuliah Shani dan masih berhubungan baik dengannya sampai sekarang. Biasanya mereka lebih sering bertemu di luar dengan keadaan santai. Pasti ada sesuatu yang penting, hingga membuat Mario harus mendatanginya.
“Mau Lo tuh apa sih Shan? Nggak puas udah punya istri secantik Gracia, dan teman sendiri sekarang disosor juga!”
Benar kan, dugaan Shani.
“Begitu yang ada di otak Lo?”
“Jawab bego! Diluar sana foto Lo ciuman sama Nadse tersebar. Lo tuh kayak ngasih harapan palsu ke Nadse. Emang Lo bisa beri dia kepastian?”
Kepastian. Shani sudah tau pasti apa jawabannya. “Ini semua salah paham. Mar.”
“Dari zaman kuliah, Nadse cinta sama Lo. Gue nggak tau deh setelah ini Nadse akan sehancur apa. Gue capek selalu jadi penengah kalian.”
Tanpa menunggu jawaban dari Shani Mario langsung pergi begitu saja. Dia sudah puas menyampaikan segalanya.Setidaknya Shani tau yang sebenarnya.
*******
“Lo yakin Nggak mau gue temenin?” Anin sejak tadi diam, karna dia tidak ingin salah bicara dan makin membuat emosi Gracia meledak-ledak. Sore ini, Gracia akan bertemu dengan Nadse tanpa sepengetahuan Shani.
Ini masalah perempuan. Itu yang ada di pikiran Gracia, dan harus dia yang menyelesaikannya.
Gracia tersenyum pada Anin. “Gue bukan anak kecil lagi Nin.”
“Ya, tapi yang Lo hadapin itu perempuan jadi-jadian.”
Perempuan yang juga mencintai suaminya, dan Shani juga mencintainya, Gracia bicara dalam hatinya. “Lo tunggu disini. Ya, biar gue yang ke dalam.”
Anin mengangguk dan memandang sedih pada Gracia. Pagi itu, saat Shani keluar dari kamarnya, dan bertanya ada apa, Gracia menceritakan berita yang dibacanya dengan tenang dan tanpa ekspresi yang wajar.
“Kamu viral nih Shan!” kata Gracia sambil menyerahkan ponsel Anin pada Shani.
Shani? Wajahnya berubah diam. Dia segera mengejar Gracia, sedangkan Anin semakin bertanya-tanya, Gracia dan Shani ini sebenarnya menikah beneran atau Cuma pura-pura.
*******
Shani berusaha menjelaskan, tapi Gracia tidak ingin mendengarkannya, satu-satunya kalimat yang terucap dari bibir Gracia adalah 'kamu melanggar kesepakatan Shan! Dan perjanjian berakhir.’
Tapi Gracia tidak ingin kalah dengan telak! Dia harus membuat perhitungan dulu dengan Nadse. Kalau nanti Shani marah, Gracia tidak akan peduli, toh mereka nanti akan pisah. Dan disanalah dia sekarang, berdiri di depan Nadse untuk pertarungannya.
Nadse tidak sempat mengintip siapa yang memencet bel di pintu rumahnya. Gracia tersenyum dengan jeans dan blus hitam setengah lengan.
“Bisa kita bicara sebentar?” ucap Gracia tanpa senyum sama sekali.
*******
Harlan khusus memesan salah satu private room di salah satu restoran ternama di Jakarta. Ini adalah kali pertama Harlan bertemu berdua saja bersama menantu nya itu. Biasanya ada Gracia atau orang-orang kantor. Harlan menyadari, cepat atau lambat posisinya akan terganti dan hanya Shani yang bisa dia harapkan kelak untuk menjaga Gracia.
Sejenak, Harlan mengakui kesalahannya pada Shani dan dia pun berpikir, pembatalan kerja sama mereka pasti terkait perkataannya bulan lalu. Harlan marah dan geram melihat Gracia terbaring dan hanya Shani satu-satunya orang yang bisa dijadikannya pelampiasan saat itu.
Orang tua mana yang mau melihat anaknya menderita. Itulah pembelaan Harlan atas semua sikapnya pada Shani. Walaupun itu tidak bisa dibenarkan.
Shani datang dan menyebutkan nama mertuanya. Pelayan yang bertugas untuk menyambut para tamu restoran pun langsung mengantarnya ke private room tempat Harlan menunggunya.
“Maaf terlambat, Pa.” Kata Shani sopan.
Harlan tersenyum hangat dan melirik jam tangannya. “Kamu malah datang lebih cepat lima menit dari waktu yang dijanjikan.”
Shani balas tersenyum. Pertemuan ini benar-benar tidak bisa diprediksi olehnya. Pertemuan terakhirnya bersama Harlan tidak terlalu baik dan Shani pun tidak akan berharap banyak.
“Ada apa? Apa yang membuat kamu berpikir kita harus membatalkan kerja sama? Kamu sakit hati gara-gara ucapan saya?” selesai para pelayan menyajikan makanan dan minuman, Harlan tanpa basa-basi langsung bertanya pada Shani.
“Satu hal yang benci dari pernikahan saya dan Gracia adalah karna kesepakatan bisnis ini. Apapun yang saya lakukan seolah-olah itu karna saya berkeinginan menguasai perusahaan Papa.”
“Loh, bukannya itu tujuan kamu menikahi Gracia?” tuduh Harlan.
“Awalnya memang begitu.” Hari ini semua kesalahan yang pernah dia lakukan, akan dia tuntaskan. Shani tidak ingin berjalan dengan luka, juga dengan kepura-puraan.
“Saya dan Gracia...” Shani diam sejenak.
“Menikah kontrak.” Shani sama sekali tidak memalingkan wajahnya dari Harlan. “Kontrak itu sengaja saya buat dan kami sepakati dengan bodohnya, karna kami sangat yakin, tidak akan pernah ada cinta yang akan hadir.”
Ketika mengucapkan kata 'cinta' rasanya ada yang terempas dalam diri Shani. “Setelah semua ini, saya tidak ingin menyakiti Gracia lagi.” Ucap Shani tegas.
Harlan murka! Wajahnya mengeras, dia benar-benar marah. “Kalian pikir pernikahan ini permainan? Kamu pikir anak perempuan saya itu Cuma boneka?”
“Saya menghargai Gracia dan untuk itu saya menceritakan semuanya pada Papa.”
Harlan kecewa. Pada Shani, pada Gracia, juga pada dirinya yang telah dibohongi. Pernikahan kontrak kata Shani? Permainan apa ini? Harlan kemudian teringat dengan berita yang kemarin ramai dibicarakan. “Lalu perempuan yang kamu cium waktu itu?”
“Saya juga minta maaf untuk itu, tapi saya berani bersumpah saya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan perempuan itu. Semua murni kesalahpahaman.”
“Sekarang apa yang kamu mau?” tantang Harlan.
“Menyelesaikan semuanya dan memulai kembali dari awal bersama Gracia. Saya ingin memulainya, dan meminta izin sekali lagi untuk membahagiakan Gracia.”
“Apa kamu bisa saya percaya?” Harlan tertawa meremehkan Shani, walau diam-diam dia salut akan keberanian Shani untuk berterus terang mengakui kesalahannya.
“Kalau saya melakukan kesalahan lagi, semua aset yang saya punya akan saya serahkan pada Harlan Company.” Shani bertaruh semuanya demi Gracia dan dia tidak pernah bermain-main dengan perkataannya.
“Hanya demi seorang perempuan?” Harlan kembali menguji Shani.
Shani mengangguk tanpa keraguan. “Gracia layak mendapatkannya.”
Harlan diam sejenak. Satu jam yang lalu dia masih berpikir, dia akan membicarakan banyak hal tentang bisnis saja. Juga tentang rencananya yang akan menyerahkan perusahaan miliknya untuk dikelola Shani sebagai penerusnya. Tapi yang dia dapatkan adalah hal-hal yang tidak pernah disangka akan dialami anaknya.
“Kalian sudah dewasa. Selesaikan semuanya baik-baik. Dan saya tidak ingin ikut campur, tapi kalau kamu menyakiti Gracia sedikit saja, apapun akan saya lakukan untuk membalas sakit hati Gracia, Paham!”
Shani mengangguk. Tidak akan ada keraguan lagi dalam hatinya.
*******
Nadse mempersilahkan Gracia dan duduk di dalam ruang tamunya. Beberapa media sempat mendatangi rumah dan juga butiknya, tapi satu pun karyawan atau dirinya yang mau meladeni para wartawan tersebut.
Kedatangan Gracia ke rumahnya bukan sesuatu yang dia harapkan.
“Siapa yang maju duluan?” tanya Gracia. “Maksudku kamu atau Shani yang duluan mencium?” ketika melemparkan pertanyaan ini Gracia tidak yakin, Nadse akan menjawabnya dengan jujur. Tapi dia tetap ingin tau.
“Shani,” jawab Nadse yakin.
Gracia tersenyum. “Setelah kalian putus dan berteman bertahun-tahun kemarin ciuman pertama kalian lagi?”
Nadse mengangguk lagi.
“Pasti kebawa sampe mimpi ya.” Sindir Gracia.
Nadse makin tidak nyaman dengan kedatangan Gracia. “Mau apa kamu kesini?”
Gracia malah asik memandangi satu per satu foto yang berada di salah satu sisi dinding dekat ruang tamu. Mulai dari foto masa kecil Nadse bersama keluarganya dan ada satu foto Nadse bersama Shani.
“Kamu mau tau hubungan ku dengan Shani?” tanya Nadse lagi, ketika Gracia tidak juga menjawab.
Gracia hanya tersenyum sambil mengingatkan diri agar dia tidak terpancing untuk melakukan hal yang aneh-aneh pada Nadse.
“Kamu tau kan kalo Shani itu udah nikah dengan ku?”
“Iya, tapi sayangnya pernikahan kalian Cuma kontrak kan?”
Satu sayatan melukai hati Gracia lagi. Kenapa Shani harus menceritakan tentang kontrak pernikahan mereka pada Nadse.
“Benar. Tapi bukan berarti kamu bisa mengganggu Shani sesuka kamu!”
“Kami saling mencintai, lalu apa yang salah?” balas Nadse penuh percaya diri. “Aku yang lebih kenal dengan Shani. Aku yang lebih tau dia.”
Gracia tidak terintimidasi sama sekali. Lagi-lagi dia tersenyum. “Dan Cuma aku seorang yang tau warna dan ukuran dalaman Shani,” balas Gracia sambil tertawa mengejek.“Mungkin kamu perempuan yang dicintai Shani, tapi aku istrinya. Dan aku nggak peduli dengan perasaan yang terjalin diantara kamu dan Shani. Kalo kamu punya harga diri sedikit saja, kejar Shani ketika kami sudah berpisah!”
*******
Hai guys 😁Gimana nih Shani dikasih ijin lagi nggak nih buat bahagiain gracia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
RomanceKamu sekarang mengerti kan? rasanya Shani Indira Natio & Shania Gracia