ia dirayu terik dari selokan selokan buah batu yang kotor
membias inti dirinya,hanyut fisis nya yang lembab,menguap tanpa sebelumnya berucap.lalu merambah dengan pasrah ,menengadah tanpa sadar betapa tingginya sudah ,temasa cakrawala yang paling indah lalu menjuntai mengantung gelisah di momok langit dan untuk kedua kalinya membias inti dirinya.
seketika temaram semesta ,terik yang merayu bertabir duka menyisakan kelabu yang ia tidak pernah suka
lalu tumus dengan bijaksana tanpa apkir
menembus dedaunan jatuh keselokan dan mengalir.
"kapan kau akan menguap lagi?" tanya selokan kotor itu tanpa ketir .-dzikarya-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Kala Kita Kalai
PoetryKadang kita hanya butuh menuliskan apa yang kita rasakan jika tidak memiliki seseorang untuk mendengarkan .