13🍒

2.9K 152 3
                                    

selamat membaca cerita bbvul!

🍒

"Darimana?" suara bariton itu memecah keheningan

Laila enggan untuk menjawab. Lidahnya terasa kelu saat ini.

"Kalo ditanya itu dijawab" sindir cowok tersebut

"Maaf kak" sesal Laila sembari menundukkan kepalanya semakin dalam

"Gue tanya dari mana bukan suruh lo minta maaf" serunya

"Mampus kan lo, dibilangin bakal kincep kalo ketemu kak Vano" lirih Devi di samping Laila

Vano. Cowok tersebut dibuat pusing tujuh keliling saat tau Laila hilang dan tak ada kabar hingga jam 8 pagi. Entah mengapa emosinya saat itu tak stabil hingga dilampiaskan ke siapa saja yang mengganggunya

Vano melirik Devi sekilas lalu mengintrupsi agar meninggalkannya berdua dengan Laila.

Gazebo depan terasa lebih mencekam dari sebelumnya. Laila semakin takut karena ia tau sedari tadi Vano menatap tajam pada dirinya

"Dari mana?" ulang Vano

Laila melirik cowok itu sekilas, nampak raut menahan amarah "Dari bukit kak" lirih Laila

"Ngapain ke sana? Sampe jam segini, gak ngabarin lagi!" seru Vano

Laila mendengus "Emang kenapa sih kak?" kesalnya

Sungguh kini ia merasa sangat kesal karena selalu ditatap tajam oleh Vano. Seolah-olah dirinya sangat bersalah di sini.

Vano mendelik "Masih tanya kenapa? Jelas kenapa-kenapa lah Laila! Lo tuh bikin searea camp bingung, bikin mereka khawatir, bikin pembina takut karena lo tiba-tiba ngilang dan ga ngasi kabar!" tandas Vano

segitunya? batin Laila

"Kenapa mereka peduli? Padahal mereka ga suka sama aku" lirih Laila

"Terserah!" seru Vano lalu berlalu dari hadapan Laila

Laila terdiam sesaat lalu memutuskan untuk pergi mencari Devi

"Cupu aja nyusahin"

"Iya, ga tau diri banget"

"Btw tadi kak Vano keliatan khawatir banget"

Laila  menutup telinganya. Ia benar-benar kesal. Ia tau ia salah namun haruskah menambah bahan gunjingan bagi dirinya?

"Devi" seru Laila

Pemilik nama itupun menoleh "Gimana?" tanyanya

Laila hanya mengendikkan bahu acuh. Sungguh ia tak tau akan sikap Vano kini

Devi mendengus "Lagian lo juga sih. Mikir dulu kek kalo mau ngapa-ngapain"

Laila menoleh "Iya Dev iya. Kesel tau ngga sih, daritadi dicibirin mulu" kesal Laila

Devi tertawa. Inilah momen yang sangat ia sukai, dimana Laila merajuk layaknya anak kecil yang tak dibelikan es krim

"Terus aja, ketawa terus sampe puas" sindir Laila

"Ngakak gue liat muka lo, bhahaha" ejek Devi sembari mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air mata

"Udah ah. Mau beberes aja, habis ini pulang" ingat Laila lalu meninggalkan Devi sendiri

🍒

Laila melenguh merasakan pegal disekujur tubuhnya. Duduk? Tersadar akan posisinya kini ia mengernyit bingung mengapa ia bisa ada di mobil?

"Nih" suara bariton itu membuyarkan lamunan Laila

Laila menerima air mineral tersebut dan meminumnya tanpa curiga

"Kok aku bisa di sini?" tanya Laila

Pasalnya ia sangat bingung. Mengapa ia bisa di dalam mobil bersama lelaki. Vano.

Seingatnya tadi ia merasa pusing dan memilih tidur di dalam bus saat perjalanan pulang dari camping.

"Awww--sshh.." ringis Laila kala pusing menjalar di kepalanya

"Jangan banyak ngomong. Minum dulu, bentar lagi kita sampai" ketus Vano

Laila mendelik. Bukannya ditanya kenapa ada apa eh malah diketusin. Dasar es kutub!

"Turun" ujar Vano kembali

"Ngapain ke sini kak?" tanya Laila bingung kala mobil itu berhenti di sebuah restoran

Vano memutar bola matanya malas "Makan" singkat, jelas, padat.

Laila memilih mengikuti Vano yang melangkah memasuki restoran. Ia tak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa ia tidak lapar.

" Silahkan dipilih mas mba" ujar seorang pelayan lalu menyerahkan buku menu ke Vano dan Laila

"Nasi goreng specialnya dua. Hot cappucino satu sama Green tea late satu" ucap Vano

"Baik. Ada lagi?" tanya pelayan itu lagi lalu Vano melirik pada Laila

"Adeknya mau tambah apa mas?" tanya pelayan itu yang mengikuti arah lirikan Vano

what? adek? batin Laila

Laila memilih diam. Awalnya ia ingin menambah air mineral namun ia terlanjur dibuat kesal oleh pelayan wanita itu. Sedari mereka masuk, tatapan memuji terlalu terlihat dari matanya. Ingin Laila colok mata itu jika melakukannya tak berdosa.

"Dia calon istri saya. Tolong jaga sikap" ujar Vano terdengar serius?

Pelayan tersebut terhenyak kaget. Ia malu setengah mati karena terlalu frontal

"Maaf mas mba. Kalo begitu saya permisi dan ditunggu pesanannya" pamit pelayan tersebut lalu pergi

Hai! Jangan lupakan perasaan Laila sekarang. Layaknya lomba lari, jantung gadis itu berdetak sangat cepat seolah ia habis lari maraton.

Dan jangan lewatkan semburat merah di pipinya. Ia malu, sangat malu. Bisa-bisanya hanya dengan ucapan Vano ia bisa baper seperti ini?

Maafkan Laila Tuhan! pikir gadis itu

Manis batin Vano kala ia melihat Laila salah tingkah


Tbc

Voment!

(revisi)

salam manis
author🍒

BAD BOY VS UKHTI LAILA (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang