6 : Good Night

75 21 3
                                    

"Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati"
~banda neira

Rupanya malam kali ini akan jauh berbeda dengan malam sebelumnya. Jika biasanya langit gelap itu hadir dengan bintang - bintang nya, kini sepi sunyi tanpa pengisi. 

Namun, langit malam tetap memberikan ketenangan dan kesejukan bersama sang angin dan sinar rembulan.

Sebuah kertas putih yang kosong, kini pun mulai tercoret oleh bait - bait puisi yang ditulis oleh seorang gadis berambut panjang yang memiliki lesung pipit dipipinya itu. 

Sesekali menatap sedikit sinar bulan dari jendela kamar.

Senja sore telah pergi
Malam gelap sebagai pengganti
Perlahan lahan ku labuhkan rindu ini
Untuk mu yang pernah singgah dihati Aku kah sang perindu?
Yang merindu tanpa dirindu
Aku disini memuja bayangmu
Yang tak kunjung sirna dipikirku
Telah usai kisah itu
Menimbulkan rasa pilu
Pergilah dari benakku
Akupun ingin melupakanmu

Raina menulis sebuah puisi tentang sebuah rindu. Ketika menulis puisi itu, air mata Raina jatuh membasahi pipi chuuby nya. 

Entah apa yang sedang dirasakan oleh Raina. Namun, malam itu hati Raina sangat pilu. Dia merindukan Revan.

Ternyata Raina masih belum bisa melupakan Revan, kenangan apa saja yang diberikan Revan kepada Raina?  Hingga sangat sulit untuk Raina melupakannya.

Raina membuka sebuah kotak berwarna biru dan diatasnya terdapat pita berwarna putih yang menghias indah.

Didalam kotak tersebut terdapat sebuah kertas kecil yang berlukiskan "you are my first love". Tak dapat membendung lebih lama lagi, air mata Raina kembali keluar dari mata coklat nya.

Masih ada cinta dalam hatinya, namun juga ada luka yang mengiringinya. 

Terlalu pahit dan tragis untuk kisah cinta Raina dimasa lalu.

"hiks!hiks!hiks , Tuhan bila akhirnya menyakitkan mengapa Engkau dekatkan" ucap Raina sambil mengusap air matanya. 

Sekitar 5 detik kemudian ponsel milik Raina berbunyi, ada panggilan Whatsapp dari seseorang cowok.

Terdapat nama "Raka" ada layar tersebut. Buru-buru Raina mengusap air matanya dan mencoba untuk menetralkan suaranya. 

Kemudian diangkatlah panggilan masuk tersebut.

"Hallo,selamat malam putri cantik" ucap seorang cowok diseberang sana.

"iyaa hallo, aduh apaan sih lo gombal banget"

"eh itu bukan gombal, itu fakta"

"fakta apa modus?"

"kalo bisa dua - duanya kenapa enggak,wkwkwk"

"dasar enggak konsekuen"

"eh bentar deh, dari tadi tuh ada yang aneh sama lo. Lo habis nangis ya Rain? "

"E-e-enggak kok, gak usah sok tau gitu deh orang gue enggak habis nangis kok" jawab Raina dengan gelapan dan mencoba berbohong kepada Raka

"jangan bohong Rain, gue tau kali kalo lo habis nangis.  Dari suara lo tuh udah ketebak" jawab Raka yang tak percaya

"enggak, gue enggak nangis! Lo kenapa juga sih malem-malem telfon  emangnya udah nyampek diYogyakarta?"

"gue kangen sama suara lo Rain, makanya gue telfon lo"

"yaah modus-modus, urusin dulu sana cewek-cewek lo"

"gue beneran Rain, eh perlu diralat ya gue enggak punya cewek gue jomblo"

"yah dianya boong lagi, kadal kok dikadalin,,,wkwkwk" jawab Raina dengan ketawa nya yang pecah

"gue seneng deh"

"seneng kenapa? Seneng dikadalin? "
Tanya Raina mencoba untuk tidak tegang

"karena lo udah bisa ketawa lagi. Kalo emang ada masalah tuh cerita aja sama gue kalo emang mau cerita sih, tenang aja gue enggak ember kok. Gue tau kali kalo lo habis nangis Rain" Raka mencoba untuk menghibur Raina

"sorry ya gue tuh emang enggak lagi nangis, dan gue juga enggak ada masalah pak peramal" ucap Raina yang tetap tidak berkata jujur kepada Raka

"yaa udah deh, mau lo nangis mau lo enggak tetep jaga senyum lo ya, karena senyum lo itu indah banget bisa buat hati gue tenang"

Seketika degup jantung Raina berdetak tidak normal, dia merasa bahwa masih ada seseorang yang peduli tentang nya.

Dan dia merasakan sebuah rasa nyaman, lagi.

Saat itu keduanya terjebak dalam sebuah percakapan sederhana namun mampu membuat keduanya bahagia.

Raina, mampu melupakan masalah dan ingatan tentang Revan.

Dan Raka yang telah mengubahnya. Tak butuh waktu yang lama untuk keduanya saling merasakan kenyamanan.

Raina sempat berpikir, apakah Raka adalah pengubah hidupnya? Entahlah, hanya waktu yang mampu menjawab.

Malam itu, mungkin benar langit hadir tak bersama taburan bintang-bintang.

Awalnya sunyi sepi, namun ketika Raina dan Raka asik bersendau gurau lewat telfon, bagi Raina malam itu tak sepi lagi karena ada Raka yang menemani nya dan bersedia untuk mendengarkan cerita nya.

Setelah cukup lama bertelfon, keduanya memutuskan untuk tidur karena esok membutuhkan tenaga untuk tersenyum pada dunia.

"You changed my world, Raka!"
Ucap sebelum memejamkan matanya.

"Good night,Raka"
ucap Raina sambil memeluk boneka kesayangannya
***

Dan ditempat yang berbeda, Raka juga mengucapkan kalimat yang sama. 

"Raina kamu beda dengan yang lainnya" ucap Raka

"aku menyukaimu, good night, Raina"

Jangan lupa vote dan komen ya :)
Maaf, banyak typo
Semoga suka, happy reading 🌸

Raina [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang