7 : Dia Rindu

93 21 1
                                    

"BALI,I'M COMIIIIIIIING!!!!"
Teriak keras Alvin sambil membentangkan tangannya dengan ekspresi yang sangat senang sekali. Akhirnya dia bisa liburan juga.

Raina dan Risa hanya saling tatap melihat Alvin yang ekspresif itu.
Hari ini adalah hari yang mereka tunggu sejak lama, yaps benar sekali pagi ini mereka dapat berangkat ke Bali untuk mengisi liburan kali ini.

Ketiganya menunggu giliran boarding pesawat. Iya, mereka bertiga sekarang berada dibandara ,tepatnya di Bandara Soekarno-Hatta dan mereka akan landing di Bandara Ngurah Rai.

Ini merupakan pengalaman pertama bagi Raina dan Risa ,namun tidak dengan Alvin. Dia sudah beberapa kali naik pesawat terbang untuk berlibur ,entah diluar Jakarta, pulau, maupun ke luar negeri bersama orang tuanya.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya pesawat yang akan membawa mereka ke Bali waktunya untuk penerbangan.

Sebelum boarding, mereka mengecek barang bawaan mereka dan segera naik ke pesawat.

Didalam pesawat, mereka mendapat kan sambutan dari pramugari cantik di pesawat.

"wooow, ini nih yang paling gue demen kalo lagi naik pesawat pramugarinya cantik-cantik bro! "

ucap Alvin sambil mengedipkan matanya beberapa kali kepada salah seorang pramugari.

"tobat napa vin tobat! Ya cantik lah, kan pramugari nya perempuan" jawab Risa sambil membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.

"yaa iya gue tau, makanya gue sebutnya pramugari kalo laki-laki ya gue panggil PRAMUGARA bolot!" satu jitakan berhasil mendarat dengan sempurna dikening Risa

"aduuuuwh, sakit ogeb!"

"lo tuh ya kagak bisa diem napa, kayak Raina dong dari tadi kayak patung pancoran, diem" ucap Alvin sambil menoleh kearah Raina

"kenapa gue lagi yang kena, padahalkan gue udah diem"

ucap Raina sambil mengeluarkan buku diary kesayangannya dan sebuah pulpen berwarna biru muda.

"lo diem tuh karena disini enggak ada Raka kan? Iya kan Rain, wkwkw" ucap Alvin dengan tatapan kepo nya dan tawa jahilnya

"e-e-enggak ye, gak usah ngaco lo! Au ah gue mau nulis puisi dulu gak usah ganggu gue ya" jawab Raina gelagapan.

***

Raina mulai menuliskan sebuah curahan hatinya dibagian kosong buku diary nya. Sedangkan Risa dan Alvin sudah pergi ke alam mimpinya masing-masing. Mungkin mereka lelah setelah berdebat tidak jelas dan sangat menguras tenaga.

Di ujung malam bersisian gundah
Bersama hati yang tetap resah
Aku masih saja memikirkan rasa semalam
Rasa yang tiba hadir dimalam temaram
Hingga ragaku melemah, lelah
Terjatuh, tersungkur, dan tertidur di tengah perbincangan indah
Berbalut dekapan hangat Tuhan yang mengantarku dalam keteduhan
Dan hadirmu menciptakan ketenangan dan kebahagiaan

"Raka!" ucap Raina sambil menoleh kearah luar diatas awan. Satu kata berjuta rasa,Raka.

Entah ada apa dengan Raina, kini setiap ia mengingat tentang Raka hatinya bergemuruh rusuh.

Ada kebahagiaan yang tak terduga setiap ia mengingat tentang Raka. Puisi yang ditulis oleh Raina ia tujukan kepada Raka bersama kejadian malam itu.

"aku rindu dia Tuhan, jagalah dia dimanapun dia berada dan berilah petunjuk atas rasa ingin memiliki ini"
Do'a Raina kepada sang pembolak-balik hati.

Raina [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang