10. | a trick to keep your heart alive.

33.1K 5.6K 911
                                    

today's question: saye jual Kamus Bahasa Chattingan Pandan 9 Milyar, apaqa para koalisi pandan mo beli? murah kok, cukup dengan komen lucuk kelen🌚







sayang,
aku nggak boleh masuk sama satpamnya.
wth!

Apa-apaan ini?

Enggak mungkin kan di luar sana, mereka tarik-tarikan semacam sinetron begitu? Ya Tuhan, ada apa dengan security di apartemen sini, memangnya Hago terlihat mencurigakan, seperti anak buahnya Abu Sayaf, misalnya?

Dia pacarku!

Dia orang baik!

Belum kenal samaku ya itu security sok akrab. Iya, memang betul kok kalau dia sok akrab dan sok iye. Aku nggak tahu  kenapa dia bisa mengenaliku seolah aku ini sudah tinggal di sini bertahun-tahun lamanya. Maksudku, hei, semalam, waktu aku keluar buat ke minimarket di lantai bawah, dia tanya-tanya dan nyapa sok dekat banget.

Aku jelas merasa aneh, tapi karena pikiranku sedang buntu memikiran pertanyaan dari mas Dhana semalam---melalui VN---yaitu: terus nanti kalau ditanya sama ortunya si cewek, dia mau kasih alasan apa? Si cowok punya alasan karena sikap tanggung jawab dari si cewek, lalu si ceweknya alasannya apa dia mau sama yang lebih muda?

Dan, pertanyaan itu belum bisa kujawab sampai pagi menjelang. Aku hanya membalas dengan pesan singkat: siap, mas Dhana. Aku cari jalan keluarnya.

Tapi, sampai sekarang aku masih buntu dan otak semata wayangku ini nggak bisa diajak kerja sama, at all. Ditambah, membaca pesan dari Hago rasanya ubun-ubun mau menggali lubang sendiri lalu kumasukkan itu nanti security-nya.

Nah, baiklah, sekarang dua lelaki berbeda status di mataku itu sedang adu mulut. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus membela yang berhak!

"Bapak, please, ya ini kenapa pacar saya nggak boleh masuk apartemen?"

"Saya cuma menjalankan perintah, Mbala."

Dari mana pula dia tahu namaku! Pakai nama panggilan sok kenal lagi! Kenapa dia bersikap seolah kami sudah sering jumpa dan begitu dekat begini? Padahal kan aku juga nggak ramah-ramah amat yang mau repot-repot ngajak dia ngobrol.

Atau, jangan-jangan ... dia bagian dari para orang-orang yang terlibat human trafficking itu?

"Nggak ada ya, Pak, ya! Saya nggak percaya. Bapak mendingan sekarang minggir deh, biarin ini pacar saya mau masuk. Mumpung dia ada waktu main ke sini lho sebelum ke kantornya yang agak siangan."

Pikirku, informasiku kebanyakan. Itu nggak penting juga buat dia. Apa mau ditambah alasan Hago harus masuk agak siangan ke kantornya? Enggak juga kan.

Terus dengan santai, satpam jawab, "Ya gimana, Mbak, saya udah diwanti bener nggak boleh kasih izin masnya ini buat masuk area sini."

Mataku langsung melotot. Fuckta macam apa itu, saudara?! "Siapa yang nyuruh?"

"Katanya sih para abangannya Mbak La." Dia merogoh kantung celana, meraih kertas lipat lalu membukanya lebar. "Nih sampe saya aja dikasih kertas warning mukanya mas ini yang udah di-black list."

Ada mukanya Hago.

Aku menelan ludah.

Habislah aku. Ini pasti kerjaan abang ... atau kang Denny yang kadang idenya suka diluar batas? Uda jelas nggak mungkin melakukan ini. Dia lebih baik ngobrol langsung dengan Hago dan memastikan dengan mataya sendiri.

Di sampingku, Hago mengumpat, lalu dia merebut kertas itu dengan kasar dan meremasnya. "Saya bukan buronan ya, Pak. Bapak jangan sembarangan. Saya bisa laporin Bapak karena berlaku nggak sopan terhadap---"

 [ NOVEL ] setelah dapat kerja, lalu apa? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang