01. 𝐇𝐔𝐉𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐊𝐀𝐋𝐀 𝐒𝐄𝐍𝐉𝐀

7.7K 698 274
                                    

G O D D E S S P A R K — © 2 O 1 9
✧    : :     ☾
bukan tentang hujan yang
merundungi senja, melainkan
tentang kita yang mengharap
sebuah bahagia.

kala itu petang gemerlap, awan kelabu membentang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kala itu petang gemerlap, awan kelabu membentang. sang senja kalap, dalam balutan si calon hujan. namun, kota tetaplah kota. hiruk pikuknya bersahaja setiap saat.

di halte, depan sekolah. aku menunggu bus kota singgah. rasanya, ini pertamakali setelah sekian lama. biasanya aku pulang dibonceng si cinta-ah sekarang sih bukan lagi.









"radinka!" pekik seorang taruna, dengan motor vespa klasiknya. gagah, meskipun lengan bajunya disising dan dasinya sudah tak berupa.

"hai hangga!" jawabku, masih terduduk ditempat yang sama.

"kenapa belum pulang?" tanyanya.

"belum."

"iya tau. aku nanya, kenapa belum pulang?" tanyanya lagi, penuh ketegasan.

"gapapa."

"sama aku aja, sini," ujarnya santai, berbanding denganku yang agak segan.

"gapapa?"

"gapapa, kaya sama siapa aja."





















dan kala itu, aku pulang dengannya. hanggara, si kawan lama. sejak dulu, aku dengannya seperti bara dan api. ya, kami sedekat itu. sampai aku menganggapnya saudara sendiri.

berbeda, saat kami mulai tumbuh dan mengenal rasa-ah mungkin hanya aku saja, yang menyukainya dalam status 'teman dekat.'

beruntung hanya sesaat, karena itu sebuah kesalahan. sempat menjauh, padahal aku yang memulai. namun apadaya, kami sulit terpisahkan.

seolah ada benang merah, yang saling bertautan.

kami erat, meskipun pada kenyataan. kami hanya sebatas teman dekat.
















"radin?" panggilnya.

"kenapa?"

"jangan melamun."

"iya."













sedetik hening, sampai setelahnya sang hujan merintik cuma-cuma. menumpas nyenyat, dengan deru rinainya. membuat kami, berteduh sejenak di toko sebelah pohon cermai.

"hujannya deras, din. kita disini aja ya?" katanya, aku menggangguk karena tak bisa berbuat apa-apa.

sementara hujan, aku jadi teringat kejadian lampau. yang kemarin sempat terulang, oleh si tuan luka. membuat hujan menjadi lebih sendu dari biasanya.

DermagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang