11. 𝐊𝐎𝐍𝐓𝐑𝐀𝐃𝐈𝐊𝐒𝐈 𝐏𝐄𝐑𝐈𝐇𝐀𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈

1.4K 231 21
                                    


G O D D E S S P A R K — © 2 O 1 9
✧    : :     ☾
manakala semesta berkata lain,
berkontradiksi dengan perkiraan yang
kita baitkan bersama, lantas kita bisa apa?

G O D D E S S P A R K — © 2 O 1 9 ✧    : :     ☾ ❝ manakala semesta berkata lain,berkontradiksi dengan perkiraan yangkita baitkan bersama, lantas kita bisa apa? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sorotnya menepi satu jeda seulas pada netraku, sedang tubuh tegapnya bagai menantang cakrawala diantara perdah-perdah kaki langit terang.

tak lupa jemarinya yang lekat menggenggam sebotol air bening berembun dingin, yang tersisa setengahnya.

semesta, ia asmanya hanggara. tolong teduhkan ya? kasihan kelopak matanya menyayu sebab diterpa pancarona sang raja siang.











"nanti pulang harus sama aku." sepenggal kata miliknya tanpa aba menembus telinga.

"emangnya kenapa?"

"biar bisa ketemu bunda kamu, hehe..."

"...kangen." 

"oh, biar kalau ditanya. 'tumben kok hanggara kesini, ada apa?' nanti jawabnya, 'tadi habis pulang bareng radinka, jadi sekalian mau ketemu bunda.' gitu ya?" aku berucap jenaka.

lagipula hanggara gengsinya seluas samudera, untuk bertatap temu dengan bunda. sudah gundah mencari alibi, walau pada akhirnya mereka akan berbincang sampai malam hari.

"hehe, iyaa. yaudah sana ke kelas, udah mau masuk," suruhnya.

"kok suruh-suruh? emang kamu siapanya aku?" tanyaku seraya pura-pura merajuk padanya.

"aku?" herannya, aku pun mengangguk.

"temanmu."

oh iya juga ya...

"bercanda. aku duluan ya, dadah jangan lupa." ia mengusak rambutku pelan, lantas berlari pergi meninggalkanku yang masih berdiam diri.

apa tadi katanya? bercanda? lalu yang benarnya apa?












apa tadi katanya? bercanda? lalu yang benarnya apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"radin, mau langsung pulang?" tanya rintang, si gadis yang bersemayam bersamaku di satu meja yang sama.

"iyaa, sama hanggara. duluan yaa." aku pun beranjak.

"iyaa, hati-hati."




kemudian aku menguntai langkah ke arah kelas hanggara yang tak jauh dari sini. namun, tatkala aku sampai, nampaknya kelasnya sudah menyepi melainkan hanya ada sunyi.





"dor!" dari balik daun pintu, ia mengejutkanku.

"hanggara!" pekikku.

"radinka!" ia membalas pekikanku, jahil.

"ih, jangan gituuu." lenganku menepis pelan pundaknya, seraya mengeluarkan kekesalan.

"kenapa?"

"ayo pulang." alihku.

"sebentar, aku mau ke toilet dulu." kemudian ia berjalan keluar. sementara aku tertuju pada tasnya yang tergeletak diatas meja, sedikit acak.








aku merapikannya, memasukan tiap-tiap buku pula alat tulisnya yang ada. dan tak sengaja, kepingan oniks milikku menangkap sebuah gelang coklat yang aku kenal.

akan tetapi, nyatanya hanggara sudah kembali dan menatapku dari dekat lawang pintu.









"radinka...?" aku pun menatapnya lekat, sampai lajur pandang mengarah pada lengannya yang juga tertanggal gelang yang sama disana.

"ini... punya kamu sama saras kan?" tanyaku seraya menunjukkan gelang itu.



lantas suasana beralih beku.




"tapi aku—"

"gapapa hangga, ayo pulang." aku tersenyum. kendati dalam hati, sedikit ada api cemburu. tapi, tak apa.



lagipula memangnya aku siapa?



lantas rupanya berganti sayu, seulas kaku sehingga tak ada suara yang menyapa diantara kita. sedangkan aku memilih untuk melangkah lebih dulu.



sebelum ia berkata,



"tas kamu kebuka, radinka." belum saja aku menoleh membenarkan, ia sudah ada dibelakangku. namun, tiba-tiba sunyi menyergap lagi.



"hanggara?" tanyaku memastikan.


"kamu ada apa sama lingga?" ujarnya, kemudian aku terperanjat saat menyadari keberadaan kamera milik lingga di tasku. sebab tadi pagi aku berniat mengembalikannya hari ini.

















semesta, kalau sudah begini. aku harus salahkan siapa?

 aku harus salahkan siapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


note ;

mereka salah paham cie
oh iya, untuk visualisasi rintang
itu bebas ya alias gimana kalian aja
mikirnya siapa. hehe.

DermagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang