Different -4-

4.5K 364 45
                                    

Vino menatap garang pada sekelompok orang yang tengah berdiri di hadapan nya. Di samping kanan Vino ada Genta dengan dua orang teman lain nya dan di samping kiri Vino ada Reza yang sedang memegang seplastik es batu dengan dua teman nya yang lain.

Vino melirik pada plastik berisi es batu yang terus menetes kan air, "Lo ngapain bawa es batu? Kan kita mau tawuran."

Reza menoleh, "gue mau masukin ni es batu ke dalem celana nya si Dicky, biar tau rasa dia nanti pantat nya kram."

Vino, Reza, Genta dan teman-teman nya yang lain terpaksa kabur dari sekolah untuk menerima tawaran berantem banyakan yang bisa disebut tawuran dengan siswa siswa bobrok dari sekolah sebelah.

Kenapa terpaksa? Karena hari ini mereka kekurangan pemain. Banyak teman-teman sepertawuran Vino yang di skors dari sekolah dan dikurung di rumah oleh orang tua nya masing-masing. Jadi, mereka yang awal nya ada 15 sekarang hanya ada 7. Dan jumlah lawan kali ini ada 15. Bagaimana? Mengerikan bukan?

Tapi karena mereka pemberani dan mereka selalu yakin bahwa mereka akan menang walaupun mereka berjumlah hanya setengah dari jumlah lawan. Menurut mereka mau menang ataupun kalah, yang penting yaqueen.

Kedua kubu yang tengah berdiri angkuh itu berada di lapangan luas sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai. Kubu lawan membawa bermacam senjata seperti gir, samurai, tang, obeng, palu, paku bahkan kunci inggris sedangkan kubu Vino hanya membawa keyakinan hati dan restu orang tua.

Iya, kalau tawuran harus dapet restu orang tua dulu biar berkah walaupun kubu Vino sebenarnya tidak dapat restu orang tua mereka, makanya mereka selalu sial dengan harus lari menggunakan jurus seribu bayangan jika polisi tiba-tiba datang menyerbu mereka.

"Jangan sampe ada yang kena senjata mereka, kalau bisa kalian harus bikin senjata mereka kelepas dari tangan mereka." Vino memperingati yang dibalas anggukan mantap oleh teman-teman nya.

Urusan tawuran tawuran begini sih mereka sudah sangat ahli. Apalagi sang panglima tempur, Gevino yang bahkan mampu melumpuhkan tiga musuh dalam satu waktu.

Gevino bilang, ia keturunan hulk.

Usut punya usut, tawuran kali ini disebabkan karena Vino memalak adik dari salah satu musuh nya itu. Padahal Vino hanya malak dua ribu, itupun buat bayar parkiran indomaret. Dasar si kakak, baperan.

"Vin?" Reza, yang berdiri disamping kiri Vino sudah memanggil Vino dengan maksud agar Vino sadar dari lamunan nya. Abis, sudah 10 menit berdiri disini Vino masih saja terdiam dan tidak memberi aba-aba untuk mereka menyerang. 

"Hmm?"

"Ini kapan sih nyerang nya?!"

Btw, mereka hanya akan menyerang jika sudah dapat intruksi dari Vino.

"Sabar ngapa! Gue juga manusia, gue takut liat samurai mengkilap gitu kaya emas emak gue yang suka dipake kalo pergi arisan."

"Gue juga takut, No. Apalagi ada yang bawa kunci inggris, dikira badan gue ada baut nya kali mau dia kendorin ama dia sampe kulit gue jadi merosot." Genta menimpali.

Reza hanya mendengus kesal mendengar kedua teman yang 'katanya' jagoan jalanan tapi dikit-dikit takut. Alah lemah.

Vino menghembuskan nafas perlahan, sebenarnya dia tidak takut. Tapi ada perasaan sedikit mengganjal, seperti akan ada hal buruk yang akan terjadi setelah ini. Tapi, ah sudah lah itu hanya perasaan saja.

"Kita mulai." Vino memberi aba-aba.

Ke enam teman nya yang lain bersiap mendengar aba-aba Vino, ada yang mulai menarik nafas dan ada juga yang menarik tambang. Eh tidak, yang terakhir hanya guyonan.

Different ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang