Different -8-

4K 346 18
                                    

Gevan melangkah ragu menuju teras sebuah warung. Warung dibelakang sekolah, tempat Vino dan teman teman nya berkumpul.

Sebenarnya Gevan ingin menghampiri Reza dan Genta saat masih di sekolah. Namun nihil. Teman sekelas mereka bilang, Reza dan Genta hanya masuk pada jam pelajaran ke 1 sampai 4, sisa nya mereka bolos.

Jadilah Gevan memberanikan diri untuk datang kesini. Untuk bertemu Reza dan Genta, menanyakan kabar Vino. Apakah Vino baik baik saja atau tidak. Gevan yakin Reza dan Genta pasti tau perihal Vino.

Kemarin malam Gevan tidak bisa tidur karena terus memikirkan Vino. Gevan membayangkan betapa sakit nya Vino saat ini, apalagi kenyataan pahit bahwa ayah seakan sudah tidak lagi mau menerima Vino di keluarga mereka.

Itu kejam. Ayah nya memang kejam. Namun sekali lagi Gevan menyesali bahwa ia tidak bisa berbuat apapun selain diam dan meminta pada tuhan untuk mengembalikan keharmonisan keluarga nya. Mengembalikan adik kecil nya yang manja itu agar mau di dampingi Gevan kemanapun Vino akan pergi.

Saat malam itu Gevan mendatangi kamar Vino diam diam. Itu adalah kebiasaan nya setiap Vino bertengkar atau ada masalah seperti ini. Vino tidak pernah tau karena Gevan selalu datang dan pergi saat dirinya masih terlelap dalam tidur. 

Namun sesuatu membuat Gevan terkejut kala tidak menemukan Vino di kamar nya. Baju Vino dilemari nya pun sudah hampir habis, uang tabungan yang biasa Vino simpan di bawah bantal nya pun sudah tidak ada. Entah kenapa, Gevan berfikir bahwa Vino nekat kabur dari rumah.

Gevan ingin mencari Vino saat itu juga, namun ia tidak mau menjadi orang bodoh yang mencari seseorang tanpa ada tujuan. Jadilah ia menghubungi Vino yang sama sekali tak mendapat respon. Dan malam itu, Vino berhasil membuat Gevan tidak tidur sama sekali.

Dan pada pagi hari nya, seperti biasa rumah nya akan kacau karena sang ayah mengamuk saat mengetahui bahwa Vino kabur dari rumah. Bagas mengumpat untuk Vino, berteriak bahwa Vino adalah anak tidak tau diuntung. Selalu saja bikin masalah.

Gevan dan ibu nya hanya bisa menenangkan dan mengatakan bahwa Vino pasti akan kembali. Dan sesuatu ucapan ayah nya berhasil menghantam dada Gevan. Ya. Ayah nya mengatakan bahwa tidak pernah berharap Vino kembali dan akan menolak jika Vino datang kembali ke rumah nya.

Gevan marah. Dia tidak suka dengan ucapan kasar ayah nya itu. Akhirnya Gevan pergi dari rumah ke sekolah tanpa pamit, langsung menaiki mobil yang sudah stanbye di depan rumah bersama supir pribadinya. Dan di dalam perjalanan Gevan selalu berharap tuhan mempertemukan ia dengan Vino. Atau setidak nya ada sedikit informasi tentang Vino dari teman teman Vino.

Dan ternyata di sekolah, Gevan tidak bertemu Vino sama sekali. Sebenarnya saat tengah berjalan untuk ke perpustakaan, Gevan melihat Genta dan Reza sedang berteduh di pinggir lapangan karena sehabis dihukum. Tapi ketika Gevan mau menghampiri mereka, tiba tiba saja ada guru yang menghampiri Gevan dan meminta tolong pada Gevan. Jadi, Gevan gagal bertemu Reza dan Genta untuk menanyakan perihal keberadaan Vino.

Gevan memberanikan diri melangkah masuk kedalam warung, mengedarkan pandangan mencari keberadaan kedua teman adik nya. Sedikit mengibaskan tangan di depan wajah karena disini sangat banyak asap rokok yang mengebul. Gevan tidak suka asap rokok dan tidak boleh terlalu sering menghirup asap rokok.

Ketika masih pada tahap mengedarkan pandangan kesekeliling dalam warung, betapa senang nya Gevan saat mata nya menangkap sosok Vino. Duduk dengan kaki diangkat satu dan tanpa mengenakan seragam. Dengan cepat Gevan berjalan menghampiri Vino. Ikut tersenyum saat Reza yang melihat nya datang, menyapa Gevan dengan senyum dan alis yang dinaikan.

"Vin, Gevan di belakang lo tuh."

"Hmm?" Vino terkesiap, langsung membalikan badan dan membelakan mata melihat Gevan berdiri dengan santai nya di belakang Vino.

Different ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang