Vino menendang kasar batu yang ada di hadapan nya. Keadaan jalan sepi karena memang sekarang sudah pukul 2 malam. Vino mengendap keluar rumah, membawa beberapa barang pribadi nya dan pergi meninggalkan rumah tanpa membawa kendaraan.
Vino berjalan masuk ke sebuah gang kecil, berhenti di depan sebuah kontrakan. Membuka sendal dan mengetuk pintu pelan.
"Za, gue Vino." Ucapnya saat masih mengetuk pintu.
Tak lama setelah ketukan ketiga, terdengar suara kunci yang diputar, pintu terbuka. Reza muncul dengan wajah absurd nya karena bangun tidur.
"Masuk Vin." Membuka kan pintu untuk Vino, mengambil tas yang di jinjing Vino dan meletakan nya di kamar.
Vino menduduki diri di sofa tunggal, meluruskan kaki dan meletakan nya diatas meja, menjadikan tangan nya sebagai bantalan.
"Kenapa lo tengah malem gini dateng ke kontrakan gue?" Reza datang, membawa dua gelas teh hangat.
"Bokap mau masukin gue ke panti asuhan."
Byurr!
"Goblok muncrat!" Vino mengumpat, mengusap wajah nya yang tersemprot oleh Reza.
"Eheh maap muka ganteng lo kemuncratan yaa." Reza membantu Vino mengusap wajah nya namun ditepis kasar oleh Vino.
"Tangan lo bau tai, jangan pegang muka gue!"
"Sialan lo."
Reza kembali menyesap teh hangat nya, menatap Vino yang juga sedang menengguk teh nya. Sedikit terkagum dengan kawan nya satu ini, padahal sering bonyok tapi wajah nya gak pernah berubah. Tetep ganteng.
Anjir amit amit gue jadi kaya gay gini.
Menggeleng. Kembali fokus dengan teh nya.
"Za, uang penghasilan dari kerja lo di bengkel cukup buat biaya hidup lo kan?" Tanya Vino saat setelah beberapa menit mereka di kelilingi oleh keheningan.
"Kenapa lo nanya gitu?"
"Gue gak janji bisa bantu lo lagi, gue cabut dari rumah."
"Yaelah Vin, segitu nya lo. Santai aja, malah sekarang gue bisa gantian bantuin lo. Tinggal di kontrakan gue selama lo mau."
Vino tersenyum simpul, menepuk pundak Reza. "Makasih Za."
"Gue yang harus nya dari dulu bilang makasih sama lo."
Bagi Reza, Vino adalah malaikat penolong nya. Ia ingat saat dulu dikeroyok oleh massa karena ketauan mencuri, dan yang lebih parah yang dicuri oleh Reza adalah Vino.
Saat itu Reza memohon pada massa sambil meringis menceritakan kisah kelam nya. Reza yang ditinggal oleh orang tua nya pergi dan tinggal sebatang kara. Hingga harus mencuri karena tidak punya uang untuk makan. Dan saat itu Vino meminta massa untuk berhenti, membawa Reza ke sebuah kafe.
Saat itu Reza menceritakan semua nya pada Vino, sekaligus meminta maaf karena harus mencuri dompet Vino. Dan dengan hati malaikat nya, Vino menolong Reza. Menyewakan kontrakan ini untuk Reza. Vino juga yang membiayai biaya sewa nya hingga saat ini. Bahkan sebelum Reza mendapat kerjaan menjadi montir bengkel, Vino yang memberi Reza makan. Membawakan nya setiap hari ke kontrakan.
Dan sekolah nya Reza saat ini juga karena Vino. Tajir nya Vino emang kebangetan, sampe bisa nyekolahin Reza gini. Makanya Reza janji sama diri dia sendiri kalo dia harus selalu ada buat Vino. Reza harus bisa jadi tempat cerita nya Vino, bahkan Reza juga mampu kalo Vino jadiin dia sebagai sasak tinju nya.
"Lo mau tidur di kamar? Biar gue yang tidur di sofa." Tawar Reza yang dibalas gelengan oleh Vino.
"Gue aja yang di sofa."
![](https://img.wattpad.com/cover/141824232-288-k414676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different ✓
Kurzgeschichten[Sudah tamat] Bukankah mendapat perlakuan yang berbeda dari kedua orang tua adalah hal yang paling menyakitkan? Gevano dan Gevino, saudara kembar yang tidak pernah saling bertegur sapa. Mereka berbeda. Dan akan selalu berbeda. •Brothership•