Vino memakirkan motor nya di depan sebuah warung belakang sekolah. Warung yang biasa ia jadikan sebagai tempat berkumpul dengan teman 'sesat' nya yang lain.
"Wey bos ganteng kita dateng!" Teriak salah satu diantara mereka ketika melihat Vino memasuki warung dengan senyum merekah nya.
Vino menghampiri setiap teman nya yang ada disana dan menubrukan bahu mereka seperti biasa, salaman ala pria.
Vino mengambil sebuah cemilan, membuka nya dan duduk di kursi meja bundar.
"Pipi lo kenapa Vin? Berantem lo?"
"Biasa." Jawab Vino enteng tanpa memandang teman yang selalu mendukung nya dalam segala hal.
Reza hanya mengangguk singkat, padahal ia tidak tau apa yang di maksud Vino dari jawaban nya tadi. Tapi Reza memilih untuk pura-pura mengerti daripada Reza makin banyak nanya, bisa-bisa ia pulang hanya tinggal kepala.
Ketika Vino dan teman nya sedang asik bergurau satu sama lain, suara gaduh dari luar berhasil mengalihkan perhatian mereka. Laki-laki berperawakan tinggi menjulang menghampiri Vino dengan nafas tersengal-sengal.
"Bro! Bro!" Laki-laki dengan nametag 'Genta Fernion' menepuk nepuk pundak Vino. Ia membungkuk, mencoba mengatur nafas nya yang masih tak beraturan. Ia lelah karena terburu-buru memanjat tembok dan berlari menuju warung ini.
Reza yang melihat sahabat nya kelelahan itu lantas membeli minum dan memberikan nya pada Genta. Genta menerima minuman itu dan menenggak nya sampai habis.
"Kenapa lo? Di kejar Pak Ginan?" Tanya Vino ketika dirasa teman nya sudah tenang.
Genta mendorong Reza agar sedikit bergeser dan duduk di samping Vino.
"Lo harus ke sekolah sekarang!"
"Ada apaan?" Vino menaikan sebelah alis nya, memandang teman nya dengan tatapan heran.
"Saudara kembar lo.. itu si Gevan!"
"Kenapa dia?"
"Di keroyok Reno!"
****
Bug!
Bug!
Bug!
"Bangsat lo!"
Vino menghajar Reno dengan membabi buta. Ia memukul Reno dengan pukulan bertubi-tubi. Menendang perutnya, menginjak kaki nya bahkan menarik rambut Reno tanpa ampun.
Reno kewalahan. Vino tiba-tiba datang, menarik diri nya menjauh dari Gevan dan memukuli Reno tanpa henti membuat Reno tidak bisa melawan sama sekali.
Vino menginjak perut Reno, membuat Reno tergeletak lemah dibawah injakan Vino. Wajah Reno penuh dengan darah, banyak lebam dan nafas yang memburu.
Vino mengepalkan tangan, siap memukul Reno lagi kalau saja tangan nya tidak di tahan oleh Reza.
"Udah, Vin! Kalo dia mati gimana?" Reza menarik Vino agar menjauh dari Reno yang hampir tak sadarkan diri. Reza melirik ke arah teman-teman Reno yang tadi hanya memperhatikan adegan bos nya dengan Vino agar mereka membawa Reno ke ruang kesehatan.
Teman-teman Reno yang diberi kode itu langsung menghampiri Reno dengan wajah khawatir dan membawa Reno sesuai perintah Reza.
Teman-teman Reno tidak membantu Reno tadi karena sejujurnya mereka juga takut dengan Vino. Vino akan membabi buta menghajar siapapun orang yang berani menyentuh Gevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different ✓
Short Story[Sudah tamat] Bukankah mendapat perlakuan yang berbeda dari kedua orang tua adalah hal yang paling menyakitkan? Gevano dan Gevino, saudara kembar yang tidak pernah saling bertegur sapa. Mereka berbeda. Dan akan selalu berbeda. •Brothership•