Chapter 11

776 57 4
                                    

Tap

Tap

Tap

"Semoga tidak ada yang melihatku pergi." Gumam Hinata.

Hinata melompati setiap pohon dengan cepat. Tidak lama setelahnya, ia sampai di tempat tujuannya.

"Akhirnya sampai juga, tapi dimana sosok itu?"

"Aku disini. Kukira kau tidak akan datang."

Hinata hanya diam. Ia tidak membalas ucapan sosok tersebut.

"Jadi? Bagaimana?! Apa kau mau menjadi muridku?!" Tanya sosok tersebut seraya menatap lekat ke arah Hinata.

Hinata menghela nafas. Ini adalah keputusannya yang sudah ia pikirkan dengan matang. Kesempatan ini hanya sekali.

Hinata menatap sosok tersebut dengan penuh keyakinan.

"Aku ingin menjadi muridmu. Tolong ajari aku hingga menjadi kuat, sensei!" Ucap Hinata dengan sungguh-sungguh.

Sosok tersebut terdiam. Sebuah seringai terbit di wajahnya.

"Bagus! Keputusan yang tepat! Kau sekarang muridku, jadi kau harus turuti semua perkataanku jika kau ingin menjadi kuat."

"Ha'i."

•••

"Hiashi-sama!"

"Ada apa Kou?" Balas Hiashi.

"Nona... Nona H-Hinata." Ucap Kou terlihat ragu.

"Ada apa dengan putriku?" Hiashi menatap Kou tajam.

"N-nona Hinata, ia tidak berada di dalam kamarnya."

"Apa?! Apa maksudmu Kou!" Bentak Hiashi.

"S-sepertinya nona Hinata menghilang, Hiashi-sama." Ucap Kou seraya menundukkan kepalanya.

Hiashi terdiam. Ia menghela nafas dengan kasar dan memejamkan matanya. Sesekali jari-jari tangannya memijit pelipisnya.

"Suruh para pengawal untuk mencari keberadaan Hinata!"

"Ha'i Hiashi-sama."

'Apa yang sebenarnya terjadi?' Batin Hiashi.

Entah mengapa kali ini ia merasakan firasat yang buruk.

••

"Naruto!"

"Sakura-chan?"

Sakura berlari menghampiri Naruto. Ia tersenyum lebar ke arah Naruto.

Naruto membalas senyuman Sakura.

"Ada apa Sakura-chan?" Tanya Naruto.

"Kau mau kemana?" Sakura bertanya balik.

"Aku akan ke kedai ramen ichiraku." Jawab Naruto dengan penuh semangat.

"Boleh aku ikut?" Tanya Sakura tanpa sadar menatap penuh harap.

"Tentu!"

Sakura tertegun melihat senyuman di wajah Naruto. Tanpa sadar wajahnya sedikit merona.

"Eh? Kenapa wajahmu memerah Sakura-chan? Apa kau sakit?" Tanya Naruto yang terlihat kebingungan.

Ia mendekatkan wajahnya ke arah Sakura. Wajah Sakura tiba-tiba saja menjadi berwarna merah padam.

"Wajahmu panas Sakura-chan. Kau sakit?" Naruto meletakkan tangannya di kening Sakura.

Sakura tersentak. Ia dengan refleks menepis tangan Naruto.

"A-aku t-t-tidak sa-kit." Jawab Sakura gugup.

"Lalu kenapa wajahmu memerah?" Tanya Naruto yang masih terlihat penasaran.

"T-tidak. Tidak papa." Sakura tersenyum kaku. Ia segera memalingkan wajahnya ke arah samping.

'Dasar tidak peka.' Batin Sakura.

"Oh baiklah, ayo." Naruto dengan refleks menggenggam tangan Sakura dan menariknya tanpa sadar.

Sakura terkejut. Entah kenapa ia merasa sangat nyaman. Ia memegang dadanya yang tiba-tiba berdetak tidak karuan.

'Tidak mungkin kan? Aku hanya mencintai Sasuke-kun. Tapi, kenapa aku merasa berdebar?' Batin Sakura agak bingung.

Ia menatap punggung Naruto yang berada di depannya. Tatapannya kembali terpaku pada tangannya yang masih di genggam erat oleh Naruto. Diam-diam ia tersenyum tipis.

TBC

The Beginning and End of the ResurrectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang