Hinata menatap sekelilingnya dengan gugup. Ia jadi ragu apakah keputusannya ini benar?
Hinata menatap lekat seseorang pria berjubah hitam di depannya. Orang itulah yang akan menjadi senseinya mulai sekarang. Auranya benar-benar terasa sangat gelap. Belum lagi chakranya, memikirkannya saja membuat dirinya merasa merinding.
'Apa aku salah? Huft, aku tidak boleh begini. Aku sudah berjanji akan menjadi lebih kuat agar aku bisa pantas berada di dekat Naruto-kun dan Sasuke-kun. Ini adalah kesempatan yang sudah ku tunggu-tunggu.' batinnya mencoba untuk menyemangati diri.
Ia mencoba tersenyum. Kedua tangannya mengepal. Ia tiba-tiba menjadi bersemangat.
Tanpa disadarinya sedari tadi orang di hadapannya menatapnya dengan tajam.
Di sisi lain, Tim 7 dan tim 8 memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Kiba dan Shino pergi untuk mengawasi sekitarnya, sedangkan Sai entah pergi kemana. Naruto? Pemuda itu sedari tadi hanya terdiam.
Sakura berjalan mendekati Naruto. Ia mencoba menepuk pundaknya dengan lembut.
"Naruto?"
Naruto terlonjak. Ia menatap Sakura dengan bingung.
"Ah, gomen mengagetkanmu."
Sakura mendudukkan dirinya di samping Naruto.
"Ehh?! Tidak apa. Aku sedikit melamun hingga tidak menyadari keberadaanmu."
Mereka berdua sama-sama terdiam. Baik Naruto dan Sakura larut dalam pikirannya masing-masing.
Hingga Sakura memutuskan untuk memecahkan keheningan.
"Kau terlihat khawatir sekali dengan Hinata."
Naruto tersenyum tipis. Ia mendongak ke atas langit.
"Ya, dia sangat berharga bagiku. Tentu saja aku sangat mengkhawatirkannya."
Sakura tersenyum kecut. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Sepertinya kau... menyukainya."
Naruto diam tidak bergeming. Ia masih setia menatap langit cerah di atasnya.
"Apa begitu?" Gumam Naruto bertanya-tanya dan ia menoleh ke arah Sakura.
Tatapan keduanya bertemu. Emerald dan Sapphire. Keduanya sama-sama terdiam. Hingga sang pemilik mata sapphire memutuskan kontak mata tersebut.
Ia tidak menyadari bahwa sepasang pemilik mata emerald menatapnya dengan sendu.
"Entahlah. Aku hanya asal menebak saja."
'Ya, kau menyukainya. Sangat menyukainya, sikapmu terlihat jelas sekali. Bukankah dulu kau begitu menyukaiku, lantas mengapa sekarang kau berpaling begitu saja!'
"Aku tidak tahu. Aku hanya berpikir bahwa aku tidak sanggup untuk kehilangannya. Kupikir aku hanya menganggap nya sebagai adikku, tapi entah mengapa rasanya tidak begitu."
Sakura menghela nafas dengan berat. Entah mengapa ia lega saat mengetahui bahwa Naruto sama sekali belum menyadari perasaannya.
Apa ia boleh berharap? Ia ingin sekali agar Naruto terus menatapnya dan tidak berpaling ke yang lain.
Tapi di satu sisi ia juga belum memastikan seperti apa perasaannya ini kepada pemuda berambut pirang tersebut.
Ia juga masih belum bisa melupakan perasaannya pada Sasuke.
Ia merasa bingung. Lebih tepatnya ia menjadi ragu akan perasaannya sendiri.
"Aku akan pergi menemui timku." Sakura beranjak pergi meninggalkan Naruto sendiri.
Naruto hanya diam dan sama sekali tidak membalas.
Ia menatap sungai dihadapannya dengan sendu.
"Hinata..."
•••
"Sensei, apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Hinata menatap pria di depannya dengan bingung. Bagaimana tidak, sedari tadi mereka berdua hanya terus berlari tanpa tujuan yang jelas.
Tap
Langkah mereka pun terhenti. Hinata menatap pria itu dengan lekat.
"Aku ingin kau melakukan suatu hal."
Hinata menatapnya dengan semangat.
"Apa itu? Aku pasti akan melakukannya sensei."
Hinata mendekat ke arah pria tersebut.
"Tapi apa kau yakin bisa melakukannya?"
"Tentu saja sensei. Aku ingin menjadi lebih kuat."
Tanpa disadarinya sang pria diam-diam menyeringai lebar.
"Baiklah karena kau memaksa. Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."
"Apa itu sensei?"
"Aku ingin kau..."
"?"
"Menghabisi seseorang."
"Ehh?!"
•••
"Apa yang kau dapat?"
"Sepertinya kita mempunyai musuh yang berbahaya."
Pria di hadapannya menyeringai.
"Ck! Benarkah? Siapa dia?!"
"Aku tidak tahu dia siapa, yang jelas tidak ada informasi apapun mengenai identitasnya."
Pria tersebut terdiam. Tidak lama setelah itu ia menggeram marah.
"Sepertinya ada yang berani mencari masalah denganku. Kalau begitu kita lihat seberapa besar kemampuannya itu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning and End of the Resurrection
DiversosKisah 3 orang ninja yang memiliki hubungan erat satu sama lain. Hingga suatu hari salah satu diantara mereka pergi karena sebuah dendam. Dan inilah awal dari segalanya. "Aku mohon kembalilah Sasuke-kun!" "Apa yang sebenarnya terjadi?!" "Yoshh, tim 7...