Chapter 3

806 77 6
                                    

Sinar mentari mulai muncul. Di sebuah kamar, terdapat seorang gadis kecil yang masih tertidur dengan nyaman.

Saat sinar mentari menerobos masuk ke dalam kamarnya, gadis kecil tersebut terbangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

Gadis kecil itu adalah Hinata. Ia terkejut ketika ia terbangun diranjangnya. Karena seingat Hinata ia pergi mencari Sasuke.

'Bukankah tadi malam aku pingsan? Apa Sasuke-kun yang membawaku kemari?' Batin Hinata.

Setetes air mata jatuh dari wajahnya.

"Sasuke..." 

Di tengah hari, Tim rokie berkumpul di ruangan hokage bersama dengan sensei mereka semua.

"Apa kalian sudah tau kalau tadi malam Uchiha Sasuke pergi meninggalkan desa?" Tanya Tsunade kepada mereka semua.

Sontak tim rokie minus Hinata dan Sakura, terkejut mendengar pertanyaan Tsunade.

"A-apa?! Itu tidak mungkin! Kenapa Sasuke meninggalkan desa?!!" 

"Iya, bagaimana mungkin hokage-sama?!"

Sedangkan Hinata yang mendengar itu hanya menunduk. Naruto melirik ke arah Hinata. Naruto tau Hinata pasti sangat sedih begitu pula dirinya yang masih belum bisa mempercayai berita tersebut. Naruto menggenggam tangan Hinata dengan erat seraya tersenyum tipis.

"Tenanglah. Pasti Sasuke baik-baik saja." Ucap Naruto dengan suara pelan.

Hinata yang mendengar perkataan Naruto membalasnya dengan senyum tipis.

"Uhm."

"Baiklah aku beri misi kepada kalian yaitu Shikamaru, Kiba, Naruto, Chouji, Lee, Shino, dan Neji dan juga Kakashi beserta Asuma untuk mencari Uchiha Sasuke." Perintah Tsunade.

"Ha'i hokage-sama."

•••

Hinata sedang mengamati sungai di depannya. Saat ini ia berada di tempat latihan timnya.

Hinata menatap ke arah sungai dengan kosong. Hinata teringat perkataan Sasuke tadi malam.

'Jangan menghalangiku! Aku tidak akan segan-segan membunuhmu, Hyuga! Shinobi lemah sepertimu bisa apa? Merepotkan saja!'

"Aku memang lemah, sangat lemah. Bahkan tou-sanku tidak mau mengakuiku." Ucap Hinata dengan wajah sendu. Ia mengepalkan tangannya dengan erat.

"Baiklah... Aku akan berlatih lebih keras agar menjadi lebih kuat dan aku akan membawa Sasuke-kun kembali ke Konoha." Ucap Hinata dengan sungguh-sungguh.

"Tunggu aku Sasuke-kun."

Hinata menjadi lebih giat berlatih. Lebih tepatnya ia berlatih secara menggila. Jika tidak ada misi, Hinata selalu berlatih keras dari pagi hingga malam.

Seminggu yang lalu Hinata mendengar kabar bahwa Sasuke tidak di temukan dan semua temannya terluka, bahkan Naruto juga.

Biasanya setelah selesai berlatih Hinata akan mampir ke rumah sakit dan menjenguk Naruto serta merawatnya.

Bagi Hinata, Naruto itu sudah seperti kakaknya sendiri. Hinata sangat menyayangi Naruto. Bahkan Naruto menganggap Hinata seperti adiknya sendiri, karena Naruto juga tidak mempunyai keluarga sama sekali. Bagi Naruto, Sasuke dan Hinata adalah keluarganya begitupun sebaliknya.

Hari ini Hinata memutuskan untuk menjenguk Naruto kembali.

Sesampainya di rumah sakit, Hinata mencari ruangan tempat Naruto di rawat.

Ceklek

Hinata memasuki ruangan tempat Naruto berada. Di ruangan tersebut Naruto sedang bersama dengan salah satu dari 3 sennin. Yaitu Jiraiya.

"Haii Hinata-chan." Sapa Naruto dengan senyum cerah andalannya.

"Halo Hinata-chan" Sapa Jiraiya seraya tersenyum ramah.

"Hai juga Naruto-kun, halo Jiraiya sensei" Balas Hinata seraya tersenyum lembut.

"Naruto-kun, apa kau sudah jauh lebih baik?"

"Tentu saja Hinata-chan. Ahh, ngomong-ngomong terima kasih karena sudah menjengukku dan merawatku Hinata-chan." 

"Tidak masalah, Naruto-kun" Hinata tersenyum lembut. Ia menghela nafas lega karena keadaan Naruto sudah agak membaik.

"Ohh iya, Hinata." Panggil Jiraiya.

"Ada apa sensei?"

"Besok aku dan Naruto akan pergi berlatih dan meninggalkan desa. Kami akan meninggalkanmu sendiri, apa kau tidak masalah?" Tanya Jiraiya.

"Eeh?!" Hinata terkejut mendengar ucapan tersebut. Sekilas tatapan sendu terlihat di wajahnya.

'Naruto-kun juga akan pergi? Aku benar-benar akan sendirian kali ini... Ternyata, aku memang selalu ditinggalkan, ya.' Batin Hinata miris.

"A-aku tidak papa sensei." Jawab Hinata terdengar kikuk.

"Kau berbohong Hinata." Ucap Naruto seraya menatap lekat ke arahnya.

"Sungguh! Aku benar-benar tidak papa. Lagi pula aku juga akan sibuk berlatih." Jawab Hinata mencoba meyakinkannya.

"Kau yakin?"

"Uhm."

"Hah, baiklah... Aku mungkin akan meninggalkanmu selama beberapa tahun, jadi, maaf aku tidak bisa menjagamu untuk sementara." Sesal Naruto.

Hinata mendekat ke arah Naruto dan mengelus rambut pirang Naruto.

"Aku baik-baik saja. Lagipula aku juga ingin seperti Naruto-kun dan Sasuke-kun. Aku ingin berlatih dengan keras agar bisa menjadi lebih kuat dan aku bisa berjalan berdampingan dengan kalian." Hinata menatap lembut pada Naruto.

Naruto memeluk Hinata dengan erat dan ia membalas pelukannya.

Jiraiya yang melihat itu tersenyum lembut.

'Persahabatan yang indah.' Batin Jiraiya.

Keesokan harinya Naruto dan Jiraiya bersiap untuk pergi berlatih. Untungnya Tsunade menginjinkan Naruto pergi dengan Jiraiya.

Hinata berlari ke arah Naruto dan menyerahkan dua buah bento.

"Naruto-kun, ini bekal untukmu dan Jiraiya sensei." 

Naruto menerima bento dari Hinata lalu tersenyum lembut.

"Arigatou Hinata-chan. Kau yang memasaknya ya?" Tanya Naruto.

"Uhm."

"Ahh, pasti enak seperti biasanya."

"Arigatou untuk bekalnya Hinata-chan." Ucap Jiraiya tersenyum seraya mengelus lembut rambut indigonya.

"Ha'i sensei."

"Baiklah Naruto mari kita berangkat. Sampai jumpa lagi Hinata." Ucap Jiraiya dengan senyum cerahnya.

"Yossh... Kalau begitu aku berangkat dulu Hinata-chan."

Cup

Naruto mencium pipi Hinata dan tersenyum lembut.

"Jaa ne Hinata-chan. Jaga dirimu baik-baik." Teriak Naruto seraya melambaikan tangannya dengan semangat.

"Ha'i. Naruto-kun juga." Hinata membalas lambaiannya.

Jiraiya dan Naruto akhirnya pergi meninggalkan desa. Hinata pun menghela nafas berat.

"Baiklah... Aku akan berlatih dengan giat supaya aku bisa menjadi lebih kuat seperti mereka dan bisa melindungi mereka juga." Gumam Hinata dengan serius.

TBC

The Beginning and End of the ResurrectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang