Rumah sakit Konoha
Naruto menggenggam tangan pucat Hinata yang terasa dingin. Ia menatap sendu Hinata yang terbaring lemah.
"Kenapa kau harus menderita begini Hinata?" Ucap Naruto dengan lirih.
Tiba-tiba jari Hinata bergerak. Kelopak mata Hinata yang tertutup perlahan mulai terbuka.
Hinata mengerjapkan matanya. Lalu ia menatap sekitarnya dengan bingung.
"D-dimana aku?" Lirih Hinata.
"Syukurlah kau sudah sadar Hinata-chan. Kau berada di rumah sakit." Naruto tersenyum lembut.
"N-naru-to-kun?"
"Apa kau merasa lebih baik Hinata?" Tanya Naruto dengan penuh perhatian.
Hinata mengangguk.
"Baiklah. Tunggu sebentar, aku akan memanggil Sakura-chan kemari." Ucap Naruto dan bangkit dari kursinya.
"Arigatou, Naruto-kun." Ucap Hinata dengan lemah seraya tersenyum tipis.
Naruto membalas dengan senyuman lebarnya pada Hinata dan mengangguk.
Sepeninggalnya Naruto, Hinata menatap ke arah luar jendela di sampingnya.
Hinata memejamkan matanya. Tiba-tiba air mata meluncur perlahan membasahi pipinya.
Kejadian waktu itu terlintas di pikiran Hinata.
'Sasuke-kun ternyata aku masih lemah ya? Orang lemah sepertiku seharusnya mati saja.' Batin Hinata terasa miris.
Pintu kamar rawat Hinata terbuka. Di sana Naruto dan Sakura menatap Hinata lembut.
"Hai Hinata-chan." Sapa Sakura.
"H-hai Sakura-san." Balas Hinata.
"Hei panggil saja aku Sakura-chan agar kita lebih akrab." Sakura menatap Hinata dengan lembut.
"H-ha'i Sakura-chan."
"Hinata-chan, apa kau merasa jauh lebih baik?"
"Uhm, a-aku sudah m-merasa l-lebih baik."
"Baguslah. Aku akan kembali memeriksa mu."
Sakura memeriksa keadaan Hinata dengan teliti. Naruto menatap Sakura dengan kagum.
Hinata tahu bahwa Naruto menyukai Sakura, namun sayangnya Sakura hanya menyukai Sasuke.
Hinata menatap lekat ke arah Sakura.
'Sakura-chan selain cantik dia juga hebat dan berbakat. Sedangkan aku tidak ada apa-apanya. Naruto-kun saja menyukai Sakura-chan, apa Sasuke-kun juga?' Batin Hinata bertanya-tanya.
"Kau sudah lebih baik Hinata-chan. Tapi aku sarankan kau harus banyak beristirahat dulu. Dan juga jangan berlatih terlalu keras dulu, tunggu hingga kondisi benar-benar membaik." Ucap Sakura dengan penuh penekanan.
Hinata hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada Sakura.
"Arigatou sudah memeriksa keadaan Hinata, Sakura-chan." Ucap Naruto.
"Tidak masalah. Hinata-chan kan temanku juga." Balas Sakura dengan tersenyum dan pergi meninggalkan kamar rawat.
Naruto berjalan mendekati Hinata dan mengambil kursi di sampingnya.
"Hinata, kau membuatku khawatir." Naruto berkata dengan lirih seraya menghela nafas dengan berat.
Mendengar itu Hinata langsung menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah.
"G-gomen."
Naruto mengelus puncak surai rambut Hinata.
"Lupakan yang Sasuke katakan waktu itu. Aku janji jika aku bertemu kembali dengannya, apapun yang terjadi aku akan membawanya kembali ke Konoha walau harus menyeretnya sekalipun." Ucap Naruto dengan sungguh-sungguh.
Hinata merasa matanya memanas. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain dan menangis.
"Hiks... Hiks... A-aku memang l-lemah. Aku s-selalu menyusahkan orang-orang di s-sekitar-ku... Hiks... Maafkan aku..." Ucap Hinata seraya terisak.
Naruto membawa Hinata ke pelukannya. Ia memeluk Hinata dengan erat.
"Sst, jangan menangis. Kau itu shinobi yang sangat kuat Hinata dan kau tidak pernah menyusahkan siapa pun." Ucap Naruto mencoba menenangkan Hinata.
Hinata mencengkram erat jaket milik Naruto dan menyembunyikan wajahnya di dada Naruto.
'Aku lelah. Jika aku selalu lemah seperti ini, lebih baik aku mati saja. Setidaknya aku tidak akan menjadi hambatan bagi siapapun.' Batin Hinata.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning and End of the Resurrection
AléatoireKisah 3 orang ninja yang memiliki hubungan erat satu sama lain. Hingga suatu hari salah satu diantara mereka pergi karena sebuah dendam. Dan inilah awal dari segalanya. "Aku mohon kembalilah Sasuke-kun!" "Apa yang sebenarnya terjadi?!" "Yoshh, tim 7...