Chapter 18

445 34 3
                                    

Naruto terdiam. Sekilas ekspresi wajahnya mengeras.

"Hahaa, apa maksudmu Sakura-chan? Apa aku terlihat seperti orang yang memaksakan diri?" Tanya Naruto seraya tersenyum lebar.

"...Ya."

Suasana menjadi canggung dalam sekejap. Hanya ada keheningan di antara mereka berdua. Naruto yang merasa tidak nyaman dengan suasananya segera mengalihkan topik pembicaraan.

"Ehh ngomong-ngomong apa kau mendengar bahwa akhir-akhir ini banyak shinobi yang mati di dekat perbatasan?"

Sakura menghela nafas dengan kasar.

'Mengalihkan pembicaraan ya...'

"Iya, aku mendengar informasi itu dari Sai yang kebetulan sedang ada di perbatasan."

"Hem, menurutmu siapa pelaku dari kejadian ini? Orang bodoh mana yang berani membuat masalah seperti ini? Aku rasa dia sudah gila ya, hahaaa."

Sakura menatap lekat Naruto yang terus berceloteh tanpa henti. Ia perlahan mendekatkan dirinya ke arah Naruto.

"Sakura-chan sepertinya kita harus segera pergi ke-"

Cup

Ucapan Naruto terpotong dengan ciuman Sakura yang tiba-tiba. Tubuhnya menegang. Ia terkejut seraya membelalakan matanya. Sesaat dirinya hampir terhanyut ke dalam ciuman itu. Sadar akan keadaan, Naruto segera mendorong Sakura dengan kasar.

Brukk

"Aduh!"

"Apa yang kau lakukan Sakura!" Naruto menatap Sakura tajam. Sakura yang tersadar dengan tindakannya ikut terkejut.

"Ah, maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya-" Ucapannya terputus saat ia melihat Naruto yang mengepalkan kedua tangannya.

"Maaf."

"..."

"Naruto, aku-"

"Aku harus pergi. Sampai jumpa lagi."

Naruto segera melangkah pergi tanpa mendengarkan ucapan Sakura lebih lanjut. Sakura menatap sendu punggung Naruto yang perlahan menjauh dari pandangannya.

"Naruto..."

"..."

"...Sialan! Apa yang tadi kulakukan?! Dasar bodoh kau Sakura!"

••

Buagh

Buagh

Wushh

Tap

Tap

"Hosh... Hosh..."

Sringg

Trang

"Ugh!"

"Fokus Hinata!"

Brakk

Sringg

Trangg

"Kecepatanmu jauh lebih baik dari sebelumnya, tetapi staminamu masih tetap buruk."

"Sensei... Bisakah kita-Ugh!" Tiba-tiba saja Hinata merasakan sakit di kepalanya yang terasa hebat. Rasanya kepalanya seperti akan meledak.

"Ugh, s-sakit sekali! S-sensei k-k-kepala-ku tiba-tiba s-ssakit!"

Pria tampan itu yang melihat Hinata kesakitan segera mendekatinya.

"Sepertinya itu mulai bekerja." Gumamnya.

"S-S-Ssensei... T-tolong... Aku-"

"Sst. Kau diam saja tidak usah banyak bicara."

Mendengar ucapan pria tersebut Hinata mengernyitkan dahinya. Ia mencoba menahan rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi.

'Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku?!'

Hinata merasakan tubuhnya yang perlahan mulai hilang keseimbangan. Penglihatannya juga mulai terasa kabur. Perlahan kegelapan menghampiri dirinya. Sebelum dirinya jatuh, ia merasakan seseorang yang mendekapnya dengan erat

'Sensei...'

Hinata pun jatuh pingsan. Ia berada dalam dekapan pria itu.

"Sebentar lagi... Pasti akan segera tercapai!"

"Hinata..."

•••

Sasuke melompat dari satu pohon ke tiap pohon lainnya. Akhir-akhir ini perasaannya sedang buruk. Dia memang berhasil mengacaukan pertemuan para Kage namun entah kenapa dirinya selalu merasa cemas.

"Brengsek!" Umpatnya dengan kesal.

Semakin lama kecepatannya bertambah. Entah kenapa dia merasa bahwa dirinya harus segera pergi untuk melihat seseorang yang akhir-akhir ini selalu menghantui pikirannya.

"Kenapa kau terburu-buru sekali, Uchiha Sasuke?" Tanya sosok gelap yang sedari tadi mengikuti Sasuke.

"Bukan urusanmu!"

Mendengar jawabannya, sosok tersebut berdecak sebal.

"Ya sudahlah. Kalau begitu aku akan kembali  ke tempatku, jika kau butuh bantuanku panggil saja namaku."

"Hn."

Sosok tersebut pun menghilang. Sasuke segera pergi ke tempat tujuannya. Tidak lama ia sampai di tempat yang sudah sangat ia kenali. Sasuke menutup wajahnya dengan sebuah topeng berbentuk burung elang. Ia segera menutupi dirinya dengan jubah hitam.

Penampilannya memang terlihat mencurigakan namun ia segera menyamarkan hawa keberadaannya agar tidak mudah diketahui orang-orang. Perlahan dirinya mulai memasuki kerumunan warga sekitar.

"Menyebalkan! Kenapa aku harus melakukan ini!" Keluh Sasuke seraya berjalan menuju sebuah kedai makanan. Disana ia memesan makanan sambil mencari informasi dari orang-orang sekitar.

Ia menatap sekeliling dengan tajam dan mulai memfokuskan pendengarannya.

"Wah lihat ini, cantik sekali dia."

"Kyaa aku tidak sabar sekali!"

"Kami sudah melakukannya."

"Hei, sialan! Kenapa kau bodoh sekali sih!"

Sasuke mendengus kesal. Disini hanya ada percakapan bodoh yang tidak penting. Ia memutuskan untuk pergi. Namun saat dirinya akan beranjak pergi, tubuhnya tiba-tiba saja menegang. Alasannya hanya karena ucapan seorang shinobi yang tidak sengaja ia dengar.

"Katanya Hyuga Hinata masih belum ditemukan."

'Apa maksudnya itu?!'

TBC

Halo semua~

Bagi yang belum tau, cerita ini Qia sempet unpublish dulu soalnya alurnya mau sedikit di rombak^.^

Jadi Qia saranin buat kalian baca lagi dari chapter awal biar gak bingung~

Terimakasih atas dukungannya♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Beginning and End of the ResurrectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang