Sinar Mentari yang berjalan masuk melalui celah jendela kamar, yang berusaha membangunkan sang Adam yang terlelap akan mimpinya.
Pria ini menggeliat merasakan sinar yang dia anggap sebagai pengganggu tidurnya. Ditambah lagi suara melengking khas emak-emak komplek yang berhasil mengganggu indera pendengarannya.
"REYYYY BANGUNNNNNNNNNNNNNN," satu teriakan saja tidak mempan membangunkan pria ini.
"REY BANGUNN UDAH JAM 7" lagi lagi teriakan kedua tak kunjung menghasilkan hasil.
"Kebiasaan ya.. mentang - mentang libur, tidur sampe bikin mulut gue gatel gara gara bangunin lo, dan lebih ngenesnya lagi gue kok bisa punya adek kayak lo ya,"omel Dafya pada dirinya sendiri.
Karena mulai kesal, Dafya melangkah dengan gaya macam pemain MMA yang bersiap untuk bertarung, lalu masuk ke dalam kamar Rey yang terkunci.
Haha. Mudah saja untuk Dafya bisa membukanya. Ia sering nyepul kunci cadangan milik adiknya ini.
Brakkk.
Dafya membuka pintu dengan sangat keras, namun lagi lagi sang empu masih lelap akan bunga tidurnya.
Tidak hanya itu, Dafya mulai merangkak naik ke atas ranjang Rey. Lalu, loncat loncat seperti anak kecil yang sedang bermain trambolin.
"Lo bangun apa gue coret nama lo dari KK," ancam Dafya dengan senyum seringai.
Namun, bukannya bangun. Rey malah semakin nyenyak dan hal itu membuat sebuah lelucon muncul di otak kanan Dafya.
Dafya mengambil kostum putih dan celana putih yang digantungkan di dinding. Tak lupa topi bak Jenderal.
Namai saja itu kostum Pilot. Kostum Pilot adalah barang yang paling Rey sayangi diantara deretan barang yang di jual di Lazada.
Tidak cukup itu, dia juga mengambil miniatur pesawat terbang yang tergeletak di atas meja belajar si empu.
Rey membuka sedikit matanya, dan apa yang dia lihat? Barang kesayanganya yang di otak atik kakaknya. Lantas dia langsung bangun dan merebut kembali barang tersebut dari Dafya yang belum sempat digunakan.
Sebenarnya Rey itu hanya pura-pura tidur. Lagian kalau dia bangun, dia akan menjadi asisten dadakan Dafya.
"Adekku tersayang udah bangun, morning kissnya dong," ucap Dafya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Rey.
"Jijik, huaaa," Rey langsung masuk ke dalam kamar mandi lalu, menguncinya dari dalam, sebelum Dafya masuk dan mengambil Keperjakaanya.
"Rey, cepetan mandi yang bersih yaaa... Ntar kita main banyak ronde nih," teriak Dafya dari luar kamar mandi. Diikuti kekehannya.
"OGAH," di dalam kamar mandi Rey bergeridik mendengar ucapan keramat sang kakak sambil mengelus dadanya. Kenapa dia harus dilahirkan dengan kakak ajaib seperti ini ya.
Lalu, Dafya beranjak dari kamar adiknya menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Di ruang makan Dafya melihat sang papa yang sedang berkutat dengan laptopnya. Dafyapun segera membuatkan segelas susu putih tanpa gula dan roti bakar kesukaan sang Papa, Pak Ardi."Papa sarapan dulu, ih. Jangan main laptop terus," tutur Dafya dengan kesalnya karena sedari tadi pak Ardi mendiamkan sarapannya dan lebih fokus dengan laptopnya.
"Iya," jawab pak Ardi.
"Dari tadi iya iya terus, kapan iyanya," omel Dafya.
"Kamu ini udah kayak ibu ibu komplek, cerewet banget," Kekeh pak Ardi sembari memakan roti bakar yang dia diamkan sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Mama [ON GOING]
Fiksi RemajaCover by @Lilinbening. "Pokoknya bayi ini harus jadi anak aku bun, aku nggak mau tahu," "Tapi umur kamu dengan bayi itu hanya terpaut belasan tahun Afara Raharja," "Aku yakin aku dapat menjaga bayi itu bun," "Sepertinya kau butuh layanan konseling,"...