part [6]

63 6 0
                                    

"Aku tidak menyangka, kamu akan membawaku ke sini."

Tentu saja, tidak ada yang menyangka tempat apa yang mereka datangi sekarang. Jaehyun melambai pada supirnya, menyuruhnya untuk bergegas pergi dan akan ia telpon lagi jika ingin pulang.

Helen tidak terlalu peduli, mulai duduk di atas rerumpunan kering tanpa memikirkan roknya akan kotor oleh tanah.

"Ini udah agak jauh dari Jakarta, dan juga ini udah jam 12 lebih. Jadi bisa dibilang, ini tempat yang cocok untuk lo cerita."

Bisakah kalian menebak di mana mereka sekarang?

"Tapi, aku tidak menyangka kau akan membawaku ke jalan tol."

Ya, mereka berada di jalan tol.

Tiba-tiba saja Helen merasa bahwa pinggiran jalan tol yang dipenuhi pohon dan rumput merupakan tempat yang bagus untuk bersedih-sedih di sana.

Maka tanpa pikir panjang, Helen menyuruh Jaehyun memasuki gerbang tol, berkendara selama beberapa kilometer, dan menurunkan mereka.

Setelah perdebatan panjang—antara Jaehyun yang mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja, dengan supirnya yang khawatir bila majikannya akan disergap polisi jika ketahuan berbuat sesuatu di sini—akhirnya mobil BMW Jaehyun pun melaju, pergi dari mereka.

Jaehyun ikut duduk dengan Helen, beruntung saja tadi tidak hujan. Meskipun kotor karena tanah, setidaknya celana mahal Jaehyun tidak akan bernoda cokelat terlalu banyak.

"Kenapa kamu memilih tempat ini?"

"Karena kalau di cafe udah biasa, dan kalo di jalan sepi takut kena keroyokan warga."

Jaehyun terkekeh, sebelum mendekatkan dirinya pada Helen. Lalu menghela napas panjang.

"My mom, she passed away."

Helen menganggukkan kepala. "I'm so sorry for your loss."

"I loved her, even if she's not my real mother."

Helen mengerutkan dahinya. "Maksud, lo?"

"Coba tebak."

Helen terlihat berpikir sebentar, sebelum sebuah pemikiran terlintas di otaknya. "She's your... step mother?"

Jaehyun terkekeh lagi. "Kamu ganti profesi saja. Jadi cenayang sepertinya bagus juga."

Kini giliran Helen yang tertawa. "Mana bisa. Gue kan nggak punya kekuatan paranormal."

Jaehyun tidak menjawab celotehan Helen, matanya memandang ke arah mobil yang lewat sesekali. "Kadang, aku merasa bahwa aku tidak butuh siapapun di dunia."

Helen tidak menjawab apapun, membiarkan Jaehyun bercerita sesukanya.

Tidak apa-apa, toh ia sedang dalam masa berduka. Tidak masalah jika seseorang merasa kehilangan, dan bebas melakukan semaunya. Karena terkadang, kita tidak bisa mengatur seseorang yang sedih begitu saja.

Jaehyun bercerita, dan Helen sama sekali tidak berniat memotongnya.

Jaehyun adalah tipe orang yang mampu menghibur seseorang dengan cara bicaranya. Helen menyukai caranya berpikir, caranya memilih kata-kata.

Rasanya Helen bisa mendengar Jaehyun berbicara selama berjam-jam.

"Saat mendengar kabarnya, aku tidak datang ke rumah sakit. Aku malah pergi ke bar, dan minum di sana. Saat aku melihatmu, aku merasa, bahwa ini adalah hal yang benar. Menceritakannya padamu, dan berkeluh kesah padamu."

"Sejauh ini, hanya kamu dan asistenku yang tahu kalau ibuku meninggal. Ibu kandung dan ayahku, tidak tahu. Belum tahu."

"Lalu... kamu mau memakamkannya di mana?"

See U Later | ft. Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang