part [16]

44 4 0
                                    

Baiklah, tadi siang baru saja terjadi hal yang benar-benar gila.

Helen bahkan tidak menyadari bahwa Juan sedang berada di Prancis.

"Ah, gila, kenapa dia ada di sini?!" Helen ingin sekali melempari kepalanya dengan barang-barang keras. Kepala Juan, tentu saja. Helen bisa dikira gila kalau membenturi kepalanya sendiri dengan benda-benda mati.

Sudah terbilang cukup lama semenjak terakhir kali mereka berdua bertemu. Sekitar dua tahun... mungkin? Terakhir mereka bertemu di bar Madam, sebelum Juan pergi dari sana tanpa memberikan reaksi yang berarti selain menatap satu sama lain.

Ketika Helen meraih ponsel untuk memeriksa apakah ada update terbaru dari akun sosial media Juan, seseorang membuka pintu kamar dan membuat Helen terlonjak. Namun keterkejutannya tidak berlangsung lama, karena sedetik kemudian Jaehyun muncul sambil tersenyum.

Berbeda dengan Jaehyun yang melihat Helen dengan bingung--karena wajah tidak santai dari perempuan itu. "What? Is there something wrong?"

Helen langsung menggelengkan kepala, berharap Jaehyun tidak menanyakan hal lebih lanjut.

"Oh, soalnya kamu kayak abis ngeliat setan."

"Kamu sih kaya setan, tapi ganteng," celetuk Helen dengan cengiran tidak tahu malu.

"I'll take that as a compliment," ujar Jaehyun sambil tersenyum. Jaehyun pun melangkah menuju lemari pakaiannya, lalu mulai membuka jas dan melonggarkan ikatan dasinya. Ketika tangan Jaehyun tengah melepas kancing kemeja, Helen langsung berbalik dan pergi ke balkon.

Meskipun Helen sudah pernah menatap hal-hal lain dalam tubuh pria, namun ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama ia satu ruangan dengan seorang pria--kecuali kakaknya.

Dan, melihat tubuh pria sepertinya tidak akan membuat Helen terpancing atau bergairah. Malah itu agak sedikit menggelikan dan terasa, 'lebih baik tidak usah melihatnya'. Maka itu, ia menyingkir ke balkon, merasakan hawa dingin menerpa kulit mulusnya.

Sebenarnya tempat Jaehyun ini memang cocok dipakai untuk para pasangan baru menikah. Maksud Helen, cobalah lihat kelebihan dari balkon ini. Lampu kota yang menghiasi bangunan, ditemani langit biru kelam menyerupai lautan dalam yang menyimpan banyak misteri. Matanya melebar, menangkap pemandangan kota yang kini dihiasi lampu berwarna-warni beserta gedung-gedung tinggi.

"Oh iya, kata Maria tadi kamu pergi?"

Helen menoleh saat Jaehyun ikut bersandar di balkon--yang tidak ia kira akan berganti baju secepat itu. Dengan jubah tidur dan boxer pendek hitam membuat Helen semakin percaya, bahwa Jaehyun adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Namun Helen mengusir pikiran ngawurnya, kepalanya mengangguk kaku. "Hmm, aku ke museum sekalian jalan-jalan."

"Kamu tadi nggak ilang arah, kan? Atau ketemu orang jahat?"

Nggak jahat, sih. Cuma bikin sakit hati aja, keluh Helen dalam hati.

"Hmm? Kamu nggak jawab aku."

"Ng...gak sih," Helen menjawab dengan ragu, lantas membuang muka ke samping. Apa yang seharusnya ia ragukan? Bukannya ia tidak perlu takut mengatakannya pada Jaehyun?

"Kamu nggak tahu aja, aku kangen banget sama kamu."

Jaehyun memeluk pinggang Helen dari belakang, mendekatkan pucuk hidungnya di pundak Helen dan menghela napas. "Maaf ya, aku emang sibuk banget di sini. Kamu pasti bosen di sini."

"Banget."

"Sorry."

Jaehyun mengelus kepala Helen, lantas berpindah posisi dan memeluk Helen dari belakang. Tangannya bergerak lembut di perut Helen, sementara kepalanya ia istirahatkan di pundak wanita itu. Helen mengelus kedua tangan kekar pria tersebut. "Capek banget, ya?"

See U Later | ft. Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang