part [9]

62 5 1
                                    

"You came."

Helen menatap Jaehyun—yang entah kenapa semakin terlihat tampan hari ini. Pakaiannya masih sama, bahkan tataan rambutnya sama persis seperti yang tadi Helen lihat sekilas di gedung pernikahan Sehun.

Rasanya, Helen ingin jatuh saja di pelukan Jaehyun.

"Kenapa kamu minta ketemuan di jalan tol?"

Helen memandang jalan tol yang sepi mobil. Rasanya sunyi, dingin, ditambah tidak ada bintang yang menemani.

"Karena ini tempat kita berpisah. Two years ago."

Helen tertawa, "bukan. Tempat kita berpisah itu di pemakaman ibu kamu. Bukan di sini."

Jaehyun memandang mata Helen, sebelum melewati pembatas tol dan duduk di rerumpunan itu lagi.

"Come on. Sit with me."

"No, Jaehyun."

Dahi Jaehyun mengerut. "Kenapa?"

Helen tertawa sinis, "gue nggak pantes duduk di samping lo. Setelah dimaki-maki dua tahun yang lalu, gue berusaha untuk lost contact dari lo."

"Salah gue, by the way. Seharusnya gue nggak minta izin buat dateng ke sana. Seharusnya kita nggak berangkat bareng. Seharusnya gue ganti nomer supaya kecil kemungkinan gue ngomong sama lo. Seharusnya juga gue nggak menghibur lo."

"Kalau di hari itu gue ngelayanin pelanggan lain dan bukan lo, mungkin gue nggak akan bertemu dia lagi."

Jaehyun terdiam. Namun itu tidak menghalanginya untuk berdiri, berjalan dan menghadap Helen.

"Apa maksud kamu?"

Helen tertawa, nyaris gila dengan lelaki di depannya ini.

"LO NGGAK TAU BETAPA SAKITNYA HATI GUE PAS TAU KALAU TERNYATA AYAH GUE NIKAH SAMA IBU KANDUNG LO?!"

"Gue berusaha untuk nggak ngelempar gelas ke ayah gue, karena ini adalah pemakaman ibu lo. Ayah gue seneng-seneng sama ibu kandung lo. Gue ngeliat elo yang hormat banget sama ayah lo, nggak tahu bahwa laki-laki yang lo peluk waktu itu adalah ayah gue."

"Gue mau teriakin dia, untuk seenggaknya gue mau nampar dia sekali, Jung Jaehyun. Tapi gue nggak nyangka, dia malah maki-maki gue. Ibu kandung lo ikut maki-maki gue, dan gue dituduh wanita murahan sama pacar lo—LO BAHKAN NGGAK BILANG KE GUE KALAU LO UDAH PUNYA PACAR?!"

Jaehyun tercekat saat mendengar Helen. Dan seketika, hatinya tertusuk saat air mata mengalir di pipi Helen.

Grep.

Tanpa Helen sadari, di balik isakaannya, tangan seorang Jung Jaehyun mampu menariknya ke dalam pelukannya.

Helen tidak peduli lagi dengan dunia. Bahkan ia tidak tahu harus apa.

Maka itu, di sisa malam yang dingin dan kelam, mereka berdua berpelukan.

"Bilang semuanya."

Tangan Jaehyun mengusap pundak milik Helen. Helen terduduk di jok mobil, menarik napas panjang dan menghelanya beberapa kali.

Kini mereka berada di mobil Jaehyun, terparkir di rest area yang hanya menyediakan supermarket 24 jam. Supir Jaehyun menunggu di sana sambil minum kopi dan melakukan kegiatan beracun—apa lagi kalau bukan merokok? Beruntung Jaehyun tidak pernah berniat untuk menyentuhkan bibirnya pada batangan berisi tembakau tersebut.

Helen meringkuk di pelukan Jaehyun, menutupi tubuh mereka dengan selimut cadangan khusus punya Jaehyun, lalu menatap kosong ke arah radio.

"My mom died when i was eleven. And my dad was an alcoholic."

See U Later | ft. Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang