Surat Biru_17 Plot

66 6 4
                                    

"Hal yang paling menakutkan adalah, saat aku bangun dan lupa siapa diriku"

-Sabrina Ghaliya-

Malamnya setelah pergi bersama Gavin, Sabrina duduk di atas ranjangnya. Dia menatao buku hariannya, tampak lungsuh. Kata Papanya buku harian itu ditemukan di dalam tas yang ia bawa ketika kecelakaan, dan buku itu ditemukan 1 minggu pasca kecelakaan.

Hal yang sebenarnya membuat ingatannya berhenti sebelum terjadinya kecelakaan adalah karena bagian belakang buku itu hilang seperi disobek dengan sengaja.

Awalnya ia mengira Papanya lah yang melakukan, tapi mendengar penuturan Gavin, tidak mungkin Papanya tega melakukan itu apapun alasannya.

Lalu tangannya membuka kertas yang dulu pernah Biru selipkan ke bunga yang sempat ia berikan.

Jauhi Ragha dan Tara!!!!

Itu adalah kalimat pertama tang ada dalam surat itu. Sabrina sungguh tidak mengerti maksudnya.

Mungkin agar Sabrina memutuskan hubungannya dengan Ragha dan kembali pada Biru. Tapi ada apa dengan Tara? Itu sangat membingungkan.

Seminggu berlalu, tapi Sabrina masih cukup takut untuk membukanya lebih lebar.

Please simpan baik kertas ini, kalau perlu bakar saja setelah lo baca. Jangan sampai ada yang tahu.

Itu kalimat ke dua yang sempat Sabrina baca waktu itu. Setelah membaca kalimat itu entah mengapa ia menurut dan memasukkan kertas itu ke dalam sakunya. ( Perhatikan chap 7 kalau kalian lupa)

Malam ini tekatnya sudah bulat. Bisa saja Gavin mengatakan kalau masa lalu harus dilupakan, tapi untuk kali ini tidak untuk Sabrina. Ada hal yang harus ia pecahkan.

Sabrina mulai membuka kembali isi surat itu.

Jauhi Ragha dan Tara!!!!

Please simpan baik kertas ini, kalau perlu bakar saja setelah lo baca. Jangan sampai ada yang tahu.

Gue tahu lo nggak akan percaya sama omongan gue. Pertama gue mau klarifikasi kalau gue bener-bener nggak pernah selingkuh dari lo. Gue pengen jelasin gimana kejadian waktu itu sekarang, tapi kayaknya itu nggak terlalu penting untuk sekarang. Next time gue janji bakalan cerita.

Kalimat-kalimat itu hanya membuat Sabrina memutar bola mata. Awalnya ia ingin menutup kertas itu, tapi ada sederet nama yang menarik perhatiannya.

Ragha Anggaraksa
Itu hal kedua yang akan gue omongin sama lo.

Gue yakin, lo samasekali nggak tahu soal dia. Dan gue yakin 100% kalo lo juga nggak tau nama belakang Ragha.

BARATA

Sabrina merasa tidak asing dengan nama itu.

Gue yakin sekarang lo sedang mengingat-ingat siapa Barata itu.
Kalau lo emang lupa, oke gue yakin lo nggak lupa sama satu nama  sahabat lo

Girarda Sia Barata

Ragha Anggaraksa dan Girarda Sia bersaudara.

Masih belum paham?

Sabrina reflek mengangguk seolah menjawab pertanyaan Biru.

PLOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang