"Listen to your being. It is continuously giving you hints; it is a still, small voice. It does not shout at you, that is true. And if you are a little silent you will start feeling your way."
●●●●
Jeno baru saja beristirahat sebentar sebelum suara bel yang terdengar sangat amat nyaring bergema berkali-kali di penjuru apartment. Lelaki itu melirik nakas dan menemukan bahwa ia baru saja menikmati istirahatnya selama dua jam.
Jeno mengusak rambutnya geram lalu menyisirnya kembali sebelum meraih baju yang bertengger di kursi di dekat ranjang dan menggunakannya dengan asal. Langkahnya tampak sangat malas meniti jarak menuju intercom.
"Siapa?" tanya Jeno dengan suara serak yang dalam. Namun tidak ada balasan dari luar. Jadi Jeno menyalakan fitur kamera dan cukup terkejut saat menemukan Evelyn berdiri didepan pintu apartmentnya. Gadis itu menunduk dalam, membuat Jeno menghela nafas dan tersenyum tipis sebelum membuka kunci pintu apartment.
Begitu suara kunci terbuka, lelaki itu berjalan menuju pintu bersiap menyambut Eve.
"Kenapa sih, udah kangen—"
PLAK
Keheningan seketika menyelimuti seisi apartment. Wajah Jeno terlihat kaku untuk beberapa detik. Pipinya tampak memerah bekas bubuh tangan Eve. Mereka berdua diam, lalu Jeno berpaling menatap Evelyn dengan mata penuh tanda tanya. Siap berkonfrontasi sebelum lelaki itu menemukan nafas memburu Evelyn dan mata penuh amarah gadis itu tertuju padanya.
"Eve—"
PLAK
Suara tamparan kembali terdengar.
"What the hell is wrong with you?" tanya Jeno tak percaya. Sepuluh tahun bersama, itu adalah kali kedua Eve bertindak sangat kasar padanya. Dan kali ini, Jeno tidak mengerti alasan Evelyn bertindak seperti itu.
Lalu Jeno tersentak begitu Evelyn terisak pelan. Air matanya turuh tanpa mampu ia tahan lagi. Gadis itu menutup wajahnya dengan telapak tangan lalu menunduk dengan tangis yang semakin terdengar pilu. Membuat Jeno panik seketika.
Jeno melangkah maju dan meraih kedua lengan Evelyn namun gadis itu menolak untuk disentuh.
"Eve, im sorry. Aku nggak maksud—"
"You said everything is clear." Eve menyeka air matanya lalu menunjuk Jeno tepat didada.
"Hah?"
"You. You said everything about you and Aleysha is clear enough." Jeno mengerjap lalu hampir buka suara sebelum Eve kembali berbicara. "THEN WHY THE HELL YOU LEAVE HER WITH THE BABY?"
Pekikan Evelyn menggema diseluruh apartment. Meninggalkan keheningan untuk yang kesekian kalinya diantara dirinya dan Jeno. Sementara Jeno membeku tak mampu bereaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Metanoia | Jeno Lee
RomancePerjalanan bersama dua hati yang patah, entah akan bermuara kemana.