"It is always the simple things that change our lives. And these things never happen when you are looking for them to happen."
●●●●
"Jeno.. bangun. Udah setengah enam."
Jeno menggeliat merapatkan diri saat usapan di sela rambutnya membuat rasa kantuk semakin menyerang. Namun suara Aleysha yang terus memanggil pada akhirnya berhasil memaksanya membuka mata. Hal yang pertama kali Jeno temukan adalah senyum tipis Aleysha padanya. Lalu usapan wanita itu berhenti.
"Aku siapin sarapan, kamu mandi dulu."
Aleysha menyingkirkan lengan Jeno dengan gerakan lembut dan berjalan meninggalkan kamar. Begitu pintu tertutup, Jeno mengerang menyembunyikan wajahnya ke dalam bantal.
Tiga hari yang lalu saat mendengar pernyataan dari Mark, Jeno segera beranjak dari ruangan tanpa permisi. Mencari Aleysha kemanapun kakinya melangkah hanya untuk menemukan jika sang istri sudah menghilang dari rumah sakit.
Jeno memacu kendaraannya dengan laju berlebih, melangkah seolah ia tak lagi memiliki waktu di dunia, dan menemukan sepasang sepatu Aleysha sudah tertata rapi di depan pintu masuk apartment. Ketika Jeno melangkah masuk dan menemukan Aleysha tengah berada di dapur, wanita itu justru tampak tidak terkejut akan kehadirannya.
"Loh, udah pulang?" sebuah senyum terpatri di bibir Aleysha. Ia meletakkan semangkuk sup ke atas meja lalu berjalan mendekati Jeno. "Bersih-bersih dulu, habis itu makan malam. Oke?"
Aleysha meraih tas kerja juga jas yang Jeno genggam, berlalu dengan senyum tipis menuju kamar. Membuat Jeno merasa begitu menyesal setelahnya karena menemukan jejak air mata di pipi tembam sang istri.
Aleysha tidak membahas apapun sejak malam itu. Ia bersikap sangat biasa seolah tidak terjadi apapun diantara mereka. Saat Jeno bertanya apakah ia datang kala Evelyn dirawat malam lalu, Aleysha hanya mengangguk sembari menyendokkan makanan ke dalam mulut, tidak berkomentar lebih jauh. Lalu ketika Jeno bertanya mengapa ia tidak masuk, Aleysha tersenyum tipis padanya.
'Kamu sama Mark kayanya lagi ada urusan, jadi aku pulang duluan.'
Jawaban itu dengan jelas menggambarkan jika ia mendengar perdebatan Jeno dan Mark semalam lalu. Terlebih sehari setelahnya, Jaemin menghubungi Jeno hanya untuk melontarkan caci maki yang kejam karena sudah meninggalkan Aleysha selama dua jam penuh di sebuah restoran yang Jeno janjikan.
Jeno semakin merasa buruk.
Ia melupakan janji makan malam yang ia buat sendiri karena Evelyn, membiarkan Aleysha menungguinya berjam-jam, membiarkan wanita itu mendengar argumennya bersama Mark, Jeno tidak tau apa yang harus ia lakukan karena ia jelas telah menyakiti perasaan Aleysha.
Ia ingin Aleysha memarahinya, mencaci Jeno yang tidak tau diri, melontarkan amarah padanya yang sudah bersikap kurang ajar. Tapi Aleysha justru tidak melakukan apapun. Ia bersikap seolah rumah tangga mereka baik-baik saja. Dan Jeno benar-benar tersiksa karena rasa bersalahnya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Metanoia | Jeno Lee
RomancePerjalanan bersama dua hati yang patah, entah akan bermuara kemana.