"Kamu temannya Fillo ya?" tanya seseorang dari belakang.
"Eh," ucap Cheryl tidak sengaja karena terkejut, "iya, om." sambungnya.
Ayah tiri Fillo menganguk, "Siapa namamu?"
"Cheryl, om." jawab Cheryl sambil tersenyum.
"Keliatannya kamu dekat sekali ya dengan Fillo." balas ayah tirinya Fillo.
Cheryl menjawab dengan malu-malu, "Engga kok, om. Hehehe"
"Om senang kok dia bisa punya teman. Yang membuat ia menjadi sangat dingin dan diam adalah saya." Ayah tiri Fillo menghembuskan nafas kasar, baru melanjutkan ceritanya, "Saya yang menyuruh mama Fillo begitu keras dengan Fillo. Saya pikir dengan membuat Fillo menjadi anak hebat dapat mengurangi rasa dendam saya kepada orang tua saya yang sudah membuat saya sampai seperti ini. Saya memang sukses namun hari-hari saya hampa." ceritanya berakhir diikuti dengan angukan dari Cheryl tanda gadis itu memahami ceritanya.
"Jadi Cheryl saya mohon tolong ajak dia untuk melakukan hal-hal yang ia sukai." pinta ayah tiri Fillo dengan sangat. Raut mukanya berubah menjadi penuh harap.
Cheryl hanya bisa tersenyum. Ia berpikir, dirinya saja belum berhak bahagia bagaimana ia dapat membahagiakan orang lain. Tak lama ia berkalut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Fillo memegang tangannya.
Lagi-lagi ia dibuat terkejut. "Kok bisa pingsan?" tanya Cheryl sehalus mungkin.
Fillo tersenyum tipis, "biasa, kecapekan pas lomba."
"Pasti gara-gara tadi malam lo ga tidur kan?" tuduh Cheryl yang membuat Fillo tertawa kecil.
"Cie perhatian." ucap Fillo berbalik menggoda Cheryl.
Cheryl langsung mengalihkan pembicaraan, "oh ya, bokap lo baik ya?"
Raut muka Fillo langsung berubah seketika, ia sangat benci orang itu, "dia munafik. Gue bahkan ga nganggep dia bokap."
Cheryl mulai menasehati Fillo, "sejahat-jahatnya orang pasti punya sisi baiknya, Fil."
"LO GA TAU APA-APA, CHER." nadanya menaik seketika, ia benci jika ada orang yang sok tahu tentang ayah tirinya itu.
Cheryl menunduk, ia takut, "Gue mohon, jangan terlalu mencampuri urusan keluarga gue. Ada banyak hal yang lo sebaiknya ga tau." pinta Fillo dengan nada mulai melembut.
Disaat mereka sedang berbicara, tiba-tiba seseorang yang sangat tidak Fillo inginkan ada disana mulai berjalan memasuki ruangan. Pria paruh baya dengan segala kesuksesannya.
Fillo melontarkan kalimatnya dengan sinis, "Anda ngapain disini?"
"Papa cuma mau liat kondisi kamu."
"Sudah lihat kan? Siapa yang menyebabkan semua ini? Anda kan?" cerca Fillo dengan beribu pertanyaan yang membuat pria ini naik pitam. Ibu Fillo segera masuk ruangan ketika mendengar suaminya itu bertengkar dengan putranya. Ia menariknya keluar dari ruangan.
"Kasian bokap lo, Fil."
Fillo mengeluarkan senyum meremehkannya itu, "lo yakin itu bokap gue?"
Cheryl yang tidak tahu apa-apa hanya menganguk.
"Dia bokap tiri gue, Cher."
Cheryl langsung membungkam mulutnya sendiri. Terlalu tidak percaya jika orang tadi ialah bokap tirinya Fillo. "Gue ga masalah kalau dia bokap tiri gue. Yang jadi masalah gimana dia dapetin nyokap gue dulu."
Cheryl bertanya-tanya dalam otaknya apa yang membuat Fillo sebenci itu dengan ayahnya, sebuah cerita yang tidak ia sangka dilontarkan kembali oleh Fillo.
"Bokap asli gue dibunuh sama bokap tiri gue."
Cheryl hanya diam seribu bahasa. Ia merasa bersalah. Sekarang, di otaknya tidak ada kata-kata terlintas untuk membalas perkataannya. Ia takut untuk bertanya lebih namun ia penasaran.
"Kalau gue boleh tau kenapa bisa terjadi seperti itu?"
Yokkk yg penasarannn, cptan vote n comment biar cpt updateee yaaass😉
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [Completed]
Teen Fiction[PROSES PENERBITAN] Kisah gadis remaja yang baru menginjak bangku SMA namun ia kehilangan semua memori masa lalunya. Karena suatu hal, ia tumbuh dan berkembang di panti asuhan. Kalian bertanya tentang masa SMAnya seperti apa? Kehidupan sekolahnya t...