10《Penasaran》

4.3K 239 0
                                    

Cheryl berjalan, mengikuti seseorang yang baru ia kenali. Entah mengapa, rasa penasaran berlebihan yang membuatnya mengikuti sosok cowok itu. Ya, ia mengikuti Grafillo. Sosok yang baru ia kenali tadi saat ia sedang di perpustakaan.

Ia mengikuti Grafillo dalam diam, ia berjalan dengan sangat pelan hingga langkahnya tidak terdengar oleh Fillo. Ia mengikuti Fillo yang mulai memasuki salah satu perumahan elite di ibu kota ini. Rumahnya berada tepat di depan jalan besar perumahan itu.

Grafillo memasuki rumahnya dan Cheryl hanya berdiri mematung di depan pagar rumah itu. Ia berbalik, ingin segera pulang. Hingga suatu pertengkaran yang membuatnya menoleh kearah rumah Fillo. Tiba-tiba sebuah kejadian singkat terputar secepat kilat di otak Cheryl. Dimana ada seorang anak bertengkar dengan ibunya disana. Cheryl merasakan pusing yang teramat sangat parah dan ia tidak mendapat memori lainnya.

Ia berjalan kembali menuju arah ke panti. Namun langkahnya terhenti ketika ada suara alunan piano yang terdengar hingga ke depan rumah Fillo. Ia melihat kearah jendela lantai dua dan menerka jika itu adalah jendela pada kamar Fillo. Disana terlihat gorden jendela yang dibuka. Terdapat sebuah piano putih yang menempel di tembok dan terpampang jelas sosok laki-laki yang sedang bermain dengan sangat tentram.

Seketika Cheryl terpukau akan sosok Fillo, ia tidak pernah merasa seperti ini. Mungkin ini yang rasanya kagum akan seseorang. Dalam hidupnya ia selalu sendiri, tidak ada panutan dalam hidupnya atau sekadar teman bicara untuk melepas segala kesedihannya. Ia merasa jika sosok Fillo dapat memahami dirinya.

"Dia pintar bermain piano. Aku suka menyanyi, mungkin jika kita duet itu akan terdengar perpaduan yang indah." batin Cheryl sambil tersenyum sedikit.

Ia memukul kepalanya pelan, ia tersadar jika ia tidak boleh dekat dengan siapapun. Jika ia melanggar peraturan yang ia buat itu, ia tidak akan menjadi sosok Cheryl yang dilihat cuek dan dingin oleh semua orang.

"Woi bodoh. Ngapain si lo mukul kepala sendiri. Udah aneh tambah aneh aja." seru seseorang di belakangnya.

Cheryl mempercepat langkahnya, ia tidak ingin ada seseorang yang mengetahui keberadaannya. Fillo menepuk pundak Cheryl.

"Ngapain? Belum puas tadi di sekolah liatin gue?" tanya Fillo sambil memperlihatkan senyumnya yang jarang ia berikan kepada orang banyak.

Cheryl menepis tangan Fillo. Namun kembali di tahan oleh lelaki itu. "Ikut gue." titah Fillo.

Cengkraman tangan Fillo sangatlah kuat, Cheryl hanya dapat diam dan tidak dapat memberontak. "Mau dibawa kemana sih." protes gadis ini.

"Akhirnya lo ngomong juga."

Cheryl tersadar jika ia keceplosan kemudian ia merutuki dirinya sendiri. Cheryl akhirnya mengikuti Fillo dalam diam. Ia kaget ketika Fillo membawanya ke taman kompleks disana yang terbilang cukup bagus.

Fillo duduk di ayunan kemudian menarik Cheryl untuk duduk di ayunan yang satunya. Fillo mengajukan beberapa pertanyaan yang membuat Cheryl ingin menjawab.

"Gue tau lo sebenernya bisa ngomong dan lo pengen ngomong. Tapi lo ga punya tempat buat cerita. Bener?"

Cheryl bingung ingin jujur atau tidak, tetapi sesaat kemudian ia mengangguk.

"Lo bisa cerita ke gue sekarang. Apa alasan lo ikutin gue? Apa alasan lo sering bertingkah aneh? Apa alasan lo hanya ngomong beberapa kata dalam sehari?"

"Gue percaya lo bisa keep my secret. Let me tell you some of my story. Gue dibesarkan di panti asuhan. Gue ga tau riwayat hidup gue sebelum di panti asuhan." Cheryl menyelipkan poninya dan bekas jahitan terpampang dengan jelas disana. "Menurut lo ini apa? Gue ngerasa down saat anak cewek SMA pada umumnya terlihat sangat cantik, sedangkan gue ga ada apa-apanya. Gue berusaha menjadi anak yang diam, setidaknya agar gue tidak mudah dekat sama orang lain dan menimbulkan luka baru. Karena gue tahu setiap pertemuan akan ada perpisahan bukan?"

Haiii!! Vote and comment yaaa jgn lupaaa😉💕

CHERYL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang