"Kapan-kapan aja ya gue ceritain lagi?" bujuk Fillo.
Cheryl menghela nafas, "Ya udah deh. Gue ga mau maksa."
"Mending lo pulang aja... Udah lama juga lo disini. Nanti malem mimpi yang indah ya. Gue ga bisa nemenin kalau lo kebangun." Diakhir kalimat Fillo tertawa kecil. Tawa itulah yang paling Cheryl sukai.
Cheryl melambaikan tangan ke Fillo lalu keluar dari ruangan itu. Sebenarnya ada perasaan takut tersendiri ketika ia di rumah sakit seperti ini. Ia tidak tahu kenapa bisa ada perasaan itu. Yang ia ingat selama ini ia tidak punya pengalaman buruk di rumah sakit.
Tidak ada yang bertanya bagaimana nasib Alvino menunggu Cheryl dan Fillo bercakap-cakap? Ia hanya duduk di kursi paling ujung dari depan kamar Fillo. Bahkan setelah Cheryl lihat cowok itu sedang tidur. Gadis itu tersenyum melihat Alvino.
Sebuah pikiran kembali melayang ke masa lalu. Dimana hari pertama i bersekolah, ia sangat amat dekat dengan Alvino. Kemudian ia lebih memilih Lovia dibanding dirinya. Dan kini Lovia dengan Alvino sedang bertengkar. Ia tersadar dari lamunannya ketika Alvino menepuk tangannya.
"Udah selesai pacarannya?" goda Vino.
"Apaan sih." balas Cheryl ketus untuk menutupi malunya. Kini, ia lebih mudah untuk berekspresi dibanding dulu. Hanya saja ia masih tidak bisa berbicara banyak.
Alvino mengantar Cheryl pulang, selama perjalanan Cheryl mengajukan satu pertanyaan awalnya.
Cheryl menoleh kearah Vino, "Lo sama siapa sekarang?"
"Weyy.. To the point banget jadi orang." balas Vino yang menyadarkan Cheryl. Kini muka Cheryl kebingungan, otomatis Vino tertawa melihat tingkah Cheryl.
"Hehehe sorry."
Vino tersenyum kearah Cheryl, "santai. Gue sama lo aja gimana? Mumpung udah ga sama Lovia."
Cheryl yang sudah tau tingkah laku Vino kini sudah biasa saja menghadapinya. Tidak ada kata baper jika ia berhadapan dengan Vino. "Masih suka gombalin cewek?" Cheryl tertawa kecil.
"Biasaa. Udah kebiasaan."
Tidak terasa mereka bercakap-cakap hingga mereka tiba di panti asuhan Cheryl.
"Ya udah. Byee!" pamit Cheryl sambil turun dari mobil Vino. Cowok itu membalas dengan melambaikan tangan.
*****
Cheryl hanya duduk di meja, tempat semua anak-anak disana belajar. Ia hanya merenung dan mencatat sesuatu disana, kebetulan saja ruangan itu sedang sepi. Ia bebas memikirkan apapun yang ingin ia pikirkan. Di depannya ada kertas dan pensil, ia mencatat semua mimpi yang terasa begitu nyata.
Ia melihat ke jam dinding di ruangan itu, sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, "Udah. Gue harus tidur."
Ia naik ke tempat tidurnya dan segera tidur,
Dua anak SMP, cowok dan cewek terlihat sedang bermain kejar-kejaran di sebuah padang rumput. "Crystal, tunggu!" panggil cowok itu.
"Tangkep aku kalau bisaa!!" gadis itu menjulurkan lidahnya.
Kedua sejoli itu akhirnya tidur terlentang di padang rumput yang sepi itu. Mereka tertawa selepas-lepasnya. "Mau janji kalau sampai besar kita bisa kayak gini terus?"
Cowok itu mendekatan kelinkingnya kearah cewek yang diketahui bernama Crystal itu. Crystal mengaitkan kelingkingnya dengan cowok itu. Keduanya memberikan senyum terbaiknya.
Cheryl terbangun. Ia melihat ke samping kanan dan kirinya. Lagi-lagi itu hanya mimpi yang terasa sangat nyata. Ia kembali berpikir siapa dua anak SMP itu. Keduanya anak yang sangat ceria, begitu cantik dan ganteng, batinnya.
Ia tidak mau memusingkan mimpi itu dan kemudian ia tertidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [Completed]
Teen Fiction[PROSES PENERBITAN] Kisah gadis remaja yang baru menginjak bangku SMA namun ia kehilangan semua memori masa lalunya. Karena suatu hal, ia tumbuh dan berkembang di panti asuhan. Kalian bertanya tentang masa SMAnya seperti apa? Kehidupan sekolahnya t...