"Emm.." Fillo mengambil selembar tissu untuk menghapus cairan merah yang mulai mengalir dari hidungnya itu. "Gue cuma ga bisa tidur kok, Cher! Tenang aja. Mending lo cepetan tidur gih."
Setelah dibalas oleh Cheryl sesingkatnya karena cewek itu ingin segera kembali tidur, cowok itu langsung memutuskan teleponnya. Ia secepat mungkin kembali memfokuskan dirinya agar dapat menangkap semua materi di depannya dengan baik.
Di depannya terdapat buku biologi yang tebalnya bukan main. Ia tidak memberitahu Cheryl, jika dirinya mengikuti olimpiade di bidang biologi besok. Ia tidak ingin Cheryl merasa bersalah karena sudah mengajaknya mengikuti lomba menyanyi sejak tadi pagi. Kini ia tidak mau mengecewakan semua orang, terlebih mamanya dan para guru yang sudah mendukungnya.
"Semangat, Fil! Lo bisa, lo kuat, mimisan ga ada apa-apanya. Buku, ayo kita berjuang bersama-sama." Begitulah ia melanjutkan belajarnya sampai jam tujuh pagi waktunya ia bersiap-siap untuk berangkat ke tempat lomba.
Jam delapan, ia sudah berada di ruangan lomba. Dimana isinya hanya ada anak-anak yang super pintar menurutnya. Ia hanya berharap ada keajaiban yang ikut andil bagian saat ia mengerjakan soal-soal yang sebentar lagi dibagikan.
Para pengawas mulai menyebar memasuki setiap ruangan kelas. Babak pertama yang mereka tempuh yaitu mengerjakan seratus soal biologi dengan total waktu hanya dua jam. Sesaat setelah semua soal dibagi, tidak lupa Fillo melantunkan sebuah doa. Saat selesai berdoa, ia segera membaca singkat semua soalnya, baru ia mulai menerawang soal demi soal.
Ia bukan siswa yang mengerjakan secara urut, ia tipikal anak pintar yang bekerja menggunakan logika. Fillo mencari soal yang gampang, barusan ia mengerjakan sisanya, yang berarti itu adalah soal-soal yang susah.
Hening menguasai ruangan ini, tidak ada yang mengucapkan sepatah katapun. Hanya terdengar bunyi pensil kayu yang bergesekan dengan lembar jawaban. Begitu terus sampai dua jam berlalu.
Semua siswa yang berada disitu segera berhamburan menemui gurunya untuk berkonsultasi atau hanya sekadar bertanya soal-soal yang tadi mereka kerjakan. Sedangkan Fillo, ia hanya duduk di luar kelas, memegangi kepalanya seraya menahan rasa sakit yang menghantam dirinya dengan luar biasa.
Setelah beristirahat selama kurang lebih satu jam, pengumuman babak pertama pun akhirnya keluar. Peringkat pertama diduduki SMA Shine. Ya, Fillo menduduki peringkat pertama untuk babak pertama ini. Ia kembali memasuki sebuah ruangan auditorium, tempat diberikannya pengarahan untuk babak selanjutnya.
Babak selanjutnya adalah rally games. Disini mereka harus mencari beberapa pos yang sudah dipencar di dalam satu komplek itu. Bel tanda mulainya babak itu dibunyikan, yang berarti semua peserta yang lolos harus melanjutkan perjuangan mereka lagi.
Fillo berlari dan mencari hingga ia dapat melewatkan tiga puluh menit dari enam puluh menit yang diberikan. Dan disaat itu juga dunianya seakan berputar hebat, matanya sudah mulai redup, kepalanya sakit.
Seorang wanita berlari menghampirinya, "eh lo kelihatan butuh bantuan. Ayo gue bantu tapi ga gratis dong... Lo harus menuhin satu persyaratan yang gue kasih."
"Apa?" jawabnya selagi ia masih bisa berdiri tetapi bertumpu pada tembok.
Cewek itu menyungingkan senyum liciknya, "bantuin gue selesaiin babak ini. Deal?"
Fillo menatap gadis itu sambil mempertimbangkan akan membantu gadis itu atau tidak.
"Ok. Keputusan gue..."
TO BE CONTINUEE😝
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [Completed]
Ficção Adolescente[PROSES PENERBITAN] Kisah gadis remaja yang baru menginjak bangku SMA namun ia kehilangan semua memori masa lalunya. Karena suatu hal, ia tumbuh dan berkembang di panti asuhan. Kalian bertanya tentang masa SMAnya seperti apa? Kehidupan sekolahnya t...