Part 1

602 48 0
                                    

Seorang gadis terkapar mabuk diatas meja penuh botol soju, didalam sebuah kedai. Disisinya berdiri seorang wanita setengah baya yang kini menggeleng pelan. Tidak habis fikir dengan pelanggannya yang satu ini.

"Hei bangunlah..! Sudah empat botol soju yang kau habiskan dan belum kau bayar!" pekik wanita itu yang tidak mendapat jawaban apa-apa dari si gadis pelanggannya.

Tentu saja, karena gadis itu tengah mabuk berat.
Hingga wanita sipemilik kedai berakhir dalam sebuah tindakan yang menurutnya cukup tepat.
Mengusir pelanggan cantiknya. Walau tubuhnya cukup pendek untuk menyeret gadis bertubuh ramping yang kini melenguh menyebutkan nama kekasihnya namun ia tidak menyerah untuk membuat gadis itu kini berbaring dipinggir jalan.

"Huuaaaaa... Oppa!!" gadis mabuk itu kembali meraung tidak jelas. Tidak sadar jika tubuh cantiknya sudah terkapar diatas aspal.

"Lain kali aku tidak akan menerima pelanggan merepotkan seperti mu!" ucap wanita sipemilik kedai yang sebelumnya sempat mengacak-acak tas pelanggannya demi menemukan uang. Setidaknya agar ia tidak rugi. Dan untungnya ia menemukan uang yang cukup banyak didalam tas itu.

oOo


"Kumohon, beri aku waktu satu hari lagi untuk melunasinya" suara bariton itu terdengar. Menyapa gendang telinga wanita tua dengan lipstik tebal dibibirnya. Wanita itu tersenyum tipis dengan sorot mata penuh kekesalan.

"Aku sudah bosan mendengarnya anak muda! Kau selalu saja mengatakan hal yang sama setiap kali aku datang untuk menagih hutang-hutangmu."

"Aku mohon.." gumam pria muda itu dengan tangal mengepal.

"Baiklah kalau begitu.. Aku beri waktu sampai besok. Jika kau tidak melunasinya, kau benar-benar harus meninggalkan rumah ini! Kau mengerti?"

Oh Sehun, sipria muda itu mengangguk. Walau terasa mustahil untuk mendapatkan uang secepat itu tapi setidaknya ia tidak harus diusir dari rumah yang sudah ia tinggali selama dua tahun itu malam ini.
Tadinya ia berfikir jika ia pulang kerumahnya tengah malam begini ia tidak akan dipertemukan oleh penagih hutang berlipstik tebal itu.

Namun rupanya dugaan itu salah. Karena ia tetap saja bertemu dan tetap ditagih hingga membuat kepalanya ingin pecah. Hari itu benar-benar menjadi hari penuh kesialan baginya.

Pagi tadi ia baru dipecat dari pekerjaannya padahal ia benar-benar membutuhkan uang. Dan malamnya ia harus membayar uang sewa rumahnya. Kalau tidak, bisa-bisa ia berakhir menjadi gelandangan.

oOo

Sudah hampir pukul dua pagi. Dan pria berjaket hitam itu masih saja berdiri mencengkrami besi-besi pembatas jalan. Hazelnya menatap lurus pada sungai dibawah sana. Yang airnya nampak tenang dengan pantulan cahaya lampu-lampu jalan. Seakan tidak peduli dengan dinginnya udara dipagi yang gelap itu, ia tetap berdiri. Malah semakin tegap. Dan semakin mantap untuk ingin terjun kebawah sana. Berharap jika ia melompat kepalanya dapat terbentur pada batu besar didalam sungai itu.

Namun satu detik, dua detik, tiga detik hingga hampir semenit lamanya -jika kau ingin menghitungnya. Pria muda berkulit putih itu justru mematung. Tidak ingin munafik. Sejujurnya ia takut mati. Ia takut dengan yang namanya kematian.

Maka didetik selanjutnya ia berbalik. Tidak lagi ingin menatap sungai itu. Toh sungai itu bukanlah hal indah yang dapat menenangkan fikirannya yang sedang kacau. Kacau karena kehabisan uang, kehabisan ide dan kehabisan sesuatu yang dapat membuatnya bahagia.

Oh Sehun dulunya adalah seorang pangeran tampan nan kaya raya. Sebelum seorang wanita datang kekehidupannya dan menghancurkan hidupnya. Hingga selama dua tahun ini ia memilih menghilang. Memilih hidup sendiri jauh dari seluruh orang-orang yang ia cintai. namun rupanya itu cukup sulit karena ia harus berhadapan dengan kenyataan yang tak dapat dielakkan lagi. Yakni uang. Tentu saja, karena uang adalah segalanya.

Show Me Your Love (sestal ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang