13. Babak Belur

7.4K 261 25
                                    

"Maaf sir, tapi tuan Joshua sedang sibuk hari ini." Cely susah payah berusaha mencegah langkah Michael. "Saya mohon, sir." pintanya sekali lagi.

Michael tetap dengan langkah lebarnya menuju lorong pintu masuk ruangan Josh. Akhirnya ia sampai pada gagang pintu itu. Tapi pintunya terkunci, butuh kartu akses atau sidik jari yang terdaftar untuk membukanya.

"Buka pintunya." perintah Michael.

"Tapi sir." Cely begitu ketakutan melihat aura gelap dalam tatapan mata pria paruh baya didepannya.

"Buka atau kau..."

"Baiklah. Saya akan beritahu tuan Joshua terlebih dahulu. Mohon tunggu sebentar, sir." dengan gemetar Cely menempelkan kartu akses pada gagang pintu ruangan Josh. Ia mengetuk pintu dan perlahan-lahan ia masuk ke dalam.

"Ada apa Cel?" Josh bertanya dengan kening berkerut.

"Tuan Michael dari Mees City Group memaksa untuk bertemu bos." Josh tercekat seketika, ia bahkan tak bisa menelan salivanya, seperti sesuatu telah mengganjal tenggorokannya.

"Ya su..."

"Selamat pagi, Simpson..." Michael tiba-tiba masuk.

Cely yang ketakutan langsung undur diri dari ruangan tersebut. Sedang Josh, dilihat dari sisi manapun akan tamat riwayatnya hari ini juga.

Michael perlahan mendekati meja kerja Josh. Bukan untuk duduk, melainkan berhasrat meninju pria didepannya yang telah menghancurkan masa depan putri kesayangannya.

"Om..." Josh semakin terlihat gelisah.

BUGH!

Satu pukulan telah melayang. Tubuh Josh terhuyung lalu jatuh ke samping tempat ia duduk.

"Apa yang kau lakukan pada putriku, hm." Amarah Michael menguap.

"Tenang om. Aku akan menikahi putri om. Ellena." Josh berusaha bangkit. Tapi lagi-lagi tubuhnya terhuyung akibat pukulan Michael.

BUGH!

"Apa katamu?" Michael mencengkeram kerah leher Josh. Menatap tajam pria muda itu bak kesetanan. "Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan bajingan sepertimu.

BUGH!

"Aku mohon om, aku mencintainya." Bullshit, itu yang Michael pikirkan. Mana ada lelaki yang merusak wanita yang ia cintai.

Michael melempar tubuh Josh hingga pria itu terjatuh. "Kita lihat seberapa besar kegigihanmu." Lalu keluar meninggalkan Josh dan segala kekacauan yang baru saja ia buat.

******

Sudah setengah hari Ellie mengunci diri dikamar dan tak mau makan sedikitpun. Ia terus menerus menangis hingga wajahnya terlihat sangat pucat. Emy yang dari tadi membujuknya pun tidak berhasil sama sekali. Ia sungguh khawatir dengan adiknya itu. Dengan terpaksa Emy meminta bantuan Angel, tapi yang datang justru Elo. Entah sejak kapan pria itu pulang ke Jakarta.

Tok. Tok. Tok.

"Elle, are you okay?" tidak ada sahutan sama sekali. "I'm here for you dear." bujuk Elo sekali lagi.

Tetap tak ada sahutan sama sekali. Akhirnya Elo menyerah. Namun saat akan berbalik terdengar suara kunci terbuka. Elo yang mendengar itu tak membuang kesempatan lagi, ia langsung masuk ke kamar Ellie dengan nampan ditangannya.

Elo melihat Ellie duduk terdiam disudut ruangan, mengamati hujan dibalik pintu kaca dekat balkon.

"Elle..." Elo menaruh nampannya diatas nakas. Lalu mendekati dan memeluk Ellie dengan lembut. Mencoba memberikan kenyamanan. Tak lama, lengannya terasa basah.

Ellie menumpahkan semua tangisnya, semua asa serta beban pikiran yang selama ini ia pikul sendiri.

"Sssttttt, ada aku disini Elle." Elo mengusap punggung Ellie naik turun. Mencoba menenangkannya.

"Tolong aku kak." ucap Ellie dalam tangisnya.

"Jangan biarkan papi menghancurkan ayah dari bayiku kak." tangis Ellie semakin menjadi.

Elo mendorong pelan tubuh Ellie, melepaskan pelukannya, lalu menatap tajam mata sayu itu lembut.

"Kenapa kau lebih memilihnya yang jelas telah menghancurkanmu. Ada aku yang selalu mencintaimu, aku akan menyayangi anakmu seperti anakku sendiri Elle." ucap Ello tegas.

"Aku nggak pantes buat kakak. Aku tidak lebih dari wanita murahan. Masih banyak wanita yang lebih baik dari aku." ucap Ellie disela tangisnya.

"Aku..."

"Ssstttttt... Ngomong apa kamu, jangan kamu pikir kamu dihamili lalu kamu tidak berharga lagi? Kamu layak dicintai Elle. Kamu baik, kamu cantik. Dan jangan lupa, aku ada di barisan paling depan jika kamu terluka." Ello mengusap lembut pipi Ellie. Menenangkan wanita itu. Betapa bahagianya ia bisa berada disampingnya saat ini.

Ellie terlihat begitu nyaman berada didekat Elo. Sekali lagi, pria yang sudah menjadi cinta pertamanya itu begitu perhatian padanya dan selalu ada disaat ia butuh. Mereka begitu larut dengan suasana. Hingga mereka tak sadar 3 pasang telinga yang berhasil menyadap pembicaraan mereka dari balik pintu.

*****

"Apa, hamil." Josh tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat mendengar kabar dari anak buahnya. Sebentar lagi ia akan menjadi ayah. Tapi hanya sebentar, setelahnya senyum di wajah tampan itu menghilang mengingat ayah dari wanitanya.

"Apa yang harus aku lakukan agar bisa memilikimu seutuhnya sayang." Josh mulai frustasi. Pikirannya bahkan tidak bisa fokus ke pekerjaannya. Hingga akhirnya ia memilih untuk pulang.

Mansion utama keluarga Simpson.

Josh memilih pulang kerumah orang tuanya. Saat ini yang paling ia butuhkan adalah mommy nya. Ya, ia memang seorang anak mami. Tapi diluar itu, kalian bisa lihat betapa bastardnya dia meniduri para kupu-kupu malam. Betapa gagahnya ia saat diranjang.

"Astaga Joshua, kenapa muka kamu? Buat ulah apa kamu sampek babak belur gini hm." Emil yang terkejut langsung meletakkan majalahnya dan berlari ke dapur mengambil kotak obat.

"Sini mommy bantu." Emil membantu Josh berjalan ke ruang tengah, lalu duduk lesehan depan TV.

"Mom..." Josh menatap Emil dengan raut tak terbaca. Ia ingin terlihat bahagia tapi ia juga frustasi.

"Sudah, nanti saja jelaskan. Sekarang mommy obati dulu luka kamu." Emil bersiap membuka kotak obat.

"Sebentar lagi mommy punya cucu." tangan Emil terhenti membuka kotak obat. Tapi dalam sekejap melayang dan mendarat tepat dipipi Josh.

"Mom..." tamparan Emil tidak keras, tapi mengenai luka. Padahal cuma tiga pukulan dari Michael, tapi cukup untuk membuat Josh terlihat babak belur saking kuatnya tinju Michael.

Emil bahagia, pasti. Siapa yang tak suka mendengar kabar baik itu. Tapi ia juga jengkel di waktu yang bersamaan. Kenapa harus melakukannya dulu. Kenapa tidak menikah saja jika saling suka.

"Katakan, siapa dia. Apa bella? Tapi kalian kan baru kencan beberapa hari yang lalu." Emil mulai menginterogasi anak semata wayangnya itu.

"Bukan lah mah, dia itu cantik, sexy, mandiri, pokoknya lain dari yang lain.

PLAK.

"Kog ditampar lagi sih mom. Padahal tadi udah kena jotos papinya Ellena." protes Josh.

"Rasain, itu akibat tidak mau mendengar nasehat orang tua." emil terkekeh.





Tbc.

Kalian shipperin siapa? Josh-Ellie apa Elo-Ellie nih.
Btw ini mau masuk konflik ya.
Jadi stay tune terus. Tenang, part masih panjang. Jangan khawatir tamat dalam waktu dekat. 😄

Tapi aku boleh nggak ya shine narget vote dari kalian? Nggak muluk2 kog. 100 vote dari kalian aku langsung update. Biar aku juga bisa santai gitu. Biar nggak cepet tamat juga. Nggak rela kisah ini berakhir. 😄

Soalnya akhir2 ini badan sering loyo kurang istirahat. Ngetik part ini aja aku cicil sampek ketiduran. 😌😌

My Sexy Girl EllieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang