Sweet Trapped - 10

40.7K 2.9K 58
                                    

"Akhirnya gue bisa kenyang..." Lyn merebahkan badannya di kursi tempat biasa di dudukinya. Mereka baru saja menyelesaikan makan siang dengan ikan besar yang ditangkapnya tadi. Rasa kelaparan yang melanda mereka berdua mampu menghabiskan ikan yang hampir mencapai tiga kilogram tersebut.

Meski berbagai perdebatan terjadi sebelumnya di antara mereka berdua. Lyn tidak bisa di andalkan pada bagian dapur. Dia tidak bisa mengiris bawang maupun menghaluskan cabai. Dathan menggeram marah dan mengacak-acak rambutnya. Gadis itu berisik sekali hingga dia tidak bisa menyelesaikan panggangannya.

"Untuk bertahan hidup. Kita harus memancing setiap hari." Kata Dathan memejamkan mata. Lyn berdecak, setidaknya Dathan mengatakannya nanti sore ataupun besok pagi. Dia memang laki-laki pengganggu ketenangan saja.

"Hem." Jawab Lyn pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari langit biru cerah.

Setelah beberapa lama bersantai. Lyn membersihkan meja dan Dathan memeriksa benda persegi yang di jemurnya tadi. Laki-laki itu mengerutkan dahi sambil menyambungkan beberapa kabel, sepertinya dia tidak yakin.

"Buat apaan sih?" Tanya lyn mendekat.

"Ngesave energy matahari." Jawab Dathan tanpa mengalihkan pandangannya.

Lyn manggut-manggut sedikit mengerti. Dia pernah mendengar teori tersebut, menyimpan energy matahari sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya saja untuk menghidupkan listrik. Yah, pasti itu.

Tadi malam mereka tertidur hanya diterangi lampu teplok yang sangat kecil. Mungkin beberapa hari ini tidak akan bertahan lagi. Jika mereka tidak segera bertindak, keduanya tidak berbeda lagi dengan orang utan.

Lyn bergidik ngeri. Jangan sampai itu terjadi, batinnya.

Lyn duduk di samping Dathan dan memperhatikan laki-laki itu memunjukkan berbagai ekspresi. Sepertinya kabel-kabel itu memiliki pasangan masing-masing, sebab Dathan beberapa kali menghela nafas panjang karena tidak menghasilkan apa-apa ketika menyambungkan kabel.

Tetapi setelah beberapa lama mencoba-coba. Akhirnya Dathan menggerak-gerakkan telapak tangannya yang terasa kaku. Dia menekan sebuah tombol berwarna hijau.

Benar saja, Lyn melihat bolham lampu menyala di ruangan kapal boat. Dia melangkah menuju ruangan. Benar, bolham tersebut menyala terang seperti kemarin malam.

"Matiin semua sakelarnya." Kata Dathan seraya membereskan obeng-obeng peralatan membongkar pasang alat-alat tersebut.

Lyn mengerjakannya tanpa menjawab. Mematikan semua lampu dan hanya menyisakan kulkas. Setelah itu, Lyn kembali ke tempat duduknya tadi, dia menemukan Dathan duduk santai sambil menyesap kopi.

Hari yang semakin sore dan kicauan burung semakin meramaikan perjalanan mereka. Dathan dan Lyn menghabiskan sisa hari dengan bersantai di kursi tersebut sambil menikmati pemandangan alam.

Tanpa terasa, tiga hari dua malam keduanya menghabiskan waktu di tengah lautan tanpa adanya kapal lain yang lewat di sekitar mereka. Hanya mereka berdua saja sepanjang perjalanan, hingga saat ini keduanya belum juga menemukan tanda-tanda adanya pulau.

"Gue denger, lo lagi deket sama anak akutansi semester ahir." Dathan mulai bersuara setelah beberapa saat mereka terdiam.

Lyn menoleh. "Lalu?" Tanyanya mengernyit.

Dathan berdecak. Lyn tidak bisa diajak berbicara, selalu saja menimbulkan decakan dan emosi mulai tersulut. "Bagaimana kelanjutannya?" Tanya Dathan geram.

"Oh..." Lyn menghela nafas panjang. "Yah, begitu lah." Jawabnya singkat

"Begitu bagaimana?" Tanya Dathan tidak puas. Jawaban macam apa seperti itu?

Sweet TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang