Sweet Trapped - 31

30.8K 3K 93
                                    

            "Dath... Gue bener kan? Suara itu beneran gue denger."

Lyn berteriak histeris sembari memeluk Dathan yang masih pada posisi semula. Bersandar pada ujung ranjang. Lyn keluar untuk memastikan suara tersebut, dan benar, sebuah kapal boat menuju pulau mereka. Dathan merasa sedikit lebih kesal, karena Lyn memutuskan kembali ciuman panas mereka tanpa aba-aba. Langsung berlari karena mendengar suara mesin yang semakin dekat.

Dathan mengangguk. "Iya, iya... lo bener. Mereka orang suruhan bonyok gue." Jawabnya. Dathan berusaha berdiri, dengan sigap Lyn membantu. Memeluk lengan kiri laki-laki tersebut dengan senyum lebar di wajahnya. Lalu mereka keluar dari kamar dengan langkah pelan-pelan.

Dathan mendengkus kasar. Bukannya tidak senang dengan bantuan yang datang. Tetapi dia merasa sedikit mengganjal. Setelah keluar dari pulau ini, maka keadaan mereka akan berubah. Lyn pasti akan kembali seperti semula. Sedangkan Dathan mulai bimbang. Tidak ingin secepat itu hari ini datang.

Mereka berdiri di pembatas rumah yang menyerupai pagar. Tempat mereka biasa menghabiskan sarapan pagi atau sedang bersantai memandang lautan lepas. Lyn masih melingkarkan kedua lengannya pada perut Dathan. Sedangkan laki-laki itu melingkari bahu Lyn dengan salah satu tangannya, sedang tangan yang lain menyangga tubuhnya. Menopang pada pagar tersebut.

Sesekali keduanya saling berpandangan dan melebarkan senyum. Lyn tampak sangat antusias sekali. Terlihat dari binaran matanya yang indah. Diam-diam Dathan memperhatikannya.

"Astaga... gue masih belum yakin." Ucap Lyn melebarkan senyum. Dathan hanya mengangguk, lalu memandang kembali kapal boat yang semakin dekat. Dua orang pria bertubuh besar melemparkan jangkar ke bawah lautan, sehingga kapal tersebut terparkir di samping kapal boat yang membawa Dathan dan Lyn ke pulau tersebut.

Ukuran kapal boat tersebut lebih besar, Lyn yakin jika fasilitasnya juga lebih lengkap di dalamnya. Salah satunya, memiliki kamar lebih dari satu. Satu set dapur yang dilengkapi bahan makanan lebih banyak. Lyn berteriak histeris dalam hati, dia memiliki kamar sendiri selama perjalanan pulang.

"Selamat siang, tuan." Samuel. Salah satu pria bertubuh besar tersebut menunduk hormat pada Dathan dan Lyn. "Kami mencari keberadaan tuan." Tambahnya. "Ternyata benar, tuan ada di sini."

"Papi dan mami mencariku?" Tanya Dathan.

Samuel mengangguk. "Iya, tuan. Mereka sangat menghawatirkan tuan. Menyewa beberapa detectif untuk melacak keberadaan tuan selama dua minggu ini. Dan akhirnya kami mengetahui keberadan tuan karena salah satu kapal boat tidak ada di tempat dan mobil tuan berada di pelabuhan."

"Kami kehabisan bahan bakar sehingga tidak bisa kembali." Dathan tersenyum samar, Samuel mengangguk mengerti. Sejak tadi Lyn hanya mendengarkan dan sesekali memandang mereka secara bergantian. Secara keseluruhan, dia melihat tiga orang lelaki dan dua orang wanita yang keluar dari kapal tersebut. Mereka mempersilahkan Dathan dan Lyn menuju kapal boat untuk beristirahat. Mereka akan membersihkan rumah serta menyiapkan makanan untuk keduanya.

"Gue nggak sabar lagi." Kata Lyn setelah membantu Dathan duduk di sofa. Lyn mengira Dathan masih kesal terhadapnya karena insiden ciuman beberapa waktu yang lalu. Lyn tidak bisa menahan diri untuk mengecek secara langsung sehingga melepas pangutan keduanya. Mendorong dada Dathan menjauh serta berdiri dari pangkuannya. Berlari keluar kamar dengan wajah berseri-seri. Tetapi sekarang laki-laki itu terlihat berbeda. Lebih banyak diam. Hanya berbicara jika Lyn bertanya "Dath... lo nggak seneng ya?" Tanya Lyn mengernyit.

Dathan menggeleng. "Nggak. Kayaknya gue masih sakit. Lemas banget." Jawabnya memandang Lyn sayu.

Lyn berdecak. "Noh kan bohong. Katanya abis ciuman bisa sembuh." Dathan terkekeh geli melihat kepolosan di wajah gadis tersebut.

"Masih kurang."

"Ogah. Gue udah pasti kembali pulang!" Lyn menolak mentah-mentah. Dathan berdecak, pura-pura frustasi. Lyn memutar bola mata jengah.

"Tuan, makanan sudah siap." Salah seorang wanita menghampiri mereka. Dathan dan Lyn menoleh, mengangguk lalu berdiri. Keduanya menuju meja makan.

"Berapa lama mereka membersihkan rumahnya?" Tanya Lyn sebelum memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.

Dathan mengangkat bahu, "Nggak tau. Mungkin mereka hanya merapikan kekacauan yang kita ciptakan aja. Mereka menjemput kita, bukan untuk membersihkan seperti biasa." Ucapnya.

Lyn manggut-manggut. Lalu mereka melanjutkan makan. Lyn akhirnya merasakan makanan normal. Setidaknya lebih baik dari yang mereka makan selama ini bersama Dathan. Makanan terburuk yang pernah dia makan.

Setelah selesai makan, wanita tadi menyiapkan baju untuk keduanya. Sepertinya mereka tahu jika Dathan tidak sendiri. Sehingga menyediakan pakaian wanita. Lyn memekik kegirangan mendapatkan pakaian yang cocok untuknya. Setidaknya dia tidak terlihat seperti gelandangan setelah keluar dari sini.

Apa kata orang nanti?!

Lyn memangut dirinya dalam cermin di depannya. Senyum puas tercetak di wajahnya. Setelah memastikan sekali lagi, dia pun mencari Dathan. Semoga saja laki-laki itu sudah selesai mengganti pakaiannya.

Lyn berdecak, apa yang ada dalam benaknya belum terjadi. Dathan masih berbaring santai di sofa. Menjadikan tangan kanannya menutup wajah. Lyn menghampirinya, berkacak pinggang dibarengi wajah kesal. "Dath, mandi! Ganti baju!"

"Bentar." Jawab Dathan tanpa mengurai lengan dari wajahnya.

"Dath, ih..."

Mau tidak mau Dathan duduk sambil menghela nafas panjang. "Gue sayang lo, Lyn! Bantuin gue mandi dong." Ucapnya. "Mandiin." Tambahnya mengerling nakal.

"Gue cinta lo. Ogah...!!" Jawan Lyn cepat.

"Dih, katanya cinta. Tapi nggak mau." Dathan mencibir.

Tetapi godaan Dathan sama sekali tidak berefek. Lyn kembali menyuruhnya mandi. Laki-laki itu berdiri tanpa minat. Bergegas mandi untuk menyegarkan kembali tubuhnya. Sejak dua hari yang lalu, Dathan hanya mandi sekali.

Untuk hari ini, Dathan merasa sedikit lebih segar. Badannya tidak seberat kemarin. Lyn menyadarinya sehingga memaksa Dathan mandi. Kemarin Lyn sama sekali tidak memaksanya mandi. Sadar jika Dathan masih sakit.



***

Medan, 21.08.19

Dathan tuh keknya gak rela banget keluar dari pulau.

Dih, abis ini gak bisa cakar-cakar dan salto-saltoan dong ya?

Ugh, paling parah gak bisa cipokan wkwkwkw

Sweet TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang