"Dathan?" Lyn rteriak. "Kita mau kemana?"
"Diam, Lyn. Gue nggak pengen ngomong. Duduk sini dan nikmati perjalanan ini." Kata Dathan menunjuk bangku kosong di sampingnya.
Lyn menghentak-hentakkan kedua kakinya dan menghampiri Dathan. "WHAT?? Nikmati perjalanan ini??" Beonya histeris. "Lo mau bawa gue kemana? Lo jangan bercanda dong!" Kata Lyn tidak percaya.
Dan Dathan tidak menghiraukan amarah gadis itu lagi. Dia tetap berfokus pada nahkodanya. Menikmati hembusan angin di sekujur tubuhnya. Dia tidak ingin berada di tengah-tengah orang banyak. Dathan ingin pergi ke tempat yang sangat jauh dan tidak ada yang menemukannya di sana.
Annisa..., gadis cantik dan lemah lembut yang dipacarinya dua tahun ini meninggalkannya begitu saja. Gadis itu menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya, memang Annisa sudah menolak. Namun penyakit jantung yang di derita ayahnya tidak bisa membuatnya berkutik. Ayahnya terserang jantung ketika Annisa menolak perjodohan tersebut dan memilih Dathan menjadi suaminya.
Dathan bahkan tidak tahu apa-apa dengan keluarga tersebut. Selama ini mereka menerimanya dengan baik, menyambut hangat setiap kunjungannya. Namun tiba-tiba saja dirinya dikejutkan dengan sebuah undangan berwarna putih perak melukiskan nama pengantin laki-laki yang baru didengarnya. Hati Dathan begitu hancur. Undangan itu bukan dari Annisa secara langsung, tetapi dari salah seorang temannya ketika dirinya baru tiba di depan kampus.
Dunia Dathan runtuh dalam seketika. Beberapa saat kemudian dia mendapat pesan dari kekasih hati, memutuskan hubungan mereka secara sepihak dan mencari kebahagiaan masing-masing.
Hampir saja Dathan tidak bisa menyangga tubuhnya jika tidak ada tiang di sampingnya. Kepalanya pusing dan seluruh isi perutnya melunjak ke atas. Dathan hancur dalam beberapa saat saja. Gadis yang selama ini dicintainya menghancurkan dunianya.
Annisa tidak pernah menceritakan jika selama ini ternyata dirinya di jodohkan dengan laki-laki lain. Hal yang sangat disayangkan. Jika saja Annisa menceritakannya, Dathan tidak akan pernah mundur. Sebesar apapun rintangannya untuk mendapat restu, dia akan bersedia menghadapinya.
Dathan tidak akan pernah bisa menemukan gadis seperti Annisa. Hanya dia satu-satunya gadis yang bisa mengerti Dathan selama ini. Dia gadis teristimewa dan sangat disayanginya.
Hancurnya Dathan seolah-olah telah melayangkan nyawanya. Dia tidak mengubis perkataan teman-temannya lagi. Dia menutup seluruh sel-sel pendengarannya sehingga hanya kesunyian yang melandanya.
Bahkan teriakan melengking dari Lyn pun tidak dihiraukannya. Dathan melihatnya berlari ke arahnya dan berbicara panjang lebar, tetapi sebenarnya Dathan tidak tahu apa yang dibicarakannya. Dathan seolah hilang kesadaran, dia pergi begitu saja hingga akhirnya Lyn meraih lengannya. Mengembalikan Dathan ke dunia nyata.
Dathan tersadar, ternyata Lyn, gadis yang selama ini tidak pernah akur dengannya kembali mengejek. Biasanya Annisa yang menjadi penengah mereka, Dathan tidak bisa mengontrol emosinya di hadapan gadis tersebut setiap kali bertemu.
Sedingin apapun hatinya dan sebaik apapun perasaan hatinya, namun jika sudah berhadapan dengan Lyn. Dathan akan emosi tingkat dewa. Mulut pedas gadis itu sepertinya harus dimasukkan dengan cabe merah agar bisa diam. Dathan ingin sekali melakukannya dan kemudian melemparnya ke lautan lepas. Suatu saat dia akan melakukannya. Dathan bertekad dalam hati.
Untuk saat ini Dathan tidak ingin mengingat Annisa lagi. Rasa sakit yang ditorehkan gadis itu masih terlalu perih dan membekas. Dia pun hanya menjawab singkat semua ocehan Lyn.
Memang gadis itu yang selalu tidak bisa melihat keadaan, selalu saja mengejeknya. Dathan tidak tahan ingin membungkam mulutnya sehingga tidak ada cara lain selain menyeretnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Trapped
RomanceLyn dan Dathan bagai Tom dan Jerry. *Belum sempet bikin sinopsis* *Ini draff lama. Hampir 3 tahun lalu* *** Publish, 14.02.19 Copiright @2019