Sweet Trapped -37

31.3K 3K 84
                                    


Part sebelumnya gue baca sekilas.

Anjir siDathan wuakaka. Ngakka sendiri gue.

Gombalannya receh parah. Najis hahaha 

Mentang-mentang udah jadian hahaha

Genrenya romance - komedi.

Jangan terlalu ngarep banget ada konflik berat, gengs.

.

.

.


            "Ada angin apaan nih, Dath?"

Dathan menyeringai lebar pada teman-temannya setibanya mereka di kelas. Kabar heboh menggemparkan kampus siang ini dengan kedatangan Dathan dan Lyn bersama. Dathan merangkul bahu Lyn dan sepertinya gadis itu tampak biasa-biasa saja. Sama sekali tidak ada penolakan maupun terpaksa.

Lihat... Lyn menikmatinya. Sejak kapan gadis itu mau-mau saja dirangkul oleh Dathan? Bukankah mereka langsung ribut dalam radius sepuluh meter?

Jelas saja mereka bertanya-tanya apa yang terjadi selama tiga minggu ini. Keduanya sama-sama tidak muncul di kelas atau dimana pun, lalu sekarang sama-sama muncul dengan suasana baru.

Apa-apaan itu mereka berdua terlihat sangat akrab sekali?

Dathan menarik kursi ke belakang lalu mempersilahkan Lyn duduk. Setelah itu, Dathan duduk di sampingnya. Memperlakukan Lyn seperti orang special.

"Dath, lo baik-baik aja kan denger mantan lo nikah?"

"Dath, lo nggak niatan bunuh diri kan?"

"Lo sama Annisa putus baik-baik kan?"

"Bener gak, Annisa ninggalin lo?"

"Orang tua lo nggak ngerestuin hubungan lo sama Annisa ya?"

"Kenapa lo sama Lyn baikan sih, Dath?"

"Jangan bilang, lo jadiin Lyn pelampiasan?"

"Kasian banget Lyn dipermainkan begitu."

Berbagai macam pertanyaan dilayangkan pada Dathan. Mereka semua tampak antusias sekali dengan berita besar tersebut. Tidak pernah sekali pun Dathan membuat sensasi besar selain berlawanan dengan Lyn selama ini.

Laki-laki itu menghela nafas panjang. Siap memberikan informasi atas pertanyaan yang berkelut dalam benak masing-masing. Setelah mendengar pernikahan Annisa, sejak itu pula Dathan dan Lyn tidak pernah muncul dimana pun. Keduanya sama-sama menghilang seperti terelan bumi.

"Gue sama Annisa putus baik-baik kok. Sekarang gue pacaran sama Lyn." Umbarnya semangat dengan senyum sumringah.

"Apa? Pacaran sama Lyn? Nggak salah tuh? Lyn itu kan musuh besar lo, Dath. Masa pacaran sih?!" Berbagai macam pertanyaan kembali berbondong-bondong.

"Iya, nggak cocok banget."

"Orang ketiga nih pasti!"

"Ngga tau malu ih!"

Lyn berdiri, menggerebak meja kecil yang menyatu dengan kursinya. "Hei! Dengar ya! Gue nggak pernah menjadi orang ketiga pada hubungan Dathan dan mantannya. Gue nggak pernah ganggu hubungan mereka. Najis banget. Kayak gue nggak laku aja!" Ucapnya mencebik angkuh. Ada-ada saja, sekarang mereka semua menghujatnya sebagai orang ketiga. Sialan!!

"Noh, denger tuh kata pacar gue!" Dathan ikut menambahkan. "Lyn itu nggak pernah ganggu hubungan gue sama Annisa. Selama ini kita memang sering berantem, tapi itu bentuk kasih sayang kita. Kodenya cuma kita aja yang tau." Cengirnya.

"Nah... itu sama aja dengan orang ketiga, Dath."

"Ah, kampret dah!" Gerutu Dathan mencebik.

Lyn berdiri dari kursinya "Urus tuh!" Ucapnya lalu berdiri, meninggalkan kelas mereka yang dihuni oleh orang-orang kepo tingkat dewa. "Gue datang kudu kelar. Kalau nggak, kita putus!"

"Buset dah, jadian baru tadi pagi masa langsung putus. Belum sampe setengah hari!" Seru Dathan melihat kepergian Lyn keluar bersama kedua temannya. Sementara mereka yang bertanya tidak berani lagi membuka suara. Jika Lyn sudah marah begini, siap-siap saja apa yang akan terjadi dengan mereka nantinya. Gadis itu tidak akan melepaskan mereka begitu saja.

"Emang beneran lo jadian sama Dathan?" Tanya Maria. Salah satu teman dekat Lyn. Mereka berjalan menuju kantin, tempat tongkrongan sementara jika malas di kelas atau menunggu dosen.

"Menurut lo?" Tanya Lyn ketus. Emosinya belum luntur karena kejadian di kelas barusan. Benar-benar orang kepo. Ingin tahu sekali kehidupan orang lain. Huh, memangnya tidak ada pekerjaan lain selain mengorek-ngorek informasi kehidupan Dathan dan Lyn?

"Ya... aneh aja." Kata Maria gagap. "Nggak mungkin banget sih menurut gue. Dathan itu kan nggak pernah bersikap manis sama lo selain tadi sih."

Lyn kembali berdecak. Sama sekali tidak menjawab pertanyaan temannya. Untunglah mereka sadar, Maria dan Tika ikutan diam dan mengikuti gadis galak itu ke kantin. Keduanya tidak berani mengusik Lyn lagi, sebab gadis itu bisa saja memberikan sedikit pelajaran atas perkataan yang tidak menyenangkan yang didapatnya.

Kekuasaan memang selalu tidak adil.

***

Medan, 28.08.19

Efek jadian emang gitu.

Bucinnya langsung kentara kekwkwk

Sweet TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang