"Besok kita akan sampai."
Lyn menoleh ke samping, Dathan memejamkan mata, siap meluncur ke alam mimpi. Baru saja mereka kembali ke kamar karena sudah malam. Tidak ada lagi pemandangan indah yang terlihat di tengah laut pada malam hari.
Mereka memang lebih cepat pada perjalanan kali ini dibanding perjalanan terdahulu, sebab kapal boat yang mereka tumpangi saat ini memiliki kecepatan lebih tinggi dibanding kapal boat yang satu lagi.
Memang benar, sewaktu menyeret Lyn ke kapal tersebut, dia tidak memperhatikan keadaan kapal yang sedang perbaikan sehingga membutuhkan waktu yang lama bagi mereka untuk tiba, ditambah lagi dengan berlayar kemana-mana.
Dathan baru mengetahui keadaannya kemarin, Samuel mengatakannya ketika mereka hendak makan. Lyn berdecak atas kecerobohan laki-laki tersebut. Patah hati membuatnya tidak tahu apa-apa lagi.
Tidak banyak yang mereka kerjakan selama perjalanan. Dathan mengajaknya duduk di ujung bagian depan kapal. Memandang pemandangan alam yang tersaji di sana. Berbincang-bincang meski hanya seperlunya saja.
Mereka memang tidak memiliki bahan perbincangan yang banyak untuk mengisi kekosongan selama perjalanan.
Hanya saja, Dathan enggan berpisah kamar dari Lyn. Mengeluarkan berbagai macam alasan seperti biasa agar Lyn tidak memiliki kuasa untuk menolaknya. Dan benar saja, Lyn membiarkannya berbagi dengan laki-laki tersebut.
Lyn mengangguk. "Oke." Lalu ikut memejamkan mata. Kantuk menyerang lebih cepat karena tidak memiliki kesibukan lain yang bisa mengalihkan perhatian.
"Lyn, kangen." Dathan mendekat dan memeluk gadis galak yang telah membuka kedua mata lebar-lebar. Berdecak lalu mendorong Dathan menjauh, enggan untuk dipeluk.
"Dath, ada orang di luar. Malu..." Ucapnya memperingati.
Dathan mendengkus kasar. "Emangnya kita mau ngapain? Gue kan cuma pengen meluk lo doang." Ucapnya santai.
Lyn berdecak. "Pokoknya nggak mau!" Lyn masih bersikeras. Bukannya apa-apa, hanya saja Lyn tidak ingin hatinya melambung tinggi selama sisa perjalanan ini. Lalu setelahnya mereka kembali seperti biasanya. Membawa perasaan atas apa yang mereka lakukan selama terjebak di pulau. Lyn takut patah hati, belum sanggup dan tidak akan pernah sanggup.
Mengikis perasaan yang mulai tumbuh di hatinya untuk Dathan salah satunya dengan cara menghindar. Dathan masih tahap patah hati, Lyn tidak ingin dijadikan sebagai pelarian. Rasanya sangat menyakitkan sekali jika dirinya dijadikan seperti itu oleh Dathan. Laki-laki yang disayanginya, lebih tepatnya dicintai meski terasa begitu samar dan menggelikan.
Meskipun selama ini keduanya tidak pernah sedekat ini, tetapi Lyn hanyalah seorang wanita biasa yang kapan saja bisa membawa perasaan atas kenyamanan yang diberikan oleh Dathan padanya walaupun hanya sesaat.
Lyn memutar tubuhnya, membelakangi Dathan yang masih berdecak kesal karena ulahnya. Gadis itu berusaha tidak tergoda dengan decakan dan rayu muslihat Dathan si setan yang menyebalkan namun terlalu sayang untuk di abaikan.
Sialan. Sejak kapan perasaan Lyn tidak karuan seperti itu pada Dathan.
Lyn berdecak dalam hati. Kampret sekali laki-laki itu mempermainkan hatinya. Lihat saja, Lyn tidak akan jatuh dalam pesonanya lebih dalam lagi. Lyn yakin dia hanya jatuh pada pesona yang dangkal saja.
Aish... apa-apaan itu? Hanya perasaan dangkal saja? Ck. Sama saja mengakui jika Lyn jatuh pada pesonanya meskipun sedangkal mata kaki.
"Lyn, balik dari sini, kita gini aja ya? Jangan berantem-berantem lagi." Dathan tidak menghiraukan Lyn. Dia tetap mendekat dan memeluk gadis tersebut. "Lebih nyamanan gini, kita deket. Kali aja bisa pacaran." Godanya.
"Ngarep." Lyn mencibir sehingga Dathan terkekeh pelan.
"Ngarep banget lah." Jawab Dathan semakin menjadi-jadi. Enggan kalah dari Lyn si gadis galak dan keras kepala.
Lyn mengerutkan dahi, lalu berdehem panjang. "Hem, ini malam terakhir kita di sini?" Dathan berdehem pelan di belakang Lyn yang sudah memejamkan mata. Boat ektra cepat itu hanya memerlukan empat hingga lima jam saja untuk perjalanan, tetapi Dathan berulah sehingga perjalanan tersebut lebih lama. "Ayo keluar. Lo mau ikut, nggak?" Lyn menyingkirkan lengan Dathan dari perutnya lalu duduk dari pembaringannya. Membiarkan Dathan masih memejamkan mata. Sepertinya laki-laki itu sudah tidur.
***
Medan, 23.08.19
Yuhuuu, update lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Trapped
Roman d'amourLyn dan Dathan bagai Tom dan Jerry. *Belum sempet bikin sinopsis* *Ini draff lama. Hampir 3 tahun lalu* *** Publish, 14.02.19 Copiright @2019