Nine

5.3K 352 3
                                    

Pagi ini Lisa berjalan dengan semangat menuju ruangan Jennie. Dengan membawa se buket bunga mawar dan juga sekotak cincin. Ia bertekad akan menyatakan perasaannya pada Jennie.

Sesampainya di depan ruangan Jennie, ia mengatur napasnya untuk menghilangkan rasa gugup yang melanda nya.

Saat hendak mengetuk pintu, sayup-sayup ia mendengar percakapan dari dalam ruangan karena pintu ruangan Jennie tidak tertutup sempurna.

"Aku mencintaimu Jen, lalu apa yang salah dari perjodohan kita?" ucap seseorang yang tengah berbicara pada Jennie.

"Kau dan perasaanmu lah yang salah, pergilah Jae, aku tak mencintaimu dan tolong batalkan perjodohan ini atau aku tak ingin menemuimu lagi," ancam Jennie.

"Tapi Jen ..." belum sempat Jaemin melanjutkan perkataannya. Lisa tiba-tiba menerobos masuk ke ruangan Jennie.

"Pergilah bung, atau kau akan menyesal karena telah menginjakkan kakimu di bumi," ucap Lisa datar.

Lisa menatap sinis ke arah Jaemin yang saat ini tengah menatapnya nyalang.

"Siapa kau berani mengancamku bitch!" bentak Jaemin.

"Pergi atau kubuat kau tak bisa berjalan di atas kakimu lagi," ancam Lisa dengan nada dinginnya.

Dengan kesal Jaemin melangkah meninggalkan ruangan Jennie. Hingga langkahnya terhenti saat hendak membuka pintu.

"Satu lagi, jangan pernah memaksa Jennie untuk menikah denganmu atau kau akan menerima akibatnya," ancam Lisa. Tanpa berkata apapun Jaemin pergi dengan membanting pintu cukup keras.

Jennie yang sedari tadi memperhatikan Lisa akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Apa yang kau lakukan tadi," ucap Jennie dengan tatapan mengintimidasi.

"A-ah ti-tidak, aku hanya ingin membuat dia pergi," ucap Lisa gugup.

"Dan apa itu," tanya Jennie dengan masih menatap Lisa.

"Ah ini, bukan apa-apa," Lisa pun menyembunyikan bunga dan kotak yang ia bawa dibalik punggungnya.

"Benarkah? Apa itu dari pacarmu?" ucap Jennie tak suka.

"Bu-bukan, aku tak punya pacar," jawab Lisa cepat.

Jennie pun terkekeh melihat tingkah Lisa.

"Apa-apaan ekspresi itu," ucap Jennie sambil menahan tawanya agar tak meledak.

"Apa itu untukku?" tanya Jennie menyelidik.

"Hah?"

"Tutup mulutmu, kau bau," ledek Jennie.

"Ah maaf," ucap Lisa tertunduk.

"Hei, aku hanya bercanda," Jennie pun mengangkat dagu Lisa dan menatapnya.

"Apakah itu untukku?" tanya Jennie lagi. Dengan pelan Lisa pun menganggukkan kepalanya.

"Dalam rangka apa?" lanjutnya.

"Tak ada," jawab Lisa seadanya.

Jennie pun meraih bunga dan kotak itu. Ia lalu mencium bunga yang Lisa berikan.

"Harum, aku suka," ucap Jennie tulus.

"Benarkah?" tanya Lisa antusias.

Jennie pun menganggukkan kepalanya. Dia membuka kotak dari Lisa dan terkejut melihat isinya.

"A-apa ini Lisa?"

"Cincin," jawab Lisa.

"Aku tau, tapi untuk apa?" tanya Jennie bingung.

"Menjadikanmu kekasihku," jawab Lisa mantap.

"Hah?" Jennie pun tak percaya dengan penuturan Lisa.

"Bercandamu tak lucu Lis," ucap Jennie kesal.

"Jika kau anggap ini hanya sebuah lelucon terserah," Lisa pun berjalan meninggalkan ruangan Jennie tanpa menghiraukan panggilan Jennie.

°°°
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Hubungan Lisa dan Jennie semakin hari semakin menjauh. Tidak seperti dahulu, Lisa kini seolah menjaga jarak dengan Jennie.

Bahkan setiap Jisoo mengajak Lisa untuk makan bersama saat jam istirahat, Lisa selalu mencari alasan untuk menolaknya. Hingga membuat Jisoo geram melihat tingkah lakunya.

"Kau ini kenapa Lisa, tak biasanya kau seperti ini," omel Jisoo yang saat ini tengah menghampiri Lisa di toilet.

"Tak ada, aku hanya sedang tak ingin saja," ucap Lisa lalu berlalu meninggalkan Jisoo. Membuat Jisoo semakin geram.

"Dasar anak nakal tak tau diri," gerutu Jisoo saat memasuki ruangan.

"Kau kenapa eonnie?" tanya Jennie bingung.

"Yak! Kau, kenapa bisa di ruanganku?" teriak Jisoo kaget.

"Aku kan punya pintu ajaib," ucap Jennie terkekeh.

"Dasar kau dan Lisa sama saja, sama-sama membuatku naik darah," gerutu Jisoo. Mendengar nama Lisa disebut, seketika raut wajah Jennie berubah masam.

"Ada apa dengan mukamu," tanya Jisoo heran.

Jennie hanya mengendikan bahunya tanpa mengeluarkan suara.

"Aish ... kau ini, jika dia sudah menjadi milik orang lain baru tau rasa kau," cibir Jisoo.

Mendengar perkataan Jisoo akhirnya Jennie sadar akan perasaannya. Dengan segera ia pergi menghampiri Lisa yang tengah melakukan pemotretan kemudian ia menarik paksa Lisa membuat semua orang yang berada disana menatapnya bingung.

"Apa kau masih mencintaiku?" tanya Jennie tanpa basa-basi setelah mereka sampai di ruang rahasia milik Jennie.

"Tentu, bahkan saat musim berganti aku tetap akan mencintaimu," ucap Lisa mantap.

"Lalu bagaimana jika hatiku milik orang lain?" tanya Jennie pelan.

"Maka izinkan aku menjadi sahabat dekatmu, dengan begitu aku bisa menjagamu meski dari kejauhan," lirih Lisa.

"Bodoh," Jennie memukul bahu Lisa lalu ia berlalu meninggalkan Lisa yang menatapnya bingung.

To be continue...

You Make Me Crazy (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang