Seven

5.3K 375 4
                                    

Warning!!!! 🔞🔞🔞🔞




"Mari princes," ajak Mario, Jennie pun merangkul lengan kiri Mario. Mereka berjalan beriringan memasuki club.

"Selamat malam tuan Mario," sapa security yang tengah berjaga di pintu masuk club. Mario lalu menganggukkan kepalanya pada sang security dan berjalan memasuki club dengan Jennie yang masih setia memeluk lengannya.

Mario mengajak Jennie memasuki ruang pribadi yang telah ia siapkan khusus untuk Jennie.

"Duduklah Jen, kau mau minum apa?" tanya Mario.

"Terserah kau saja, tapi aku tak ingin mabuk malam ini," jawab Jennie.

Selang beberapa saat pesanan mereka pun datang. Jennie terkejut dengan apa yang Mario pesan, pasalnya disana hanya minuman alkohol dan cemilan.

"Bukankah aku sudah bilang, aku sedang tak ingin mabuk," protes Jennie.

"Ayolah Jen, kau bukan lagi anak kecil. Setidaknya minumlah sedikit untuk merayakan kepulanganku."

"Kau tau bukan, aku tak kuat minum," ucap Jennie kesal.

"Sedikit saja Jen, buatlah aku senang malam ini," rayu Mario.

Jennie hanya bisa menatap dingin sahabatnya itu. Percuma melawan Mario karena dia pasti akan kekeuh dengan permintaannya itu. Mau tak mau akhirnya Jennie meminumnya.

Ia mencoba meminum sedikit demi sedikit.

Satu tenggakan ...

Tubuhnya masih biasa saja.

Dua tenggakan ...

Ia sudah mulai pusing namun Mario tetap memaksanya untuk menghabiskan minuman yang ada di gelasnya itu.

"Sedikit lagi Jen, ayo habiskan," ucap Mario menyemangati.

"Kau curang, kenapa hanya aku yang minum sedangkan kau masih diam saja seperti itu," racau Jennie yang sudah mulai hilang kesadarannya.

"Baiklah, lihatlah aku juga minum," ucap Mario lalu ia segera meminum satu gelas habis.

Saat Jennie telah sepenuhnya tak sadar, perlahan Mario mendekati Jennie yang kini tengah memejamkan matanya sambil tertidur di sofa.

"Kau cantik Jen," Mario pun mengelus pipi Jennie.

"Kau tau, aku sangat mencintaimu. Bahkan sejak kita masih kecil aku sudah tertarik padamu," ucapnya lagi.

"Jadilah milikku selamanya Jen," Mario lalu menempelkan bibirnya pada bibir Jennie.

Perlahan ia mulai menggerakkan bibirnya.

"Nghhh ..." desah Jennie dalam tidurnya.

Mendengar suara Jennie yang sangat lembut, napsu Mario pun seketika langsung naik. Dengan rakus ia menghisap dan mengulum bibir Jennie. Tak sampai disitu, ia lalu menggigit bibir bawah Jennie.

"Akhh ..." lenguh Jennie. Dengan segera Mario memasukkan lidahnya ke mulut Jennie, memaksa lidah Jennie berperang dengan lidahnya.

Tangan Mario juga tak tinggal diam, dengan lancang nya ia meremas payudara Jennie dari luar dress.

Namun saat Mario sedang melancarkan aksinya hal tak diduga pun terjadi. Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu ruangannya membuat Mario menghentikan aksinya karena terkejut.

"Sialan kau!" ucap Lisa emosi.

Bugh ...

Satu pukulan berhasil mengenai wajah Mario.

Bugh ...

Belum sempat Mario menghindar, Lisa sudah berhasil memberinya satu pukulan lagi tepat di pelipis Mario membuat Mario meringis menahan sakit.

"Brengsek!!! Berani-beraninya kau menyentuh Jennie, dasar sialan!!" Lisa pun memukul Mario lagi seperti orang kerasukan. Untung saja Jisoo segera masuk dan menghentikan Lisa, jika tidak maka Mario bisa mati akibat dihajar habis-habisan oleh Lisa.

"Sudahlah Lisa, kau bisa membunuhnya kalau kau terus memukulinya," ucap Jisoo yang kini tengah menahan tangan Lisa agar tidak memukul Mario lagi.

"Pria seperti dia pantas mendapatkan itu Jisoo, dia tak pantas dikasihani," ucap Lisa menatap nyalang Mario.

Mario yang sudah tidak berdaya hanya bisa memegangi perutnya yang sakit akibat pukulan Lisa.

"Sudahlah, yang penting kau tak terlambat menolong Jennie tadi!" bentak Jisoo.

Lisa akhirnya membiarkan Mario pergi dan ia segera menghampiri Jennie yang sudah tak sadarkan diri karena mabuk.

"Dasar anak nakal, untung saja aku tak sengaja datang kesini dan melihatmu. Jika tidak, tak tau akan seperti apa nasibmu nanti," omel Lisa pada Jennie.

Lisa lalu melepaskan jaket yang tengah ia kenakan lalu memakaikannya ke Jennie.

"Ayo bawa dia pulang Lisa," ajak Jisoo, Lisa pun mengangguk dan mengangkat tubuh Jennie apa bridal style.

Mereka akhirnya pulang menuju rumah Jisoo.

°°°

"Bagaimana bisa kau ada disana Lisa?" tanya Jisoo sambil meletakkan minuman untuk Lisa.

Kini mereka telah sampai dan Jennie sudah berada di kamarnya. Jisoo dan Lisa tengah duduk di ruang tamu.

"Kebetulan tadi aku sedang bertemu dengan temanku disana juga. Entah ini memang suatu kebetulan atau bukan, tak lama setelah aku sampai, Jennie dan lelaki itu juga sampai. Temanku mengenal lelaki itu, dia bilang lelaki itu tak baik dan sering mempermainkan wanita. Awalnya aku tak menanggapi cerita temanku karena aku tak melihat wajah wanita yang lelaki itu bawa, baru saat pelayan akan membawa minuman untuk lelaki itu aku tak sengaja mendengar nama Jennie disebut si pelayan. Akhirnya karena penasaran aku mengikuti pelayan itu diam-diam dan taraa ... Ternyata dugaanku benar, Jennie ada bersama lelaki itu," jelas Lisa.

"Untung kau langsung menghubungiku saat itu. Jika tidak mungkin kau akan masuk penjara gara-gara membunuh orang," omel Jisoo. Lisa pun terkekeh mendengarnya.

"Setidaknya aku tak terlambat bukan?"

"Apa kau mencintai Jennie, Lis?" tanya Jisoo.

Lisa pun spontan menoleh ke arah Jisoo.

"Maksudmu?"

"Jujur saja Lis, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan. Semua perlakuanmu, perhatian yang kamu berikan ke Jennie, itu sangat berbeda Lis," tutur Jisoo.

Lisa diam sesaat mencerna perkataan Jisoo.

"Jika kau benar-benar mencintainya, maka kejarlah. Jangan biarkan dia direbut orang lain, Lis," ucap Jisoo sambil menggenggam tangan Lisa.

"Aku tak yakin dia juga mencintaiku, bukankah dia itu normal mana mungkin dia bisa punya rasa yang sama sepertiku," ucap Lisa lemah.

Pletak...

Jisoo pun menjitak dahi Lisa.

"Aww ... sakit orang tua," gerutu Lisa.

"Dasar bodoh, belum apa-apa sudah menyerah. Payah," ejek Jisoo yang dihadiahi tatapan tajam oleh Lisa.

"Aku tak lemah,"

"Kau lemah,"

"Tidak!!"

"Ya, kau lemah. Jika tidak kau takkan menyerah begitu saja demi cintamu," ejek Jisoo.

"Akan kubuktikan kalau aku tak lemah,"

Jisoo tersenyum remeh mendengar jawaban Lisa. Ia tak yakin jika Lisa bisa mendapatkan hati seorang Jennie  yang keras bak batu.

To be continue...

Gimana gaes??? Bagus apa ngga?? Jangan lupa vote sama comment 😊

You Make Me Crazy (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang