"Jangan! Kumohon jangan Appa.. tolong maafkan dia," jerit Jennie saat melihat bodyguard Sang ayah memukuli Lisa tanpa ampun.
"Diam Jennie!" Bentak ayahnya yang tengah mencekal pergelangan tangan Jennie.
Sedangkan di depan mata Jennie sendiri, Lisa saat ini tengah dihajar habis-habisan oleh kedua pria yang memiliki postur lebih besar darinya.
"Appa... dia tak salah sedikit pun. Jika Appa ingin menghukum, hukumlah kami berdua jangan hanya Lisa." Mohon Jennie dengan berlinang air mata.
"Dasar gadis sialan! Berani-beraninya kau meracuni otak putriku! Cepat beri dia pelajaran lebih lagi!" Titah Tuan Kim dengan amarah yang telah memuncak.
Kedua anak buahnya menoleh sesaat sembari mengangguk kemudian kembali menatap Lisa yang saat ini sudah tak berdaya lagi.
"Rasakan ini!" Ucap salah satu pengawal yang tubuhnya paling besar, ia lalu menginjak telapak kanan tangan Lisa tanpa ampun membuat gadis malang itu menjerit kesakitan.
"Hentikan Appa, kumohon..." tubuh Jennie langsung luruh ke lantai saat menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi. Ingin menolong namun ayahnya masih memegang tangannya begitu erat.
"Kumohon Appa..." lirih Jennie dengan linangan air mata.
Bukannya mendengar permintaan putrinya, Tuan Kim justru semakin menjadi-jadi.
"Cepat bereskan dia," ucapnya sebelum menyeret paksa Jennie ke dalam mobil.
Di luar sana, Lisa masih saja dihajar tanpa ampun. Darah segar mengucur dari tubuhnya, matanya menatap nanar kepergian Jennie dan ayahnya dengan senyum miris di bibir tebal milik Lisa. Hingga sedetik kemudian Lisa sudah tak sadarkan diri lagi.
"Hiks... Appa... kumohon ijinkan aku untuk menolong Lisa, Appa..."
"Appa..."
•
•
•"Appa... jangan kumohon..." rintih Jennie dengan mata yang masih terpejam. Lisa yang kebetulan sudah terjaga dari tidurnya pun langsung menghampiri Sang kekasih.
"Honey... wake up... hei... kau kenapa baby?" Lisa terus mengguncang tubuh Jennie berusaha menyadarkan kekasihnya itu yang terus saja meracau dalam tidurnya.
"Hei... honey..." panggilnya lagi namun masih belum ada pergerakan dari Jennie.
Kali ini tangan kanan Lisa mencoba menepuk-nepuk pelan pipi Jennie berharap gadis itu bangun dari tidurnya.
"Hei... bangun sayang..." ulangnya.
Perlahan mata Jennie pun akhirnya terbuka, ia langsung menyipitkan pandangannya kala sinar mentari menerobos masuk lewat jendela yang berada tepat di depan ranjang yang mereka tempati.
"Kau kenapa honey?" Tanya Lisa dengan raut wajah khawatir.
Jennie menggeleng dan langsung menubruk tubuh Lisa dan memeluknya cukup erat.
"Please, jangan tinggalkan aku boo..." ucap Jennie dengan suara paraunya.
Lisa mengusap punggung Jennie yang sedikit bergetar dengan penuh kasih sayang.
"Heii... tenanglah sayang, aku takkan pernah meninggalkanmu. Kau kenapa hm?" Tanya Lisa tanpa merubah posisi mereka. Dagu Lisa kini tertempel di atas kepala Jennie.
Ia menggerak-gerakkan dagunya sembari menunggu jawaban yang terlontar dari mulut sang kekasih.
"Aku hanya takut boo..." balas Jennie. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Lisa.
"Tenanglah sayang, aku akan selalu menemanimu sampai kapanpun itu bahkan hingga maut memisahkan kita, aku akan tetap mencintaimu." Ucap Lisa seraya membalas pelukan Jennie.
"Hei kalian! Mau sampai kalian bermesraan seperti itu, cepat bangun ini sudah siang. Kelakuan kalian seperti abg yang baru merasakan cinta saja." Jisoo saat ini bersandar di pintu kamar Jennie dan Lisa sembari melipat kedua lengannya di depan dada. Tatapannya tajam seolah ingin menerkam dua makhluk yang lebih muda di hadapannya saat ini.
Kedua insan itu langsung melepas dekapan mereka, menoleh dengan tatapan jengah pada Jisoo yang selalu saja mengganggu mereka berdua.
"Eonni... apakah kau tak ingin mencari pasangan? Kau sudah tua eonni, jadi cepatlah cari kekasih agar kau tak selalu mengganggu tiap kali kami sedang bermesraan berdua." Keluh Lisa tanpa merasa takut sedikit pun.
"Benar eonni, cepatlah cari pasangan agar kami juga bisa melihatmu merasakan cinta. Hahaha..." canda Jennie.
Jisoo membelalakan matanya mendengar ocehan kedua orang itu, dengan geram ia menghampiri Jennie dan juga Lisa yang masih berada di atas ranjang. Ia langsung meraih bantal yang berada di sisi kirinya.
"Hyakkkk... dasar kalian adik durhaka!" Omel Jisoo seraya memukul Jennie dan Lisa secara bergantian tanpa ampun menggunakan bantal itu.
Guyss... sambil nunggu up selanjutnya, yukkk... mampir di cerita aing yang lainnya. Ehehe... maapin kalo gaje
Makasih buat kalian yang udah setia mampir, ngevote, sama komen, sayang kalian banyak-banyakkkk...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Crazy (Jenlisa)
FanficCinta memang bisa membuat orang menjadi gila. Ya gila, segila-gilanya. Rank: #1 → justforyou →11/05/20 #1 → kamuaku → 11/05/20 #1 → jeni → 11/05/20 #4 → lili → 08/06/19 #5 → lini → 20/05/19 #3 → amati...