Six

5.4K 341 4
                                    

"Lisa," sapa Jisoo yang tak sengaja melihat Lisa hendak memasuki loby.

Lisa pun menoleh ke sumber suara, "hai bu Jisoo, selamat pagi," ucap Lisa tersenyum.

"Yak Lisa, panggil saja aku Jisoo tak usah pakai embel-embel " Ibu " segala. Aku jadi terkesan sangat tua asal kau tau," rajuk Jisoo.

"Maaf Bu, tapi kan ini di kantor dan ibu adalah atasan saya. Saya tidak enak jika harus memanggil nama ibu langsung," ucap Lisa dengan nada formal.

"Yak! Tak usah se formal itu, bicaralah biasa saja Lisa. Kau boleh panggil aku ibu tapi itu hanya berlaku saat kita berada di dalam kantor saja Lisa, dan satu lagi, anggap saja aku ini temanmu jadi kau tak perlu sungkan untuk bertanya apapun padaku Lisa," jelas Jisoo.

Lisa pun menganggukkan kepalanya mengerti.

"Baiklah kalau begitu. Mari kita masuk, Bu," ajak Lisa.

"Yak!  Lalisa!  Aku sungguh tak suka dengan sebutan itu sungguh," ucap Jisoo geram. Lisa yang mendengarnya pun hanya terkekeh.

°°°
Sudah hampir satu bulan Lisa bekerja di kantor Jennie, dan sudah selama itu pula hubungannya dengan Jennie dan Jisoo semakin dekat.

Lisa selalu menggoda mereka berdua saat jam istirahat tiba dan saat sebelum bekerja. Meskipun Jisoo dan Jennie adalah atasan Lisa, tapi mereka menyuruh Lisa agar bersikap biasa saja layaknya seorang teman. Seperti saat ini, mereka tengah menikmati jam istirahat mereka di Cafe dekat kantor.

Mereka menikmati hidangan sambil berbincang-bincang bahkan sesekali tertawa karena membicarakan hal lucu.

"Eonnie,  itu di ujung bibirmu ada sisa makanan," ucap Jennie sambil menunjuk ke bibir Jisoo.

Jisoo yang duduk di depannya pun langsung meraba-raba bibirnya, mencari dimana letak sisa makanan yang menempel di sudut bibirnya.

"Disini?" tanya Jisoo sambil mengusap sudut bibirnya.

"Bukan eonnie, disitu," tunjuk Jennie.

"Disini?"

"Ish ... bukan ..."

Karena geram dengan tingkah dua makhluk yang bersamanya, akhirnya Lisa yang duduk di dekat Jisoo pun akhirnya turun tangan. Ia pun mengarahkan wajah Jisoo agar menghadap ke arahnya.

"Bukan disitu, tapi disini," ucap Lisa sambil membersihkan sudut bibir Jisoo menggunakan tissue.

Jisoo hanya diam memperhatikan setiap gerak-gerik Lisa. Sedangkan Jennie? Ia tengah memutar bola matanya malas melihat pemandangan dihadapannya itu.

"Tak perlu lama-lama juga membersihkannya Lisa," ucap Jennie sambil menepis tangan Lisa yang masih setia membersihkan ujung bibir Jisoo.

"Kau cemburu, huh?" ujar Jisoo menampilkan smirk nya. Lisa pun terdiam menatap ke arah Jennie menunggu jawaban apa yang akan Jennie lontarkan.

"Big no, aku masih normal eonnie," ucap Jennie sambil mengaduk minuman dihadapannya. Tanpa ia sadari, kini Lisa tengah tersenyum pahit karena harus menahan sesak di dadanya akibat ucapan Jennie tadi.

"Kalau begitu biar aku kencan dengan Lisa," ucap Jisoo lalu ia bergelayut manja di lengan Lisa.

"Bagaimana beb, apa kau mau berkencan denganku?" goda Jisoo.

"Yak, kau sangat manja sekali hari ini Jisoo," ucap Lisa gemas.

"Just call me baby," titah Jisoo sambil menatap ke iris mata Lisa. Lisa hanya tersenyum lalu mengacak rambut Jisoo membuat Jisoo menggerutu karena ulah Lisa.

"Astaga, kalian kalau mau bermesraan jangan di depanku bisa kan," omel Jennie yang sudah mulai jengah melihat tingkah dua orang dihadapannya.

"Sudahlah, yang jomblo diam saja," ledek Jisoo yang masih setia bergelayut di lengan Lisa.

"Sekarang kita taken kan beb?" tanya Jisoo pada Lisa yang tengah menikmati makanannya.

Uhuk...

Uhuk...

Lisa pun tersedak mendengar ucapan Jisoo.

"Yak!  Lalisa!  Bisakah kau makan dengan pelan, tak perlu terburu-buru seperti itu," ucap Jennie khawatir, ia pun menyodorkan minuman untuk Lisa. Namun, tanpa disangka Jisoo sudah lebih dulu memberikan minumannya untuk Lisa.

"Kau mau ngapain Jen?" tanya Jisoo.

"Tidak, aku hanya mau minum saja sambil merenggangkan otot tanganku saja," ucap Jennie berbohong. Jennie pun berpura-pura memaju-mundurkan tangannya seolah sedang melakukan peregangan.

Lisa yang melihat itu terkekeh, tak menyangka dengan tingkah Jennie yang tiba-tiba aneh.

"Sudahlah Jen, nanti tanganmu pegal kalau terus-terusan seperti itu," tutur Lisa sambil menurunkan tangan Jennie yang sedari tadi tak berhenti melakukan gerakan peregangan.

°°°
Malam ini, Jennie tengah bersiap untuk pergi keluar. Ia akan pergi bersama Mario Maurer, sahabatnya yang  baru saja pulang dari Amerika.

Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya mobil Mario pun memasuki pekarangan rumah Jennie.

Jennie keluar menghampiri Mario yang kini baru saja mematikan mesin mobilnya.

"Hei," sapa Jennie yang kini sudah berada di dalam mobil Mario.

"Hei cantik, apa kabar?" Mario pun tersenyum ke arah Jennie.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja."

"Sudah siap untuk berangkat?" tanya Mario yang dibalas anggukan oleh Jennie.

"Let's go,"

To be continue...

You Make Me Crazy (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang