Five

5.5K 374 1
                                    

Pagi ini Lisa tengah bersiap untuk berangkat ke kantor Kim. Dia tengah menatap pantulan wajahnya di cermin sambil memutar-mutar badannya bak seorang model.

"Hello, bukankah aku sangat perfect cermin?" ucap Lisa sambil menatap cermin di depannya.

"Ho ... Ho ... Ho ... Kau sangat sempurna Lisa," ucapnya pada dirinya sendiri.

Selesai berdandan ia langsung meraih kunci mobilnya dan melesat menuju perusahaan Kim.

°°°
Saat sampai di perusahaan Kim, Lisa yang tengah terburu-buru tak sengaja menabrak Jisoo saat hendak menuju lift hingga Jisoo terhuyung.

"Astaga, maaf aku tak sengaja. Apa kau baik-baik saja Nona?" tanya Lisa khawatir.

Jisoo yang berdiri membelakangi Lisa pun menoleh, dan terkesima akan aura Lisa.

"Astaga, apakah dia pangeran? Wajahnya tampan sekali Tuhan," teriak Jisoo dalam hati.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" ulang Lisa sambil melambaikan tangannya di depan wajah Jisoo.

"T-tentu, aku baik-baik saja, kau tak usah khawatir," jelas Jisoo.

Tak berapa lama mereka pun keluar dari lift.

"Apa kau hendak ke ruang pemotretan juga Nona?" tanya Lisa.

"Ah tidak, aku hanya ingin menemui saudaraku di ruangannya sebentar," jawab Jisoo.

"Apa kau anak baru disini?"

"Ya, aku baru bekerja hari ini Nona," ucap Lisa.

"Kalau begitu selamat bekerja, jangan sia-siakan kesempatan yang kau miliki Nona," ucap Jisoo seraya tersenyum.

"Terima kasih Nona, kau pun juga selamat bekerja," balas Lisa sambil menampilkan senyum terindahnya.

Lagi-lagi Jisoo dibuat jatuh ke pesona yang Lisa berikan.  Jantungnya berdetak sangat kencang saat melihat senyum Lisa.

"Astaga, apa aku kena serangan jantung Tuhan? Kenapa jantungku berdetak sekencang ini," gerutu Jisoo dalam hati. Tanpa ia sadari Lisa telah berlalu meninggalkannya.

Dengan segera ia menuju ke ruangan Jennie. Ia langsung menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat si pemilik ruangan terkejut dibuatnya.

"Astaga eonnie, bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk? Membuat orang kaget saja," gerutu Jennie.

"Hehe, maaf Jen. Tadi aku tak sengaja."

"Tumben sekali eonnie ke ruanganku pagi-pagi seperti ini, apa ada hal penting?" tanya Jennie.

"Tak ada, aku hanya bosan saja. Tadinya aku ambil cuti ingin pergi liburan tapi tak jadi, dan aku bosan berada di rumah sendirian makanya aku kemari," terang Jisso.

Jennie pun hanya ber "oh" ria.

"Eh Jen, tadi aku bertemu karyawan baru di lift," ucap Jisoo antusias.

"Karyawan baru?" ucap Jennie bingung.

"Iya, bukankah kemarin kamu yang interview dia? Itu loh yang mukanya sangat tampan dan cantik," jelas Jisoo.

"Ah ya aku ingat," ucap Jennie sambil menjentikkan jarinya.

"Dia namanya Lalisa Manoban eonnie," lanjutnya.

"Nama yang bagus, sesuai dengan orangnya," ucap Jisoo sambil tersenyum penuh arti.

Jennie pun hanya memperhatikan tingkah saudaranya itu, ia bingung dengan sikap saudaranya yang aneh hari ini.

Saat mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba telepon Jennie berbunyi.

"....... "

"Ya, saya segera kesana," Jennie pun bergegas meninggalkan ruangannya sambil menarik tangan Jisoo.

"Hei, kita mau kemana?" ucap Jisoo bingung.

"Sudah ikut saja."

°°°
Kini mereka berdua tengah memperhatikan Lisa yang sedang bergaya di depan kamera. Jisoo tak henti-hentinya menatap kagum pada setiap gerakan yang Lisa lakukan hingga Jennie bosan dibuatnya.

"Eonnie, bisakah kau bersikap biasa saja jangan seperti itu," omel Jennie.

"Tak bisa Jen, dia itu terlalu keren aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya," ucap Jisoo dengan mata berbinar yang masih fokus menatap Lisa.

"Astaga eonnie, jangan bilang kau jatuh cinta padanya?" selidik Jennie.

"Kalau iya memang kenapa? Dia keren, tampan dan juga cantik, manly, hanya orang bodoh yang tak jatuh cinta padanya," terang Jisoo.

Jenni pun kaget mendengar jawaban Jisoo yang sangat terang-terangan itu.

"What? eonnie, sadarlah ... kalau appa sampai tau kau bisa habis dibunuh olehnya."

"Aishh ... Kau itu berlebihan, aku yakin kau pun juga suka padanya bukan?" ucap Jisoo sambil menampilkan smirk nya.

"Oh no, big no eonnie. Aku masih normal dan akan selalu normal," ucap Jennie meyakinkan.

"Kita lihat saja nanti," ucap Jisoo penuh percaya diri.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya sesi pemotretan pun selesai.

Lisa langsung menghampiri Jisoo dan Jennie yang sedari tadi tengah memperhatikannya.

"Swadikha," ucap Lisa memberi salam sambil menangkup kedua tangannya di depan dada.

Jisoo dan Jennie pun menganggukan kepalanya bersamaan.

"Kau sungguh pandai berpose di depan kamera Lisa. Auramu sungguh sangat terpancar," puji Jisoo.

"Ah terima kasih, tapi aku tak sehebat itu," ucap Lisa sedikit menunduk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Aish jangan merendah seperti itu. Ngomong-ngomong perkenalkan namaku Jisoo, Kim Jisoo. Aku saudara anak nakal ini," ucap Jisoo sambil melirik ke arah Jennie yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Jennie.

"Eonnie ya," rajuk Jennie sambil mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.

Jisoo dan Lisa pun hanya terkekeh melihat tingkah Jennie.

"Kau menertawakanku huh?" ucap Jennie sinis sambil menatap tajam ke arah Lisa.

"A-ah, ti-tidak. Aku tidak menertawakan anda," ucap Lisa menunduk.

"Ish kau ini galak sekali Jen, lihat dia jadi takut seperti itu. Sudah tak usah hiraukan dia Lisa, anggap saja dia tak ada," tukas Jisoo.

"Eonniii"


To be continue...

You Make Me Crazy (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang