Ten

6.7K 410 19
                                    

"Kau itu bodoh atau memang tak peka? Haruskah aku duluan yang menembakmu agar kamu tau perasaanku Lalisa," ucap Jennie dalam hati sambil membolak-balikkan dokumen yang ada di hadapannya.

"Hei kau, kenapa dengan wajahmu itu," ucap Jisoo yang tiba-tiba muncul dihadapan Jennie membuat Jennie terkesiap.

"Yak Kim Jisoo! Bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" omel Jennie sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku sudah mengetuk pintu asal kau tau, tapi tak ada jawaban darimu. Makanya aku langsung masuk, ku kira kau sudah gantung diri karena frustasi," sindir Jisoo.

"Dasar saudara macam apa kau bisa-bisanya bicara seperti itu," ucap Jennie sebal.

"Bagaimana? Apa kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?"

Jennie pun menggelengkan kepalanya membuat Jisoo geram.

"Jika sudah kehilangannya baru tau rasa kau bocah," ucap Jisoo dingin.

"Aku sudah memberinya kode, tapi dia tak peka eonnie," gerutu Jennie.

"Makanya langsung ucapkan jangan pake kode-kodean kau sedang tidak menjadi anak pramuka Jen, maka dari itu tak usah bermain kode segala. Nyatakan langsung atau tidak sama sekali," ujar Jisoo.

"Tapi aku malu eonnie, aku takut dia hanya mempermainkanku saja. Kau tau bukan ini pertama kalinya aku membuka hati untuk seorang wanita dan itu dia. Sedangkan kau tau sendiri sifatnya seperti apa. Bagaimana jika dia hanya bermain-main saja dengan perasaanku?" ucap Jennie panjang lebar.

"Kau itu terlalu berpikiran negatif sebelum tau yang sebenarnya Jen, jika kau memang cinta kenapa kau tak perjuangkan saja. Jangan bilang kau masih tak percaya cinta sejati," selidik Jisoo.

"Ti-tidak, dulu memang aku berpikir cinta hanya buang-buang waktu saja. Tapi semenjak aku mengenal Lisa, ada sesuatu dalam diriku yang tak bisa aku mengerti. Aku bahkan bingung dengan apa yang aku rasakan," jelas Jennie.

"Kalau begitu kejarlah, atau kau mau aku merebutnya darimu?" tanya Jisoo sambil menampilkan smirk nya.

"Yak!! Kau mau merebut pasangan saudaramu sendiri huh?" omel Jennie sambil melayangkan tangannya di udara.

°°°
Lisa kini tengah menikmati minuman yang ia pesan di cafe langganan nya.

Sesekali tersenyum saat mengingat kenangan di cafe ini bersama Jennie dan Jisoo.

Lamunannya tiba-tiba buyar saat ada seorang pelayan menghampirinya dan memberinya secarik kertas.

"Maaf nona, ini ada titipan untuk Anda," ucap sang pelayan.

"Huh? Untukku? Dari siapa?" tanya Lisa mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Saya tidak tau nona, tadi dia langsung pergi setelah memberikan kertas ini."

Lisa pun menerima kertas itu dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu membuka dan membaca surat yang ada di dalam amplop warna pink itu.

To: my L
From: J

Maaf, aku tak bisa menyatakan ini secara langsung. Mengenai ungkapan perasaanmu waktu itu, aku juga mencintaimu. Jangan pernah tinggalkan aku.

Your love,
J

Usai membaca surat dari Jennie, Lisa bergegas menuju kantor Jennie. Dengan langkah terburu-buru ia masuk ke ruangan Jennie tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat si empunya terkejut.

Lisa langsung menubruk tubuh Jennie dan memeluknya dengan erat.

"I love you J,  i love you," ucap Lisa sesenggukan karena ia tak bisa membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan.

"Li-Lisa, kau kenapa? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja kan?" ucap Jennie lalu melepaskan pelukan Lisa dan ia kemudian menempelkan telapak tangannya di kening Lisa.

"Kau tak panas, tapi kenapa tingkahmu aneh?" tanya Jennie.

"Ish, aku sudah membaca suratmu J, dan kau masih mau pura-pura tidak tau tentang itu? Kau jahat J," ucap Lisa merajuk. Ia pun memalingkan mukanya ke arah lain enggan memandang Jennie.

"Hei lihat aku," ucap Jennie sambil menangkup wajah Lisa menggunakan kedua tangannya.

"Aku tak tau apa yang kau bicarakan, sungguh," lanjutnya.

"Lalu ini apa maksudnya J?" tanya Lisa sambil menunjukkan secarik kertas dari dalam sakunya.

Jennie pun meraih surat itu dan membacanya. Tawa Jennie pecah saat membaca tulisan di dalam surat itu.

"Hahaha, bagaimana bisa kau mengira itu aku Lis? Disitu bahkan hanya ada inisial J saja, memangnya hanya aku yang punya inisial J di dunia ini?" tanya Jennie sambil memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa.

"Memangnya kau menyatakan cinta pada siapa saja selain padaku?" selidik Jennie. Tawanya yang tadi pecah seketika berganti dengan raut wajah yang sangat dingin.

"Tak ada J, cintaku hanya untukmu. Tak ada yang lainnya sungguh," jelas Lisa sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.

"Benarkah itu?"

"Ya J, asal kau tau. Kamu adalah pemilik hati ini J. Sampai kapanpun, bahkan saat aku tak bernapas lagi, cintaku tetap utuh untukmu J. Takkan pernah ada yang pernah menggantikan posisimu disini," ucap Lisa sambil menempelkan tangan Jennie di dada Lisa agar Jennie bisa merasakan detak jantung Lisa saat ini.

Jennie kemudian menarik tangannya. Ia menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya. Tanpa Lisa sadari, ucapan Lisa tadi membuat darahnya berdesir.

"J, tatap aku," titah Lisa.

Jennie akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap ke manik mata Lisa.

"Dengarkan ucapanku baik-baik karena aku takkan mengulanginya lagi. Jennie Kim maukah kamu menjadi kekasih Lalisa Manoban? Aku tak bisa berjanji sampai kapan aku bisa menemanimu, tapi aku bisa berjanji untuk tetap membahagiakanmu bahkan sampai detak di dalam jantungku ini berhenti. Saat musim berganti, saat rasa jenuh mulai menghampiri, rasaku akan tetap sama untukmu J. Aku tau, hubungan kita memang sulit diterima oleh dunia, tapi aku janji akan tetap bersamamu bahkan saat dunia meninggalkanmu aku akan tetap setia di sampingmu J," tutur Lisa sambil berlutut di hadapan Jennie. Lisa kemudian mengeluarkan cincin yang ia siapkan sebelum menemui Jennie tadi.

"Izinkan aku menjagamu J, izinkan aku tinggal di hatimu hingga akhir napasku J. Maukah kau menerimaku Jennie Kim Manoban?" tanya Lisa sambil memegang kotak cincin di hadapan Jennie.

Jennie lalu menarik Lisa agar berdiri dan langsung memeluk Lisa sambil meneteskan air mata bahagia.

"Berjanjilah untuk menjadi yang pertama dan terakhir Lisa, berjanjilah bahwa hatimu hanya milikku. Jangan pernah kau bagi hatimu untuk yang lain bahkan saat kau mulai jenuh dengan hubungan ini Lisa. Berjanjilah untuk tetap di sampingku, karena kau adalah yang pertama Lisa dan akan jadi yang terakhir untukku," ujar Jennie disela-sela tangisannya.

Lisa pun membalas pelukan Jennie tak kalah erat.

"Ya J, aku berjanji. Aku janji detak ini hanya untukmu. Napas ini hanya untukmu dan duniaku ini hanya milikmu," ucap Lisa.

Tanpa mereka ketahui di luar ruangan Jennie seseorang tengah mendengarkan percakapan mereka. Dia tersenyum bahagia karena usahanya tak sia-sia.

To be continue...

Double update ges 😁

You Make Me Crazy (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang