17 tahun kemudian.
Seorang gadis sedang berjalan terburu-buru di halaman istana yang luas, sambil membawa sebuah wadah berisi ikan yang masih segar hasil tambak istana.
Namun sialnya sebuah batu kerikil kecil yang tidak terlihat membuat nya kehilangan keseimbangan, yang menyebabkan dia terjatuh beserta wadah berisi ikan yang dia bawa.
Tidak hanya disitu kesialan sang gadis, karena wadah berisi ikan itu jatuh tepat kearah seseorang yang sedang duduk membelakanginya.
"Aduh sakit kaki ku" keluh nya yang belum sadar dengan keadaan di sekitarnya, sampai dia melihat ke arah wadah ikan yang sudah tergeletak di atas tanah.
Matanya membulat dengan bibir yang membentuk huruf O saat melihat apa yang sudah dia perbuat menyebabkan masalah besar.
"Pang_pangeran?" Tanyanya pada diri sendiri yang belum percaya dengan apa yang dia lihat.
Seorang pemuda dengan sorot mata tajam dan rahang mengeras menahan kemarahan yang siap meledak.
Sadar dengan kesalahan nya gadis itu langsung berdiri dan menghampiri pemuda yang adalah pangeran Samudra putra mahkota dari kerajaan tempatnya tinggal.
"Pangeran, maaf sungguh itu tidak sengaja" cicitnya sambil menunduk dalam, saat sudah berada dihadapan pangeran yang masih memandangnya tajam.
Hembusan nafas tak beraturan terdengar, menandakan bahwa sang pangeran sedang menahan emosinya yang menggebu.
Namun bukan meluapkan amarahnya sang pangeran malah pergi berlalu begitu saja, meninggalkan gadis itu yang masih menunduk takut.
Terlihat punggung sang pangeran yang berjalan kearah pintu masuk istana.
"Kurasa dia tak sejahat seperti apa yang banyak orang bicarakan, terbukti dia tidak memarahiku malah pergi begitu saja" seru gadis itu yang adalah Monalisa .©©©©
Pangeran Samudra adalah putra tunggal dari pasangan Raja Erick dan Ratu Emira.
Sebagai Putra Mahkota dia harus terbiasa menyelesaikan banyak masalah di dalam atau di luar istana di usianya yang masih sangat muda yaitu 18 tahun.
Keadaan seperti itu menyebabkan pangeran samudra menjadi pribadi yang dingin dan tak tersentuh, kadang bersifat arogan juga dia perlihatkan sebagai bentuk pemberontakan atas masa remajanya terasa di renggut.
"Pangeran, apa yang terjadi kenapa baju anda basah?" Tanya Rindang yang melihat sang pangeran yang baru memasuki pintu istana.
Matanya menatap tajam kearah Rindang, namun tidak membuat wanita paruh baya itu takut, sebab dia tau watak dari pangeran muda itu.
"Kau bisa menanyakannya pada anakmu yang ceroboh itu" serunya dingin sambil berlalu menaiki tangga menuju ke kamar dengan pintu bercorak emas yang adalah kamar sang pangeran.
Rindang yang mendengarnya hanya menggeleng dengan sifat anak nya yang sangat ceroboh.
"Monalisa, apa yang kamu perbuat nak?" Tanyanya pada diri sendiri, bingung dengan tingkah anak nya dan sang pangeran.Dari jauh dia melihat Monalisa yang membawa wadah ditangan nya sambil berjalan dengan kaki terkilir.
"Ibu, bantu aku kaki ku terkilir tadi di sana" seru Monalisa saat melihat rindang yang menatapnya dengan senyum keibuan nya.
"Apa yang terjadi nak? Tadi ibu melihat pangeran basah kuyup apa itu ulah mu?" Tanya Rindang saat anaknya itu telah berdiri dihadapannya.
"Emm iya bu itu tadi tidak sengaja, aku sudah minta maaf tapi pangeran malah meninggalkan ku" jawabnya sambil menunduk merasa sungkan dengan ibunya.
"Lain kali berhati-hati lah, pangeran bukan orang biasa seperti kita nak" ucapan Rindang hanya di balas anggukan oleh Monalisa.
"Ya sudah ayo sekarang kamu bantu ibu untuk masak ikan ini" lanjut ibunya sambil mengambil wadah yang di bawa Monalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran & Monalisa
General FictionDewasa (18+) Seorang pangeran memendam rasa cintai pada anak pelayannya? Bagai mana kisahnya ? Baca dan beri kesan dengan memberi 🌟 Jika ingin melihat semua chapter dengan cepat...😋maka harus komentar yang pedes atau lucu buat karakter nya ya...🤭...