2

130 6 5
                                    

Di meja makan terlihat keluarga kerajaan sedang berkumpul. Terlihat di sana ada raja Erick yang di dampingi ratu Emira dan pangeran samudra dengan beberapa penasehat istana yang sedang membicarakan mengenai sekolah untuk pangeran.

"Apa sudah ada sekolah yang tepat untuk pangeran?" Tanya raja Erick pada penasihat istana.

"Sudah yang mulia, sekolah Hevanna Greetel sekolah umum seperti yang pangeran mau, di sana juga ada sepupu pangeran samudra yaitu pangeran Azka dan putri Rosela"
Jelas penasehat istana dengan tenang dan jelas.

Raja Erick mengangguk mengerti sedangkan pangeran samudra hanya diam, dia hanya bisa menerima keputusan sang raja.

"Tugaskan juga pelayan pribadi untuk pangeran" seru sang Ratu dengan tegas.

"Baik yang mulia kalau begitu saya permisi untuk mempersiapkan" seru penasehat kerajaan dengan membungkuk dan dibalas anggukan sang raja dan ratu.

©©©©

"Rindang" panggil seseorang yang membuat pelayan itu menghentikan langkahnya.

"Oh penasihat, ada apa ? Apa anda perlu sesuatu?" Tanya Rindang sambil  berdiri di hadapan penasihat kerajaan.

"Ku dengar kau memiliki seorang putri?" Tanya penasihat yang membuat Rindang mengerutkan alisnya bingung namun tetap mengangguk.

"Iya penasihat, tapi ada apa anda bertanya seperti itu?" Tanya Rindang yang takut anaknya berbuat ulah lagi.

"Tak apa hanya aku ingin menawarkan anak mu untuk menjadi pelayan pribadi pangeran saat di asrama Hevanna Greetel" jelas penasihat membuat Rindang terkejut sekaligus senang.

Pasalnya sebuah kehormatan jika Monalisa bisa dipercaya menjadi pelayan pribadi pangeran.

"Apa anda serius? Dia pasti mau dan sangat senang, ini suatu kehormatan untuk keluarga kami karena dipercaya untuk menjadi pelayan pribadi" seru Rindang sambil tersenyum lebar.

"Baik lah beri tahu anak mu untuk bersiap karena lusa pangeran akan berangkat ke Asrama, aku permisi sekarang" jelas penasihat dan pergi meninggalkan Rindang yang langsung pergi ke kamarnya untuk mengabari anaknya tentang kabar ini.

©©©©

Monalisa yang baru saja selesai menjemur pakaian di kagetkan dengan kedatangan ibunya yang tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Ibu, kenapa terburu-buru? Nanti ibu bisa jatuh kalau seperti itu" seru Monalisa menghampiri ibunya.

"Monalisa siapkan semua pakaian mu dan barang-barang mu sekarang" seru sang ibu membuat mata Monalisa membola.

"Ibu? Maksud ibu apa? Apa ibu akan mengusirku?" Tanya Monalisa dengan  air mata yang menggenang.

Ibunya yang mendengar itu justru tertawa dan memukul pelan bahu anak yang dia asuh sejak bayi itu.

"Bukan sayang, ibu menyuruhmu bersiap karena kamu dipilih untuk menjadi pelayan pribadi pangeran sayang" Monalisa yang mendengarnya merasa terkejut.

Dia tidak ingin meninggalkan ibunya sendiri di istana yang luas ini, namun melihat wajah senang ibunya membuat dia tidak mungkin menolak.

Dengan senyum yang dia paksakan akhirnya dia mengangguk berusaha mengerti keinginan sang ibu.

"Anak pintar, nanti di sana kamu bisa belajar nak, jadi lah anak yang pintar" seru sang ibu sambil membelai pipi halus Monalisa.

"Iya ibu, aku mengerti jangan lupa doa kan aku selalu bu, ayo kita bersiap sekarang bu"serunya seraya menahan genangan di pelupuk matanya.

"Lusa kamu berangkat pagi, bersama pangeran" jelas ibunya yang di balas anggukan cepat oleh Monalisa.

Mereka menyiapkan keperluan yang akan dibawa ke Asrama Hevanna Greetel sekolah para pangeran dan putri raja.

Pasti di sana banyak orang-orang kerajaan yang lain, aku berharap bisa memiliki teman yang sama sepertiku. Seru Monalisa dalam hati.

Pangeran & MonalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang