8

82 9 4
                                    

Malam pun tiba pangeran Samudra masih bergelut dengan fikiran, fikiran yang terus berputar pada kedekatan Monalisa dengan sepupunya Azka.

'pasti terselip sebuah rencana busuk dalam otak gadis ceroboh itu. Ya pasti.'

Lamunan nya terputus saat suara dering handphone berbunyi dan memperlihatkan nama Azka di sana, dengan enggan ia menerima panggilan itu.

"Halo" seru pangeran dengan nada yang cukup dingin.

"Halo, Samudra maaf mengganggu malam-malam begini, aku hanya ingin menanyakan kabar Monalisa, sejak tadi aku terus resah memikirkannya" ujarnya terdengar tidak enak hati karena menggangu malam-malam.

"Dia baik-baik saja dan kurasa kau tak perlu sepeduli ini dengan pelayanku"
Seru pangeran dengan nada dingin yang sarat akan ketidak sukaan.

"Kau jelas tau mulai saat ini dia adalah teman ku Samudra" jelas Azka yang membuat orang yang ada di balik telpon nya meradang dengan rahan mengeras menahan amarahnya.

"Aku tidak mempekerjakan dia untuk berteman" seru pangeran dengan nada sedikit meninggi.

"Hahahaha kau  terdengar seperti seorang laki-laki yang tidak senang jika gadis yang kau sukai bersama laki-laki lain" jawaban Azka langsung menyadarkan pangeran dengan apa yang barusan dia lakukan.

"Kurasa kepalamu terganggu, ada baik nya ku akhiri saja percakapan tidak berbobot ini" setelahnya panggilan di matikan secara sepihak oleh pangeran.

Setelah melalui hari yang cukup rumit pangeran memilih merebahkan dirinya di atas sofa di depan perapian dan tenggelam dalam kegelapan yang membawa dirinya ke alam mimpi.

©©©©

Pagi telah menggantikan malam. Dua anak manusia berbeda jenis sedang berkutat di meja makan dengan canggung.

Terlihat Monalisa yang sedang menyiapkan makan pagi dengan di iringi tatapan dari pangeran Samudra yang telah siap dengan pakaian casual nya.

"Silahkan di makan pangeran, saya ada di belakang jika pangeran butuh sesuatu" serunya dengan wajah menunduk menyembunyikan semburat merah di bibinya.

"Duduk di sana Monalisa, apa kau menjamin makan ini aman?" Serunya yang membuat Monalisa mengerucut kan bibirnya dan memilih duduk di bangku paling jauh dari pangeran Samudra.

"Aku minta kau menjauh dari Azka" ujarnya yang membuat Monalisa mengerut kan dahinya bingung.

"Apa maksud pangeran? Saya tidak mendekati siapapun, pangeran Azka hanya ingin berteman" jawab Monalisa sedikit terbawa suasana.

"Kau membantahku Monalisa?" Tanya pangeran dengan mata menatap Monalisa tajam.

Ditatap seperti itu membuat Monalisa sadar akan status nya yang hanya seorang pelayan, yang membuatnya hanya bisa

"Anda tidak berhak melarang saya berteman dengan pangeran azka" serunya dan berdiri meninggalkan pangeran yang siap memuntahkan amarahnya.

"Monalisa! Siapa yang menyuruh mu pergi!?" Teriak pangeran dengan keras namun tidak di indahkan oleh Monalisa.

Monalisa terus berjalan kearah taman yang berada di tepi kolam renang, disana adalah tempat yang tepat untuk menyendiri.

Namun saat berjalan di tepi kolam renang seseorang menarik lengannya hingga dia berbalik, sial nya karena tidak siap alhasil kakinya tergelincir.

Lengannya yang berpegangan pada seseorang yang menariknya membuat si penarik ikut terjatuh ke dalam kolam renang.

Monalisa yang tidak dapat berenang mencoba menggapai apapun yang ada di sekitarnya.

Hingga sebuah lengan merengkuhnya kedalam sebuah pelukan dan membawanya ke tepi kolam.

Nafas nya tak beraturan pelukan nya tak mengendur sedikit pun.

Sadar dari apa yang di lakukan nya membuatnya menjauh kan diri dan melihat pangeran yang sedang menatapnya dalam.

"Pangeran" serunya dengan air mata yang mengalir tanpa bisa di tahan.

Pangeran yang melihatnya dengan spontan langsung menarik Monalisa dalam dekapan nya.

"Tenang lah, kau sudah baik-baik saja, ada aku disini" ujarnya mencoba menenangkan.

Tanpa mereka sadari dari balik pintu penghubung terlihat sepasang mata sedang memperhatikan mereka berdua dengan tangan mengepal.

'sialan! Awas saja kau pelayan tidak tahu di untung' ujar seseorang yang adalah Rosela yang datang untuk makan pagi bersama pangeran.

Pangeran & MonalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang