"wahhh kau sangat cantik, monalisa" seru Jenna dengan wajah sumringah.
"Kau terlalu berlebihan memujiku Jenna, aku takut nanti aku terbang seperti balon" candanya sambil tertawa riang.
Jujur saja sebenarnya Monalisa tidak berfikir jika pangeran samudra akan mengijinkan nya pergi ke acara Hevanna Greetel.
Setelah beberapa menit Jenna dan Monalisa telah selesai memakai pakaian pelayan yang sudah di siapkan oleh pihak Hevanna Greetel. Walaupun hanya menggunakan pakaian pelayan tapi wajah cantik Monalisa tidak dapat ditutupi.
Mereka berdua telah di beri perintah untuk mengantarkan minuman kepada tamu-tamu di acara itu. Dengan bersemangat mereka mulai berkeliling dengan membawa baki berisi minuman.
"Monalisa, kau disini juga?" Tanya seseorang yang adalah pangeran Azka. Hari ini pangeran Azka terlihat sangat tampan dengan jas berwarna abu-abu yang melekat pas di tubuh proporsional nya. Rambut yang ditata dengan rapi membuat nya tidak terlihat seperti biasanya.
"Pangeran Azka, iya pangeran saya menjadi pelayan untuk acara ini" jawab Monalisa dengan tersenyum cerah.
Pangeran Azka tersenyum sambil mengangguk ringan. "Kau terlihat sangat senang, ada apa?" Tanya pangeran Azka dengan nada jenaka.
"Jelas saya senang di sini banyak makanan enak dan laki-laki tampan" ujar Monalisa sambil tertawa kecil.
Mereka berdua tertawa dengan ringan layak nya teman. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan interaksi mereka dengan tajam.
"Anda mau minum? Pasti anda haus karena terus menertawakan saya" canda Monalisa dengan nada menyindir.
Pangeran Azka tertawa namun tangan kanannya tetap ngambil minuman yang di tawarkan Monalisa.
"Kau menyindir ku terus Monalisa" seru Azka sambil melihat kesekelilingnya.
Dan senyumnya perlahan menyusut saat dia melihat samudra yang sedang menatap mereka. Dahinya sedikit berkerut dengan sikap sepupunya itu yang terlalu posesif dengan seorang pelayan.
"Monalisa, bisa kau taru baki itu sebentar?" Tanya Azka pelan membuat dahi Monalisa berkerut bingung.
"Untuk apa?" Monalisa balik bertanya namun dengan segera dia menurunkan baki yang ada di tangannya.
Azka tersenyum dan menarik lengan Monalisa ke arah lantai dansa. Monalisa yang kebingungan menahan laju langkahnya namun Azka tetap bersih kukuh tetap menariknya.
"Aku ingin berdansa dengan mu sebentar lagi dansa akan di mulai" ujar Azka santai dengan senyum yang terus iya tebarkan.Dengan perasaan campur aduk Monalisa tidak bisa menolak ajakan Azka, ia berdiri sangat canggung diantara pasangan dansa lainnya. Dan yang paling parah nya, iya melihat wajah tuan nya yang terlihat tak terbaca sedang menatapnya.
Saat musik mulai dinyalakan saat itu juga degup jantung Monalisa bagai di tabuh. Sentuhan di pinggang nya membuat Monalisa sangat gugup Azka bahkan mendekatkan wajahnya ke arah telinga Monalisa.
"Tuan mu terlihat sangat jelek hari ini" ujarnya sangat tidak penting menurut Monalisa.
Karena sepengelihatannya pangeran Samudra sangat tampan seperti biasanya. Belum sempat Monalisa membalas ucapan Azka mereka sudah harus mengganti pasangan dansa tibalah saat monalisa ingin menggapai lengan seorang laki-laki dengan rambut ikal, namun terhenti saat pinggangnya ditarik paksa oleh sebuah lengan kekar.
Tubuh Monalisa terbentur dada bidang seseorang yang tadi menarik nya. "Maaf" gumam Monalisa.
"Kau sangat nakal Monalisa". Suara itu membuat Monalisa menengadah dan bertemu pandangan dengan tatapan dingin milik pangeran Samudra.
"Pangeran ma_maaf" ujarnya gugup ingin melepaskan diri namun punggungnya di tahan oleh tuannya.
Jadilah mereka makin dekat bahkan nyaris tidak berjarak."Apa yang harus aku lakukan padamu Monalisa? Untuk hal ini?" Tanya pangeran Samudra dengan berbisik di telinga Monalisa.
Monalisa hanya bisa menunduk dalam menghindar dari tatapan pangeran Samudra yang sedingin es.
Karena tidak kunjung mendapat jawaban pangeran Samudra memilih meninggalkan acara dengan menarik lengan pelayanan nya.Mereka terus berjalan kearah kamar pangeran Samudra, setibanya di sana Monalisa dihempaskan kearas sebuah sofo besar.
"Kau tau apa yang kau lakukan?!" Tanya pangeran Samudra dengan keras.Monalisa terisak dan menunduk dalam mulutnya susah mengeluarkan suara.
Pangeran Samudra mendekat dan menarik dagu Monalisa untuk menatap nya. Linangan air mata sudah memenuhi wajah cantik Monalisa.
"Aku bertanya pada mu! Jawab dan tatap mata ku" bentakan itu membuat Monalisa langsung menjawab."Saya minta maaf pangeran, saya tadi membuat anda malu" seru Monalisa sambil terisak.
Mendengar itu pangeran menghela nafas panjang, bukan itu jawaban yang ia inginkan. Perlahan pangeran berdiri dan meninggalkan Monalisa yang masih terisak sendirian.
Pangeran merasa frustasi dengan apa yang ia rasakan. Merasa jika ini bukan dirinya yang sebenarnya. Ia merasa sangat tidak nyaman saat melihat Monalisa berdekatan dengan Azka.
"Sialan gadis itu. Apa dia memiliki niat yang begitu buruk? Sampai aku merasa sangat waspada terhadap nya?" Otaknya sulit untuk menerima perasaan yang terasa asing dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran & Monalisa
General FictionDewasa (18+) Seorang pangeran memendam rasa cintai pada anak pelayannya? Bagai mana kisahnya ? Baca dan beri kesan dengan memberi 🌟 Jika ingin melihat semua chapter dengan cepat...😋maka harus komentar yang pedes atau lucu buat karakter nya ya...🤭...