11

82 5 0
                                    

Monalisa menjalankan semua dengan baik, dengan menjauh dari Azka dan melakukan tugas seperti pelayan pada umumnya tanpa terlalu banyak terlibat kontak fisik dengan pangeran.

Hari ini dia mendapatkan berita bahwa Asrama akan mengadakan sebuah pesta ulang tahun berdirinya
Hevanna Greetel yang ke 68 tahun.

Dan Monalisa terpilih menjadi pelayan di hari besar itu.
"Apa benar surat ini untuk aku Jenna?" Tanya nya pada pelayan Azka yang sudah resmi menjadi teman nya.

"Iya itu benar, aku mendapat surat itu dari kepala pelayan di sini, aku juga terpilih jadi kita bisa datang ke pesta itu, aaa aku jadi tidak sabar" serunya dengan nada yang sangat gembira.

Sungguh itu kehormatan bagi mereka bisa berkontribusi dalam acara sebesar ini.

"Kalo begitu aku akan izin dengan pangeran Samudra, apa kamu sudah izin?" Seru Monalisa sambil berjalan di lorong asrama menuju ke dapur utama untuk mengambil stok cemilan pangeran.

"Belum haha, aku lupa karena terlalu senang" ujar Jenna sambil tersenyum jenaka.

"Tapi kalo pangeran Azka pasti mengijinkan, kalo aku kan belum tentu boleh" seru Monalisa dengan tidak yakin.

"Pasti boleh lah, kan malam itu pangeran juga pergi ke acara itu jadi kamu bebas" mendengar jawaban Jenna membuat Monalisa menjadi percaya diri.

Mereka terus berjalan tak sadar ada seseorang yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka.

'aku harus laporkan ini pada putri Rosela' serunya seseorang yang adalah Debora pelayan putri Rosela.

Dengan membawa informasi itu dia pergi ke kamar sang putri untuk memberitahukan apa yang sudah dia dengar.

©©©©

"Kemana pelayan itu?! Kenapa lama sekali perginya" seru pangeran sambil berdiri di depan jendela besar yang menghadap langsung ke halaman Asrama.

Sampai suara pintu terbuka terdengar, menandakan Monalisa baru saja tiba.

Pangeran melangkah menuju sofa dan duduk berpura-pura acuh atas kedatangan Monalisa yang sejak tadi ia tunggu.

"Emm maaf pangeran saya sedikit lama, tadi saya mendapat surat ini dari kepala pelayan Asrama" ujarnya sambil memberikan surat kepada pangeran.

Pangeran langsung menerimanya dengan acuh dan membacanya.

Dahinya berkerut dan matanya langsung menatap tajam ke arah Monalisa yang sedang menunggu jawaban.

Sadar akan tatapan pangeran yang terarah kepadanya membuatnya langsung menunduk.

"Apa ini penting untuk mu?" Tanyanya sambil meletakan surat itu di meja di depan nya.

"Itu adalah acara besar yang di adakan asrama Hevanna Greetel, maaf pangeran kehormatan untuk saya apa bila bisa berpartisipasi di dalam nya" pangeran mengangguk ringan mendengar jawaban Monalisa.

"Aku pikirkan nanti, sekarang aku ingin makan sesuatu yang berkuah" hembusan nafas kasar di keluarkan Monalisa karena tidak mendapat jawaban.

"Baik pangeran" jawab nya sambil menunduk dan berjalan menuju dapur di kamar itu.

'dasar pangeran bermuka papan, asal kau tau, kau sangat menyebalkan dengan muka papan mu itu' gerutu Monalisa dalam hati.

Pangeran & MonalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang