3

118 9 8
                                    

Akhirnya hari keberangkatan pangeran samudra ke Asrama Hevanna Greetel telah tiba.

Penghuni kerajaan dikejutkan dengan hadirnya Monalisa sebagai pelayan pribadi pangeran, namun tak ada yang bisa berkomentar karena raja sudah setuju.

Monalisa terlihat membawa barang-barang pangeran Samudra kedalam sebuah mobil mewah berwarna hitam dan membukakan pintu untuk pangeran.

Mata Monalisa terus melihat kearah sang ibu saat mobil mulai berjalan meninggalkan pekarangan istana.

Pangeran yang melihatnya hanya acuh, dan berusaha terlihat biasa saja.

"Sebaiknya kau tak usah ikut jika tidak mau" seru pangeran dengan nada dingin yang mengagetkan lamunan Monalisa.

"Maaf pangeran?" Seru Monalisa yang bingung dengan maksud pangeran.

"Sudah lah lupakan" jawab pangeran dengan malas meladeni gadis yang sedang tidak fokus.

Monalisa yang mendengar nada malas pangerannya hanya bisa menunduk dan meminta 'maaf'.

Sisanya perjalanan di isi dengan keheningan, sampai terdengar suara muntahan dari arah bangku yang ditempati Monalisa.

"Hei ! Apa yang kau lakukan di mobilku heh" seru pangeran saat sadar bahwa Monalisa muntah didalam mobilnya.

"Maaf pangeran, aku tidak biasa berpergian menggunakan mobil jadi aku mual, lagi pula ini diwadahi dengan pelastik" seru Monalisa merasa bersalah.

"Oh shit ! Gadis kampung, tepikan mobilnya bodoh!" serunya pada Monalisa dan supir mobil kerajaan.

Pangeran keluar dari mobil dengan terburu-buru dan memuntahkan makan paginya.

Monalisa dan sang supir yang melihatnya menjadi khawatir.

"Pangeran anda tidak apa?" Tanya Monalisa sambil memberikan botol air mineral.

Ditanya seperti itu pangeran memijat pangkal hidung nya dan bersandar di mobil.
"Apa kau sebodoh itu? Aku jelas mual melihatmu yang muntah di hadapan ku bodoh!" Serunya dengan nafas memburu menahan emosinya.

"Maaf pangeran, itu sulit ditahan" seru Monalisa membela dirinya.

"Sudah lah! Ayo jalan lagi" Seru pangeran yang malas berdebat dengan pelayannya itu.

Monalisa yang melihat sifat pangeran nya hanya bisa mengerucutkan bibirnya sebal.

©©©©

Akhirnya mereka sampai di depan Asrama Hevanna Greetel yang terlihat sangat megah.

Monalisa yang baru sekali keluar istana memandang kagum bangunan dengan gaya klasik yang sangat megah itu.

Pangeran yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafas jengah.
"Sebaiknya kau tutup mulutmu itu, sebelum ada babi yang masuk" serunya sambil meninggalkan Monalisa dengan beberapa koper bawaan nya.

' apa ini kehidupan nyata? Ini luar biasa, aku bebas ! '
Serunya dalam hati sambil menarik koper-koper besar milik pangeran.

"Hei Samudra, siapa yang kamu bawa itu? Dia terlihat sangat kampungan" seru seorang gadis bangsawan yang membuat Monalisa memutar matanya bosan.

'selalu seperti itu, gadis bangsawan yang angkuh'
Seru Monalisa dalam hati sambil melewati mereka dan masuk kedalam pintu besar Asrama.

Dilihat dari semua barang dan perabotan di sana ini bukan seperti Asrama melainkan penthouse mewah.

Bahkan ada kolam renang dengan pancuran yang sangat indah.
"Keluarga kerajaan memang berbeda" seru Monalisa pelan.

"Apa yang kau lakukan di situ? Sebaik nya benahi barang-barang ku" seru suara bariton milik pangeran samudra yang mengagetkan nya.

Mendengar itu Monalisa hanya bisa menghembuskan nafas malas.

"Baik pangeran" seru Monalisa dengan menunduk.

namun saat berjalan tak sengaja kakinya tersangkut kakinya yang satu dan menyebabkan keseimbangan nya hilang dan ahkhir nya Monalisa tersungkur membentur meja kayu kecil di depannya.

"Aduhh sakit, sakit sekali kakiku" keluh nya terdengar menahan tangis.

Sebuah decakkan terdengar
"Apa kau seceroboh itu? Sampai melukai dirimu sendiri?"tanya pangeran yang sudah merunduk untuk membantu pelayan nya itu.

"Maaf pangeran, sungguh itu murni kecelakaan" serunya membela diri.

"Kau selalu membela diri dengan alasan yang menyebalkan" seru pangeran sambil membantu memapah Monalisa yang sulit berdiri karena kakinya terbentur dan memar.

Dua orang yang baru saja masuk ke dalam Asrama pangeran melihat kejadian itu merasa kaget, terutama Rosela yang memang memendam rasa pada pangeran.

Kedekatan antara pangeran Samudra dan pelayan nya itu jelas mengusik nya.

"Ada apa ini pangeran? Kenapa pangeran memapahnya seperti itu?" Seru Rosela sambil menatap tajam Monalisa.

"Apa kau buta Rosela? Jelas kau melihatnya dia terluka dan aku sedang membantu nya" seru pangeran dengan decakan jengkel kepada dua orang wanita yang merepotkan di hidupnya.

Monalisa yang sadar akan tatapan itu berusaha berdiri sendiri walau kakinya sakit.

"Pangeran aku bisa berjalan sendiri sepertinya kakiku sudah baikan" bohong nya pada pangeran yang masih memegang lengan nya.

"Oh baiklah" seru pangeran dengan sedikit salah tingkah dengan apa yang barusan dia lakukan.

"Wow pelayan mu sangat cantik pangeran, dia masih terlihat polos" seru Azka yang tak lepas melihat kepergian Monalisa.

Pangeran yang mendengarnya hanya menghembuskan nafas tidak peduli sekaligus jengah dengan sifat sepupunya yang terkenal sebagai seorang Casanova.

"Sudah lah apa yang kalian bicarakan? Pelayan ya tetap saja pelayan kastanya berbeda dengan kita, ya kan pangeran?" Seru Rosela sambil bergelayut manja di lengan pangeran.

"Ayo kita berkeliling pangeran samudra, aku akan membawa mu ke suatu tempat yang indah" serunya lagi sambil menarik lengan pangeran.

Akhirnya mereka berjalan mengelilingi Asrama dengan menggunakan kuda yang sudah di siapkan masing-masing kerajaan.


©©©©
Sejujurnya aku pengen banget di kasih ❤️
Dannnnnnn
Ajari penulis baru yang amatir ini dengan komen ya guys..

Pangeran & MonalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang