Pagi ini adalah hari pertama pangeran Samudra ikut kegiatan di Asrama Hevanna Greetel.
Di Asrama ini pelayan pribadi di haruskan melayani dimana pun dan kapan pun.
Jadilah saat ini Monalisa mengikuti kemanapun pangeran pergi.
Senyum tak pernah lepas dari bibirnya yang merah alami, dia melihat banyak anak bangsawan yang sedang belajar tentang kerajaan.
Seperti saat ini dia melihat pangeran sedang berlatih menembak di sebuah lapangan.
'dunia memang sangat tidak adil, bagai mana bisa dari banyaknya laki-laki bangsawan, dia masih tetap terlihat paling mencolok' serunya pelan sambil menatap ke arah pangeran samudra yang sedang membidik sasaran nya.
"Apa kau pelayan pangeran Samudra?" Tanya seseorang yang membuat Monalisa terkejut.
Monalisa yang terkejut langsung berbalik dan melihat laki-laki yang pernah menyambut pangeran saat tiba di Asrama.
"Pangeran Azka, anda mengagetkan saya" seru nya sambil menunduk.
"Hahaha maaf aku mengagetkan mu" ujarnya sambil tertawa "Azka saja aku tidak suka di panggil pangeran" sambung nya yang membuat Monalisa mengeryit bingung.
"Itu sudah peraturannya pangeran, saya harus mematuhinya kalau tidak ingin di hukum" jelas Monalisa dengan sopan.
"Emm begitu ya, kalau begitu aku memerintah mu untuk memanggil namaku saja" ujar Azka dengan senyum jenaka.
"Ohh pangeran jangan membuatku dalam kesulitan" seru Monalisa sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Santai saja ini hanya jika kita sedang berdua, jujur aku bukan orang yang gila jabatan, panggilan pangeran sangat kaku" keluh nya sambil duduk di bangku tunggu.
"Baik pangeran_ emm Azka" seru Monalisa terbata.
"Nah begitu lebih baik, duduk di sini" ujar Azka sambil menepuk bangku disebelahnya, yang membuat Monalisa bingung.
"Duduk Monalisa" serunya sambil menarik lengan Monalisa."Tap_tapi pangeran_eh Azka tidak enak nanti ada yang lihat" seru Monalisa sambil melihat ke segala arah takut ada yang melihat nya.
"Tidak akan" serunya seraya memainkan handphone canggih milik nya.
Monalisa yang melihat itu hanya bisa duduk dengan hati gelisah.
'semoga stok kesialan ku sudah habis'©©©®
"Pangeran" panggilan yang membuat konsentrasinya terpecah.
Saat melihat siapa yang memanggilnya pangeran samudra mengerutkan dahinya bingung.
Bukan karena Rosela yang sedang berjalan ke arahnya, melainkan pemandangan di belakangnya.
Terlihat Azka yang sedang bercanda gurau dengan pelayan nya.
'sejak kapan mereka sedekat itu?' Serunya dalam hati, namun tetap berusaha acuh.Rosela yang merasa pangeran mangabaikan nya langsung mengikuti arah pandang pangeran dan melihat Azka kakak nya sedang berbincang dengan pelayan yang bernama Monalisa.
"Kakak ku memang seperti itu, tidak boleh melihat yang polos pasti langsung di incar" seru Rosela sebagai penjelasan atas pertanyaan di benak pangeran.
"Dia harus nya tidak sedekat itu dengan pelayan ku, pelayan itu bisa besar kepala" seru pangeran sambil melangkah mendekati kedua pasang manusia yang masih asik dengan pembicaraan mereka.
©©©©
Jangan lupa tinggalkan jejak guys...
Sesungguhnya penulis kacau ini butuh dukungan moril berupa ❤️ dan komentar yang mengenyangkan.Sengaja tiap chapter dikit biar geregetan....
Terus komen dehh...😋🤫
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran & Monalisa
General FictionDewasa (18+) Seorang pangeran memendam rasa cintai pada anak pelayannya? Bagai mana kisahnya ? Baca dan beri kesan dengan memberi 🌟 Jika ingin melihat semua chapter dengan cepat...😋maka harus komentar yang pedes atau lucu buat karakter nya ya...🤭...